Yogyakarta Independent School: Hari Batik di Sekolah Berkurikulum International Baccalaureate di Yogyakarta

Di antara sekolah – sekolah nasional baik negeri maupun swasta, dalam beberapa tahun terakhir ini kita banyak mendengar keberadaaan sekolah – sekolah internasional atau sekolah berstandar internasional. Sebagai kota yang terkenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta tidak luput dari sekolah – sekolah “yang konon mahal” yang bertumbuhan yang menjadi pilihan masyarakat dalam upaya mempersiapkan masa depan putra – putri mereka dengan pendidikan terbaik.

Dalam beberapa bulan terakhir saya pun mulai penasaran untuk mengenal sekolah – sekolah itu. Mengenal dalam arti ingin mengetahui lebih dalam apa sebenarnya motivasi orangtua yang mendorong mereka memilih mensekolahkan anak-anak mereka di sekolah berkurikulum internasional, sekolah internasional apa dan dimana saja yang menjadi pilihan di kota Yogyakarta, mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan lain sebagainya.

Saya pun mulai meluangkan waktu untuk melakukan penelurusan di internet. Mencari tahu apa saja sekolah berkurikulum internasional di Yogyakarta dan dimana letak mereka masing-masing. Menelisik pemberitaan satu media ke media masa lainnya, dan saya ingin mendapatkan insight lebih dalam dengan mencari testimoni, pendapat, dan review personal dari para orangtua yang telah dan akan mengambil keputusan untuk mengambil pilihan sekolah berstandar internasional.

Ada banyak sekali artikel di blog-blog pribadi yang saya baca satu per satu, aneka post di berbagai platform sosial media seperti facebook, instagram, dan twitter, sampai dengan ngobrol-ngobrol dengan beberapa rekan blogger yang kebetulan saya kenal yang telah memilih sekolah non nasional.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah unggahan sosial media dari Prima Hapsari beberapa pekan lalu. Tentang kunjungannya ke salah satu sekolah yaitu Yogyakarta Independent School yang terletak di Jombor Lor, Sinduadi Mlati Sleman.

Kenapa saya tertarik dengan unggahan Prima Hapsari, karena secara pribadi saya mengenalnya sebagai seseorang yang cukup idealis, teliti, dan tidak tergesa-gesa. Saya mengetahuinya selalu melakukan riset dengan sejumlah pertimbangan sebelum mengambil keputusan baik itu keputusan besar maupun keputusan sepele seperti membeli lipstik. 😀 Kemungkinan saat itu Prima sedang survey untuk mencari sekolah terbaik untuk anak-anaknya.

Saat itu saya langsung merespon unggahan di media sosial itu dengan komentar “Ke sekolah bagus kok ngga ajak-ajak?” Kemudian saya segera meluncur ke blog pribadi yang biasanya ia gunakan untuk menumpahkan semua gagasan, ide, sampai uneg-unegnya.

Singkat cerita saya pun berkunjung ke sekolah YIS pada hari Senin, 3 Oktober 2022, bertepatan dengan event YIS Batik Day yang diselenggarakan di kampus sekolah.

Senang sekali rasanya mendapatkan kesempatan yang belum tentu datang 2 kali. Sampai-sampai hujan di sekujur pagi dan genangan di sepanjang jalan Piyungan – Ketandan rasanya tidak cukup menghalangi perjalanan saya dari Wonosari ke Sinduadi Mlati Sleman. Meskipun Anda kemungkinan bisa menebak: Saya terlambat tiba di sekolah YIS dimana saya tiba dalam keadaan Batik Day sudah berlangsung. 🙂

Kampus Sekolah YIS pagi itu tidak serta merta saya temukan. Kampus sekolah tidak terletak di jalan utama yang ramai melainkan saya harus masuk ke ruas Jalan Tegal Melati, Jombor Lor, Sinduadi, Mlati Sleman. Karena perjalanan saya dari timur, kampus sekolah ini terletak di kanan jalan, lebih tepatnya di sebelah utara.

Di bawah gerimis syahdu, petugas keamanan langsung menyambut saya dengan ramah dan mengarahkan kemana saya sebaiknya memarkir kendaraan. Pertama kali menginjakkan kaki di kampus saya langsung mendapatkan kesan yang amat berbeda. Bila di sekolah lain biasanya pengalaman pertama adalah gerbang, lapangan atau lorong, sekolah YIS langsung menyuguhi saya dengan danau kecil yang bersih dengan pemandangan hijau dan ruang terbuka yang amat luas dengan bendera dari banyak negara yang terpasang di antara bendera merah putih. Pikir saya, ini sekolah atau taman, atau kebun belakang?

Tiba ketika acara tengah berlangsung membuat saya beberapa saat ragu bercampur kekaguman akan kesan pertama sekolah yang bersih, amat luas, dan hijau.

Selajutnya saya pun langsung menuju ke lobby sekolah, yang bersebelahan dengan bangunan joglo, dimana event sedang berlangsung. Tanpa segan saya pun langsung membaur dalam gempita kemeriahan acara yang sudah melangsungkan sesi peragaan busana batik.

Membaca rundown acara sebelumnya, saya mengira acara peragaan busana batik ini akan diikuti oleh siswa siswi sekolah di hadapan audien yang terdiri dari sesama siswa siswi dan dewan guru. Saya salah. Saya menemukan bangku-bangku audien nampak dipenuhi oleh para orangtua. Dewan guru dan staff sekolah pada saat yang sama menempati deretan bangku yang berbeda, begitu juga dengan siswa siswi, mereka ada yang berdiri dan sebagian duduk di bangku audien yang lain. Meriah sekali.

Beberapa saat asyik memotret peragaan saya langsung menemukan banyak hal menarik. Peragaan atau Batik Show ini nampak bukan sekedar kemampuan catwalk dan penampilan pembawaan dan kepribadian para siswa, lebih dari itu menurut saya adalah ajang unjuk kreativitas dan padu padan busana dan elemen batik dari perspektif anak – anak muda, generasi – Z dan adik – adiknya.

Dibawakan oleh siswa – siswi Yogyakarta Independent School, pada peringatan dan perayaan Hari Batik itu, batik terasa jauh dari kesan kaku, kuno, dan tradisional. Batik benar – benar tampil dalam wujud yang dimanis. Saya menemukannya di antaranya dari pilihan warna – warna yang lebih kekinian, cutting, sampai padu yang kebanyakan para siswa siswi padankan dengan sepatu ket. Jadi kesan sporty dan anak mudanya dapat banget.

Apa yang benar-benar mengejutkan terletak di menjelang sesi akhir peragaan. Ternyata para guru dan orangtua siswa pun berpartisipasi dalam acara ini. Sulit untuk dibayangkan sebelumnya bagaimana kecintaan para orangtua terhadap sekolah yang mereka ejawantahkan dalam mendukung acara sekolah secara on site pada hari kerja. Amat jarang saya mendapatkan sekolah bisa membangun hubungan emosional dengan semua elemen sekolah seerat dan seakrab ini.

Bila umumnya kita menjumpai banyak sekolah dan instansi yang merayakan dan memperingati Hari Batik sebatas dengan kewajiban mengenakan busana batik, Sekolah Yogyakarta Independent School berupaya lebih jauh dari itu. Tidak berhenti dengan Batik Show dan segala kemerihannya tetapi sebagai upaya pembangunan karakter dan penguatan identitas bangsa, kegiatan itu dilanjutkan sampai tingkatan yang lebih tinggi. Yogyakarta Independent School mengajak para siswa siswi untuk menjadi creator, menuangkan ide-ide kreatif mereka dalam bentuk dan pola – pola batik. Tentu ini disesuaikan dengan tingkatan, dan kemampuana masing-masing siswa siswi di tiap – tiap studio dan ruang – ruang pembelajaran di kampus yang mengusung konsep green building itu.

Menunggu para siswa siswi istirahat dan persiapan sesi acara berikutnya, pagi itu saya berkesempatan ngobrol panjang lebar dengan pihak sekolah dan yayasan. Banyak sekali informasi sekolah yang menempati lahan 6,4 ha ini yang diungkapkan mulai awal mula gagasan mendirikan Sekolah IB di Yogyakarta, pendidikan karakter, konsep pembangunan, kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, alumni yang bersekolah di berbagai kampus internasional, dan lain sebagainya.

Berikutnya saya berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung proses pembelajaran di ruang – ruang kelas di sekolah internasional di Yogyakarta ini. Mengunjungi kelas terendah sampai kelas tertinggi atau mungkin setara kelas 12 di sekolah nasional saya mendapatkan kesan yang mungkin tak terlupakan. Mungkin ini kekaguman saya sebagai seorang lulusan sekolah nasional konvensional.

Di Sekolah YIS yang menerapkan kurikulum International Baccalaureate yang telah diakui ribuan universitas besar dunia ini tidak ada meja kursi yang ditata menghadap ke depan dengan guru sebagai pusat perhatian. Meja – meja dikondisikan memungkinkan siswa siswi untuk berdiskusi dan berkolaborasi dengan guru yang ditempatkan sebagai rekan atau fasilitator belajar.

Menurut Pak Yeremias (Marketing & Admission Officer), di Sekolah YIS guru tidak ditempatkan sebagai orang yang paling tahu atau paling pintar, guru dan siswa siswi setara sebagai insan pembelajar dimana mereka akan sama-sama belajar dan saling memfasilitasi. Bukan berarti siswa siswi lantas tidak menghormati guru, akan tetapi hormat dan santun saat ini sudah didefinisikan secara berbeda dengan menggunakan standar global.

Secara langsung saya melihat guru dan siswa siswi memang terjalin dalam komunikasi yang sangat akrab, ada nilai kesetaraan yang dijunjung tinggi sehingga tidak ada penghalang bagi para siswa untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat masing – masing.

Berikut ini bentuk kegiatan mengkreasikan batik ke dalam karya siswa sesuai tingkatannya :

Preschool: Batik Collage

Bentuk kegiatan yang tingkat keterampilannya disesuaikan dengan usianya. Dalam kegiatan ini siswa siswi diperkenalkan dengan warna dan motif untuk penuangan dalam karya sederhana dua dimensi.

Kinder A and B: Banana Stem Printing / “Debog” Printing

Adalah tentang bagimana menuangkan motif dan warna batik ke dalam media kreasi pelepah dan pohon pisang. Debog menurut saya adalah batang pohon pisang yang disebut dalam bahasa jawa.

Grade 1-2: Paper Mask Batik painting /Topeng

Batik Topeng mungkin akan mengingatkan saya terhadap souvenir yang banyak diproduksi di Desa Wisata Bobung di Gunungkidul dan banyak pula yang dijual di Teras Malioboro. Gambarannya kira kira seperti itu, namun dipersonalisasi dengan kreativitas para siswa siswi.

Grade 3-4: Batik Leaf printing / “Godhong Printing”

Bambu, baik batang sampai dedaunnnya banyak dikenal telah bermanfaat sebagai media seni, termasuk seni batik printing. Siswa siswi Grade 3-4 ditantang untuk menuangkan kreativitas mereka.

Grade 5-6: Bamboo flat horse Batik painting / Jaran Kepang

Anda tahu seni tari reog? Jaran Kepang hampir tidak bisa dipisahkan dari seni tari reog. Meskipun dalam perkembangannya Jaran Kepang menjadi ornamen artistik di setiap rumah.

Grade 7-12: Farmer hat Batik painting / Caping

Caping. Saya sendiri sebagai anak yang lahir dari keluarga petani mempunyai alat ini dan menggunakannya secara fungsional sebagai tutup kepala. Sama seperti Jaran Kepang, Caping kini telah menjadi ornamen artistik dan benda seni. Dengan polesan batik sesuai kreativitas siswa siswi tentu akan menghadirkan banyak hikmah dan pembelajaran yang bisa mereka ambil. Menarik sekali melihat siswa siswi YIS membatik caping dengan motif Texas Fried Chicken. Benar – benar think globally act locally, atau locally rooted? 🙂

Yogyakarta Independent School, Satu-satunya sekolah internasional di Yogyakarta dengan Berkurikulum International Baccalaureate

Sampai di bagian ini mungkin para pembaca sekalian bertanya-tanya. Sebenaranya Sekolah YIS atau Yogyakarta Independent School itu seperti apa? Apakah setara SMA, SMP, SD, atau Taman Kanak Kanak, kok dalam foto – foto kegiatan yang saya tayangkan menampilkan mulai dari anak – anak kecil sampai kakak kakak mereka yang sepertinya sudah seperti bersekolah menengah atas?

Berikut ini saya kutipkan penjelasan lengkap tentang Sekolah berkurikulum International Baccalaureate di Yogyakarta ini:

Apa Itu International Baccalaureate dan Seberapa Penting bagi Pendidikan Anak?

International Baccalaureate adalah salah satu kurikulum yang paling umum dijumpai di sekolah-sekolah internasional, sering kali juga dijadikan standar masuk perguruan tinggi terkenal di seluruh dunia.

Dengan kurikulum IB ini, diharapkan bisa menciptakan siswa-siswi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berpengetahuan yang luas, serta kepedulian yang tinggi, untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan damai melalui pemahaman interkultural yang baik, disertai rasa hormat pada sesama.

Jadi, kurikulum IB ini adalah sebuah kerangka kerja kurikulum yang didasarkan pada rasa ingin tahu, dan bertujuan untuk menggali semua potensi anak secara menyeluruh, dalam kodratnya sebagai pembelajar, untuk mempersiapkan mereka menuju dunia pendidikan tinggi (kuliah) dan dunia kerja di masa depan.

Sebagai sekolah yang menerapkan kurikulum International Baccalaureate, YIS menganut sistem pendidikan yang bersifat student-centered learning atau berpusat pada anak didik. Sekolah menyediakan fondasi yang kuat bagi siswa-siswinya untuk berproses dan bertumbuh dalam segala aspek untuk menjadi pribadi yang sukses sekaligus pembelajar seumur hidup.

Sistem pendidikan seperti ini, dilakukan dengan cara mengembangkan sisi kemandirian dan pemahaman akan dunia dan bagaimana mereka berperan di dalamnya. Selain itu, siswa juga dilatih untuk memiliki ide-ide kreatif yang sesuai dan berkelanjutan dalam beragam aspek kehidupan dan keilmuan. Lebih lanjut, mereka juga diajarkan tentang kemampuan berbahasa di luar bahasa ibunya masing-masing. Dalam hal ini, termasuk Bahasa Inggris, Perancis, Spanyol dan Indonesia selama minimal 7 tahun, dimulai sejak usia siswa 3 tahun ke atas.

Keuntungan bagi mereka yang bersekolah di bawah kurikulum International Baccalaureate adalah sebagai berikut:

  • Lulusan sekolah dengan kurikulum IB menerima banyak benefits dari banyak universitas bergengsi di Amerika Serikat. Contohnya adalah University credit for passing IB scores, beasiswa untuk keringanan biaya kuliah, dan beragam keuntungan lainnya. Beberapa kampus bahkan memberikan akselerasi kepada siswa dengan menempatkan mereka sebagai mahasiswa tahun kedua.
  • Untuk lulusan sekolah dengan kurikulum IB, banyak kampus keren di Kanada yang memberikan keistimewaan antara lain mereka tidak perlu menyertakan hasil tes SAT atau ACT, tes kefasihan berabahasa Inggris (seperti TOEFL), esai ekstra, ataupun surat referensi atau Letter of Intent saat mendaftar. Hal itu sudah jelas menghemat waktu, tenaga dan lain-lain.
  • Di Australia, lulusan sekolah dengan kurikulum IB menerima beberapa benefit, di antaranya advance placement, dan scheme khusus terkait bonus serta credit untuk Diploma Programme. Selain itu, University of Melbourne juga menawarkan banyak keistimewaan, seperti tidak perlu mengikuti tes kefasihan berbahasa Inggris, tes masuk, serta program beasiswa.
  • Buat kalian yang pengin nyekolahin anak di Belanda, lulusan IBDP juga menerima keuntungan berupa biaya kuliah yang lebih rendah. Tentunya ini bermanfaat banget ya.
  • Di Asia, ada Monash University di Malaysia yang menawarkan spesial benefit untuk para lulusan IBDP, yakni khusus Medicine Program hanya menerima calon mahasiswa yang telah lulus Pre-University qualifications, termasuk IBDP (International Baccalaureate Diploma Programme) ini.

Kelas-kelas yang Ditawarkan oleh YIS

Yogyakarta Independent School memiliki 3 jenjang pendidikan yang terbagi menjadi:

PYP (Primary Year Programme)

Sesuai namanya, ini adalah kelas pendidikan usia dini sampai sekolah dasar ( kelas 1-6).

MYP (Middle Year Programme)

Ini adalah jenjang pendidikan untuk kelas 7-10. Untuk siswa yang berada dalam MYP, akan mendapatkan 8 subject groups, yakni language acquisition, language and literature, individuals and societies, sciences, mathematics, design technology, arts, dan physical and health education.

Sistem pendidikan di MYP ini meliputi learning in context, language and identity, conceptual understanding, approaches to learning, services, dan personal projects. Penilaiannya nanti berupa ujian eksternal dan portfolio, sekaligus persiapan untuk memasuki jenjang diploma.

DP (Diploma Programme)

Diploma Programme meliputi kelas 11-12. Bagi siswa di jenjang ini akan menerima kurikulum pendidikan yang lebih menantang, sistem pendidikan dengan pendekatan student-centered yang berfokus pada pola pikir internasional, dan persiapan yang matang untuk memasuki dunia kampus yang lebih luas.

Ada 6 subject groups dalam program diploma di YIS. Yakni studies in language and literature, language acquisition, individuals and societies, sciences, mathematics, dan arts. Mereka akan menerima pendidikan programme core, theory of knowledge, extended essay, dan CAS.

Lisensi, Akreditasi, dan Otorisasi Yogyakarta Independent School, Sekolah Internasional di Yogyakarta

Untuk diketahui, YIS telah menerima otorisari resmi dari the International Baccalaureate Organization, serta telah terakreditasi dan juga memiliki lisensi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. YIS juga merupakan anggota dari EARCOS (East Asia Region Council of Schools)

Dengan ketiga hal di atas, YIS diakui sebagai sekolah yang memiliki sistem pendidikan yang memungkinan siswa didiknya mengembangkan diri baik secara definitif ataupun reflektif. Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang unggul secara komprehensif. Selain itu, lulusan YIS secara otomatis diakui bahwa mereka memiliki kemampuan yang cukup dan kompeten dalam bidang tertentu, serta punya kesempatan yang luas untuk melanjutkan studi atau masuk ke institusi tertentu.

Sampai hari ini, sudah banyak lulusan diploma YIS yang melanjutkan sekolah di universitas bergengsi di luar negeri. Seperti Barkley University, Leiden University, Groningen University, dan masih banyak lagi. Dengan beragam keunggulan dari sekolah berkurikulum International Baccalaureate, lulusan YIS juga memiliki peluang untuk mendapatkan segala keuntungan dan manfaat dari ribuan kampus internasional seperti disebutkan di atas, serta memberi background pendidikan yang prestisius di dunia kerja nantinya.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang Yogyakarta Independent School silakan cek:

Website : https://yis-edu.org

Instagram : @yogyaindependentschool

Whatsapp : +628112632442

Tinggalkan komentar