Mandiri Jogja Marathon bisa jadi merupakan salah satu event marathon yang paling dinanti pada tahun ini. Lomba lari yang dihelat pada pertengahan bulan April 2018 itu sudah menjadi perbincangan di komunitas-komunitas lari di Indonesia sejak penghujung tahun lalu.
Antusiasme para pelari baik pelari hobi, pelari hore seperti saya maupun pelari profesional sangat terasa sejak awal. Saya tidak tahu apakah antusiasme ini bermula karena penyelenggaraan Mandiri Jogja Marathon 2017 yang bagus, karena Jogja Marathon mengambil race village di tempat yang paling “majestic” di Candi Prambanan, karena aura istimewa Yogyakarta atau karena akumulasi dari kesemua itu.
Magnet MJM 2018 yang kuat segera menyedot semua perhatian dan was-was para pegiat olah raga marathon tertuju ke sana. Dan benar saja, dalam hitungan kurang dari 5 menit penjualan slot pendaftaran early bird ludes terjual. Slot pendaftaran diskon nasabah produk Bank Mandiri sampai pendaftaran reguler pun habis dalam hitungan kurang dari 10 menit.
Pelari-pelari di komunitas kami di Gunungkidul Runners harus bahu membahu untuk berebut slot pendaftaran. Untungnya dengan bersusah payah kami berhasil mendapatkan slot Mandiri Jogja Marathon untuk menurunkan pelari-pelari termasuk saya sendiri di kategori full marathon, half marathon dan 10K. Rasa deg degan dan senang bercampur aduk karena program latihan kami yang sudah setengah berjalan tidak akan sia-sia.
Proses pengambilan paket lomba (race pack collection) yang berlangsung di Pendopo Royal Ambarukmo Yogyakarta yang cepat, rapi dan profesional. Mandiri Jogja Marathon 2018 mulai menunjukkan kelasnya.
Suasana Pendopo Royal Ambarukmo yang hijau, teduh, “semanak” dan “njawani” seolah mengajak setiap peserta Jogja Marathon untuk bersilaturami menikmati hidup ala Jogja. Usai mengambil paket lomba pada hari Kamis (12/04) saya tak langsung pulang. Saya memanfaatkan untuk kopdar dengan pelari dari berbagai komunitas di Indonesia, berfoto bersama, racepack unboxing, pun beramah tamah.
Hari besar itu adalah Minggu 15 April 2018. Satu hari dimana seluruh persiapan dan program latihan marathon saya berbulan-bulan akan diuji bersama ribuan pelari marathon lainnya.
Rasa senang, rasa khawatir, rasa gelisah berkelindan bergantian ketika saya berdiri bersama ribuan marathoner di garis start yang megah sambil dengan hikmat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saya berusaha tersenyum tiap kali mengucap frasa “ … Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta …” mengumandangkan lagu Indonesia Raya, sebagai cara untuk menyakinkan diri bahwa saya akan mampu dan baik-baik saja menyelesaikan rute sepanjang 42,2 KM.
Garmin Sport Watch menunjukkan pukul 04.48 WIB ketika Direktur Utama Bank Mandiri Bapak Kartika Wirjoatmodjo mengibarkan bendera start untuk melepas peserta lomba Full Marathon.
Mengawali lari dengan beradu bahu dengan pelari-pelari elit dan komunitas dari berbagai negara benar-benar menguji mental. Saya tahu saya tidak dalam kapasitas beradu cepat dengan mereka. Dengan mengucap “Bismillah” saya selalu mengingatkan diri untuk berlari dengan hati-hati, sabar dan tidak emosional dan tahu diri. Sekali lagi “jarak 42,2K” bukanlah teman bergurau.
Menembus kerumunan pelari di kilometer-kilometer awal merupakan perjuangan tersendiri. Sesuatu yang segera berganti dengan suasana Jogja pagi hari. Perkampungan yang temaram, pematang persawahan yang mulai terlihat, masyarakat yang menyemangati dan marshall yang selalu siap membantu para penari. Saya selalu mengucapkan “ndherek langkung” ketika melewati masyarakat dan mengucapkan “maturnuwun” sambil meraih uluran air mineral dan isotonic di tiap water station yang siaga setiap 2 km.
Marshall yang selalu helpfull dan sediaan air mineral dan isotonic di tiap water station itu merupakan standard Mandiri Jogja Marathon sejak tahun lalu. Apa yang mulai saya sadari berbeda adalah sambutan pertunjukan Badui di KM 9. Menyaksikannya saya menjadi semakin bersemangat. Pun ketika saya mulai bercengkrama dengan “tanjakan mesra” Jogja Marathon, gamelan yang mengalunkan musik Karawitan Jawa seolah mengingatkan agar saya bisa menjaga ritme berlari, alon-alon waton tekan. Pelan-pelan sambil menikmati semburat pagi yang terbias di atas persawahan berlatar Merapi yang gagah. Benar saja, dengan cara ini saya bisa menyelesaikan 20 kilometer pertama tepat sebelum pukul 06.30 (average pace 4.48 menit/km).
Dalam Marathon 20 KM pertama merupakan modal utama. 22 KM berikutnya merupakan bagian yang paling menantang. Bahkan 10 KM terakhir merupakan bagian yang paling menguji mental ketika tenaga sudah mulai terkuras, pada saat yang sama matahari sudah mulai menyengat. Suatu momen dimana water station, medis, sponge station, water sprinkle, panorama alam dan landscape budaya yang mengalihkan perhatian serta fotografer bertebaran yang seolah menghadirkan keajaiban. Mandiri Jogja Marathon mempunyai kesemuanya itu.
Alhamdulillah sekitar pukul 08.40 WIB saya berhasil menginjak garis finish. Senang dan haru sekali lagi campur aduk. Saya hampir tidak percaya kali ini bisa menempuh full marathon 42,2K dalam waktu 4 jam 5 menit. Merupakan Personal Best saya, lebih baik sekitar 30 menit dari catatan waktu saya ketika mengikuti Jakarta Marathon 2017 dan lebih baik sekitar 100 menit dibanding virgin marathon saya di Mandiri Jogja Marathon 2017. Rasa syukur saya menjadi-jadi setelah membaca official race result mengetahui saya merupakan finisher ke 31 dari keseluruhan peserta kategori Full Marathon.
Usai menyelesaikan lomba saya pun menuju ke refreshment area. Refreshment area merupakan fasilitas baru di Mandiri Jogja Marathon yang disediakan untuk peserta Half Marathon dan Full Marathon. Saya menikmati refreshment area ini dengan mengunyah aneka buah apel, aneka minuman dingin. Petugas physio pun siap membantu merelaksasi pelari yang otot-ototnya kaki sehabis menempuh jarak jauh. Saya menikmati di-stretching and shaking dari mbak-mbak petugas physio.
Selesai mengambil finisher tee dan mengambil tas yang saya titipkan di drop bag, saya pun tak sabar mencari teman-teman saya dari komunitas Gunungkidul Runners yang turut memeriahkan event marathon tahunan ini. Rasa bangga lengkap bahagia menemukan adik-adik saya sudah finish di kategori lomba mereka masing-masing.
Merayakan kemenangan dengan berfoto-foto bersama di race village yang paling photogenic se-Indonesia adalah cara kami menumpahkan segala lelah selama ini. Lelah kami membantu mereka dari masa berlatih, membantu mereka melakukan pendaftaran sampai pada puncak acara hari ini terbayarkan.
FULL MARATHON
- Amri Wahyudin | time 3.47.48 | position 13 (2nd effort)
- Nanang | time 3.55.10 | position 21 (virgin)
- Jarwadi | time 4.05.13 | position 31 (3rd effort)
- Evry Santoso | time 4.34.36 | position 72 (virgin)
HALF MARATHON
- Taufik Oktavian |time 2.02.21 | position 92 (virgin)
- Yulian L Sembiring |time 2.23.25 | position 295 (virgin)
- Tria Suryatiningsih |time 1.55.42 | position 5 (podium 3 kategori women open)
10 K
- Haryo Seto |time 42.03 | position 7 (virgin)
- Tri Hartanto |time 1.00.27 | position (virgin)
- Tyo Rismawan |time 1.07.08 | position 149 (virgin)
Mengikuti lomba-lomba kompetitif seperti Mandiri Jogja Marathon merupakan bagian perjalanan saya dan teman-teman di komunitas Gunungkidul Runners. Ini adalah bagian penting dari hidup kami dimana arti perjuangan, kerja keras, pantang menyerah dan pengorbanan kami asah. Ini adalah proses kami jadi mandiri dalam arti yang luas.
Mandiri Jogja Marathon merupakan merupakan satu-satunya ajang Marathon di kota Yogyakarta. Mengambil start dan finish di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan yang agung, penyelenggaraan yang baik dan mempunyai rute yang melintasi persawahan dan perkampungan dengan kekhasan Jogja yang berlatarkan pemandangan Merapi. Merupakan destinasi sport toursm yang bila dikelola lebih baik akan menjadi destinasi baru bagi wisatan lokal dan mancanegara.
Mandiri Jogja Marathon 2018 sudah usai. Kami menanti versi Mandiri Jogja Marathon 2019 yang lebih baik. Kami pun mempersiapkan untuk menorehkan prestasi yang lebih baik lagi.
Mantap Jiwa saudaraqu
Ping balik: RACE REVIEW: Patriot Run 2018 – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Kopi Panggang dan Joy Run ke Alam Sebelum Puasa Ramadan – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: VO₂max Training Bagi Pelari Pemula, Mau Mencoba? – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Interval Training Bagi Seorang Marathoner – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Mengoptimalkan Manfaat Easy Run – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: 7 Fakta Menarik Seputar Borobudur Marathon 2018 – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Seoul Marathon, Pilihan Lomba Marathon Awal 2019 – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Review Mandiri Jogja Marathon 2019, Lebih Baik Namun Belum Baik – Gadget, Running & Travelling Light