Beberapa waktu lalu, seorang teman saya mengeluhkan kekecewaannya terhadap website-website pemerintah di Gunungkidul. Akses yang lambat, data yang ditampilkan tidak update, navigasi yang tidak instuitif, dan tidak menampilkan informasi-informasi yang banyak dicari masyarakat.
Tujuan pemerintah membuat website itu bukankah sebagai layanan untuk memudahkan masyarakat ketika sedang membutuhkan informasi tertentu secara cepat.
Saya sendiri pagi ini sedang membuka-buka beberapa website milik dinas dan pemerintah kabupaten Gunungkidul. Tumben. Benar apa yang dikeluhkan teman saya beberapa waktu lalu itu. Akses lambat, data-data banyak yang tidak update, broken link, dan … dari segi desain seolah tidak peduli dengan perkembangan teknologi. Navigasi, Menu dan tampilan yang dipakai masih persis seperti yang saya lihat ketika website itu dulu pertama kali diluncurkan.
Saya tidak tahu apakah hal semacam ini hanya terjadi di website-website di lingkungan pemerintah kabupaten Gunungkidul. Atau permasalahan ini umum terjadi di semua pemerintahan di Rebuplik Indonesia.
Barangkali apa yang perlu dipedulikan adalah: Apa sebenarnya kesulitan pemerintah dalam mengelola website beserta isinya? (data dan informasi yang ada di dalamnya). Apakah:
- Dana/Anggaran (tidak dianggarkan atau anggaran yang ada kurang mencukupi)
- Kekurangan SDM TI (pemerintah tidak bisa menyerap tenaga kerja yang berkompetensi TI bagus)
- Mentalitas (malas, atau begini: kalau mendapatkan data bisa dipersulit kenapa dipermudah)
- … (apa lagi)
4. Kalo websitenya bermasalah tinggal laporan minta dana maintenance. Proyek lagi
Benar ini. Sering begitu website plat merah. Seakan fungsinya cuma buat menggaya tidak ketinggalan zaman 😀
ada juga website pemerintah yang isis poto-poto narsis para pejabat setempat…. hahahahahaha
setuju sekali…mereka hanya syarat egovermet saja, padahal ga dikelola
Menurut saya karena dari awal gak punya niat untuk mengoptimalkan pelayanan ke masyarakat dgn medium website.
Saya rasa itu masalah mentalitas, termasuk di dalamnya meremehkan fungsi web 2.0 sebagai media penyambung lidah. Ini fenomena di mana-mana Pak di negeri ini. Kadang orang pikir, siapa yang perlu Internet, apalagi kalau cuma sebuah wilayah yang penuh desa saja. Pandangan ini kadang tidak memajukan daerah.
bukan cerita baru bro. itu semua proyek percobaan aja, yg penting ada. iya betul seperti komentar cahya, ini masalah mentalitas.
betul om.. banyak beberapa web pemda yang tidak update… sering saya mencoba mencari alamat sebuah pemda di web pemda yang saya tuju tidak tercantum alamatnya, nggak tahu tuch kenapa..
karena alamat emailnya saja komisi tujuh ad yahoo dot com
hehe.. memang mas.. rata2 website pemerintahan itu jeblok smua mas…
ya itu buat anggaran tp duitnya ditilep 😀
hahha bener tu gan ! yang penting ada saja masalah fitur dan tampilan gak dilirik
Betul sekali sob,
dan mungkin website dianggap tidak terlalu penting sehingga di bangun dengan ala kadarnya dengan harapan tidak dikatakan jaman.
ketinggalan jaman maksudnya mas, ..
malahan ada salah satu web pemerintah, setelah dibangun tidak pernah di update .. wah payah tuh mas..
Ping balik: Jawardi: Website Pemerintah Tidak Optimal | satu untuk semua
Website resmi pemkot/pemprov/pemkab di Indonesia sangat menyedihkan, ya Mas. 😦
Padahal saya berharap sekali di website resmi masing2 daerah terdapat cukup banyak data statistik. Itu saya yakin sangat berguna utk mahasiswa.
Iya, menyedihkan 😦
Bagusan blogku malah dari website pemerintah. *dikethak*
hahaha idem sama komennya Una diatas