Saya tidak suka dengan atraksi Topeng Monyet. Kenapa? Orang yang mengeksploitasi monyet untuk mengais recehan, menurut saya tidak berperi-kehewanan. Mereka merampas hak dan kemerdekaan monyet untuk hidup nyaman dan berkembang biak dengan bahagia di habitat aslinya. Monyet – monyet yang sudah ditopeng-monyetkan seperti ini tidak mudah/hampir mustahil untuk bisa dikembalikan untuk hidup normal di habitat asli mereka.
Lebih biadab lagi, atraksi topeng monyet ini lebih sering disajikan sebagai tontoanan anak – anak kecil. Artinya secara tidak langsung, tetapi efektif untuk mendidik anak – anak kita untuk memperlakukan binatang sebagai barang mainan semata. Bukan sebagai makhluk yang mempunyai hak untuk hidup damai dan berbiak dengan bahagia. Atraksi topeng monyet seperti ini beberapa waktu lalu membuat saya merasa berang dan mengumpat dalam hati, “Rasain kalau si Abang Topeng Monyet itu diculik Alien dan ditopeng-monyetkan di galaxy antah barantah” 😦
Gambar dipungut dari sini
Saya ingat dulu film kartun/animasi 3D pertama di televisi yaitu Remi, sepertinya itu juga kisah tentang anak dan topeng monyetnya :).
“Rasain kalau si Abang Topeng Monyet itu diculik Alien dan ditopeng-monyetkan di galaxy antah barantah” 😦
Like this…. 🙂
Mendingan mengajarkan anak memcintai hewan dengan main ke kebun binatang yah
mungkin dengan adanya ulat bulu akhir2 ini, mencoba membalas perbuatan manusia yg kadang2 bahkan sering menyiksa hewan, mempermainkan hewan seperti itu.
Terus, ada ide supaya abang2 topeng monyet bisa menyambung hidup?
Dilematis. Memang. Apakah kalau ada abang abang yang suka menebang kayu di hutan secara liar kita mesti mikirin mau dikasih kerjaan apa bila dia dihentikan paksa dari pembalakan liar?
Harusnya sih begitu (kita mesti mikirin), dan seharusnya pemerintah (yang betul-betul punya tanggungajawab paling besar) mikirin pekerjaan alternatif bagi abang-abang tersebut.
Btw, salam kenal. Saya newbie di per-blogan. 🙂