Memasang Firewire Card “Bulukan”

Tidak ada cara lain untuk menyalin footage video dari Camcorder berkaset Mini DV, Panasonic MP 10000, kecuali dengan di-capture melalui kabel Firewire (IEEE 1394). Sayangnya, komputer desktop yang saya pakai untuk editing video ternyata tidak menyediakan port Firewire. Kalau sudah begini, rencana untuk menyunting video dokumentasi yang direkam ke dalam format Mini DV menjadi terhambat. Biasanya untuk keperluan dokumentasi sendiri kami menggunakan camcorder yang dilengkapi digital storage. Jadi pemindahan footage ke harddisk bisa dilakukan dengan copy paste.

Saya jadi teringat, card PCI to Firewire yang kami gunakan beberapa tahun lalu. Sudah lama. Kalau tidak salah, saya membelinya pada tahun 2004. PCI to Firewire Card ini ada di PC lama yang sudah mati. Ternyata sudah tergeletak terlepas dari mainboard nya ketika tadi berhasil saya cari.

Begitu dipasang dan kabel firewire dicolokan ke Video Camcorder, ternyata software video capture tidak bisa mendeteksi keberadaan Camcorder. Troubleshooting singkat saya kemudian menunjukan kalau bahkan Port  1394 nya saja tidak terdeteksi. Jangan-jangan Card nya sudah mati.

Saya mencoba melepas PCI to Firewire Card yang tadi saya pasang di mainboard. Saya amati memang bulukan tak terkira. Termasuk terminal berkarat yang tercolok dengan Slot PCI pada mainboard. Saya mencoba membersihkan konduktor/bagian tembaga di PCI to Firewire Card dengan menggunakan pisau cutter. Tidak bersih-bersih amat, yang penting bisa memperbaiki kehantaran.

Alhamdulillah, setelah saya pasang kembali, PCI to Firewire card bisa menghantarkan data video dari cassette mini DV ke Harddisk. 🙂

PCI to Firewire Card

PCI to Firewire Card

Ternyata sulit menfoto PCI to Firewire card yang sudah terpasang di dalam desktop. Apalagi menfotonya hanya dengan menggunakan camera ponsel. 😀

Iklan

Yang Membosankan Dari Mengedit Video

Ada dua tahapan yang menurut saya membosankan yang harus dilalui saat melakukan video editing.

Pertama adalah capturing. Mentranfer footage video dari camcorder yang bermedia tape. Katakanlah bermedia rekam kaset miniDV atau DVC pro. Waktu yang diperlukan kira – kira sama dengan durasi dari video yang ingin kita capture. Biasanya pada tahap ini saya tidak melulu menunggu saja, tetapi juga mengamati apakah terjadi drop frame. Drop frame memang susah untuk dihindari karena kondisi di medan shooting tidak pernah ideal. hehe

Lhooo bukannya banyak camcorder sekarang yang menggunakan hard disk dan memory card sebagai media penyimpan rekaman. Betul. Tetapi tidak sedikit format video yang dibuat camcorder menggunakan format file video yang compressed. Tidak semua format file video ini bisa langsung dibaca oleh Software video editing. Ada pula yang bisa dibaca tetapi sangat memboroskan tenaga komputasi. Bila ini kejadiannya, biasanya Editor perlu mengkonversi file video itu ke dalam format file yang lebih ramah untuk di-edit. Katakanlah uncompressed avi. Mengkonversi/ mentranscode file perlu waktu lagi. Menunggu … Baca lebih lanjut