Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

  1. “Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu
  2. “Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu“.
  3. “Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu“.
  4. “Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu”.
  5. “Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu”.

Hadits  diriwayatkan Imam Hakim dalam kitab al-Mustadrak.

Sumber : http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=638&Itemid=30

Khotbah Jum’at : Kualitas Iman

Apa yang kita rasakan kalau mendengar asma Allah SWT disebutkan?

Seperti biasa, saya berusaha mensarikan khotbah Jum’at dalam satu kalimat singkat.

Sampai saat ini, memang, kualitas keimanan manusia belum bisa di-skala-kan dengan angka – angka. Meskipun sejak dulu banyak orang dan ulama yang telah menyebut tanda tanda yang dikaitkan dengan keimanan dan ke- tauhid-an.Tidak mudah untuk men-jugde kualitas keimanan seseorang atau mengetahui seberapa ber-iman-kah kita.

[paragraf terakhir merupakan opini pribadi saya, bukan apa yang disampaikan khotib, jadi bila salah mohon pencerahan]

Bu Eny S menghadiri Undangan Ber Haji

Pada dasarnya selama hidup didunia manusia akan mendapatkan tiga panggilan, pertama Panggilan untuk Shalat, yaitu dengan berkumandangnya Adzan, kedua Panggilan untuk berhaji, dan ketiga panggilan untuk kembali ke hadirat-Nya. Begitulah bentuk ringkas dari Pengajian yang diberikan oleh saudara H Heriyanto pada saat kami kami bersilaturahmi ke Muntilan siang tadi sekaligus ngaruhke keberangkatan Ibu Eny Safaryati untuk memenuhi panggilan berhaji.

Eheemmmmm ....

Eheemmmmm ....

Bu Eny, tolong saya didoakan supaya rejeki saya lancar dan dapat memenuhi panggilan berhaji sesegera mungkin.

Gambar diatas benar benar menantang perut dan air liur kami kami yang datang jauh jauh dari negeri Wonosari dan jam dilayar ponsel saya sudah berangka lebih dari 15:30 WIB.

(tidak) Tidur selama Shalat Jum’at

Posting ini saya buat segera setelah saya menunaikan shalat Jum’at. Takut keburu lupa dengan apa yang disampaikan Khatib. Tadi sebelum shalat Jum’at dimulai, dalam arti Khotbah I – Adzan – Khotbah II, khotib memberi sedikit pengantar.

Pertama; bahwa shalat Jum’at untuk DI Yogyakarta idealnya dimulai sesuai jadwal shalat Dhuhur yang berlaku. Saat itu jadwalnya jatuh pada jam 11.47, tetapi (kok ada tetapinya) berdasarkan kesepakatan, untuk DI Yogyakarta akan dilaksanakan pada jam 12.00. Yang menjadi pertanyaan saya (dalam hati) adalah siapakah yang membuat kesepakatan tersebut. Hebat sekali ya kesepakatan yang dibuat manusia manusia bisa melampui aturan Allah SWT. Ada yang bisa menjelaskankah?

Kedua; tentang tidur selama shalat Jum’at,  …. (bersambung)

Imam Shalat Isya’

Mimpi saya untuk menjadi orang baik baik tidak pernah mati. Saya terus berproses dengan berbagai akumulasinya. Saya berusaha sebisa saya. Tetapi untuk tampil didepan dibarisan kebaikan. Aghrrrrr. Sepertinya saya romongso /merasa belum pantas. Jauh dari pantas.

Tadi malam benar benar harus membuat keputusan dipersimpangan. Benar benar keadaan darurat dimana Imam shalat Isya di Masjid saya tidak satupun yang datang. Maka setelah terjadi pertengkaran panjang untuk siapa seharusnya yang menjadi Iman shalat Isya. Saya yang biasaya menjadi pemenang dalam setiap pertengkaran. Nasib apes menimpa saya. Saya terpaksa menjadi Iman setelah kekalahan saya.

Tentu saja saya grogi untuk memimpin jamaah menghadap Allah yang Maha Besar. Semua orang tahu siapa saya. Dari bangun tidur sampai (bangun) tidur lagi, apalagi Allah SWT. Ya Allah, Paduka pasti memahami situasi tadi malam dan memaafkan kelancangan saya dan memberi pelajaran berupa kebaikan bagi orang orang yang memaksa saya menjadi Iman tadi malam. Dan berilah kami semua tambahan ilmu, pemahaman dan kesadaran serta kebesaran jiwa.

Amiiin