Beberapa tahun lalu sejak undang – undang keistimewaan Jogja disahkan, kantor dimana saya bekerja pun serta merta mengikuti dengan menerapkan aturan baru mengenai seragam kerja dan code dress. Aturan seragam itu berupa kewajiban mengenakan kemeja batik motif Jogja pada tiap hari Kamis dan batik dengan motif bebas pada hari Jum’at dan Sabtu (bila ada acara pada akhir pekan).
Sambutan teman – teman kantor saya mengenai aturan baru ini beragam. Ada yang merasa senang, ada yang merasa biasa – biasa saja karena memang sudah terbiasa mengenakan batik. Ada pula yang menganggap mengenakan kemeja batik itu memberi kesan kuno, tua, terlalu serius, kurang santai atau kurang modis. Perasaan kurang sreg ini datang terutama dari kawan – kawan saya yang kebanyakan memang berusia muda.
Saya sendiri memang lebih suka berbusana kasual dalam bekerja. Memadupadankan batik dengan aneka motif agar memberi kesan kasual dan santai, saat itu menjadi bagian dari obrolan – obrolan di kantor di antara para karyawan pria. Bagi teman – teman wanita di kantor, obrolan mengenai aturan pakaian baru ini saya kira lebih panjang lagi. Sampai – sampai mereka banyak memberi masukan dan ide akan model baju batik pria dan bagaimana memandankan agar sesuai dengan semangat dan brand statement kantor kami.
Setelah melalui diskusi panjang, saat itu kantor kami memilih batik motif Purbo Nagara untuk batik motif Jogja yang diwajibkan. Untuk celana bahan kemudian dipilih warna coklat muda dan memanggil penjahit terpilih untuk memotong bahan – bahan itu menjadi setelan seragam batik.
Sementara untuk batik yang akan kami gunakan selain hari Kamis, pihak kantor memberikan kebebasan untuk memilih warna, model baju batik pria apa pun. Teman – teman kantor saya pun memanfaatkan “kebebasan” memilih model batik beserta motif – motif nya ini untuk menyesuaikan dengan gaya, kepribadian dan selera masing – masing.
Saat itu saya tidak tahu bagaimana para karyawan wanita di kantor kami memanfaatkan kebebasan ini. Yang saya tahu, teman – teman karyawan pria di kantor, meskipun sedari awal tidak suka tampil kaku nan kuno, ingin tampil kasual namun elegan, ingin berbatik namun santai namun tidak mau rempong. Teman – teman saya malas memilih dan membeli bahan – bahan batik, membuat desain sampai memilih penjahit yang sesuai.
Ingin lebih praktis, kebanyakan teman – teman karyawan pria di kantor saya lebih suka melirik toko – toko pakaian online yang banyak menawarkan batik dengan aneka motif, warna dan model. Menjelajah dan melihat – lihat model baju batik yang ditawarkan toko online yang satu ke toko online yang ternyata menyenangkan. Saya yang awam mengenai model kemeja saja menjadi menemukan banyak ide dan inspirasi. Dari sana saya mudah untuk membayangkan dan menemukan model baju batik pria seperti apa yang cocok dikenakan oleh pria kantoran namun tetap bergaya santai dan kasual.
Satu hal menarik yang saya temukan ketika melihat – lihat dan memilih kemeja batik pria di beberapa toko online adalah ternyata membeli kemeja batik model apa pun jauh lebih murah dari pada membuatnya secara costum dengan membeli bahan dan membawanya ke tukang jahit. Benar – benar jauh lebih murah dan efisien secara waktu bila dihitung sejak dari waktu yang kita luangkan ke toko bahan kemeja, biaya transportasi ke toko, biaya dan waktu ke tukang jahit. Waktu pengerjaan baju batik pun dipastikan membutuhkan waktu sampai satu atau 2 minggu, itu pun bila tidak terjadi kesalahan pengerjaan.
Nah, agar tampil lebih kasual dalam berbatik, beberapa teman dan saya sendiri sering memadu padankan atasan batik dengan bawahan celana soft jeans warna gelap (bisa hitam atau coklat), memadankan dengan sepatu life style bahkan mengenakan sepatu trekking warna coklat. Mengenakan kemeja batik tidak melulu harus menggunakan sepatu kulit dan pantofel bukan? Untuk menambah kesan kasual bahkan sambil mengetik tulisan ini di kantor, saya mengenakan kemeja batik sambil di lengan mengaitkan sebuah jam tangan gps sportwatch. 🙂
Kalau di tempat saya pakai batiknya rabu dan jumat.
Kalau ibu-ibu bisa pakai rok batik dipadukan dengan atasan polos warna senada dengan warna corak batiknya. Karena batik sekarang nggak melulu dominan coklat, jadi bisa dipadukan satu rok batik dengan beberapa atasan