Race Review: Jakarta Marathon 2017

22861467_184025328822230_1688494180714265942_oikut jakarta marathon rasanya kurang afdol bila belum ikut-ikutan menuliskan kisah heroik selama berlari di lomba yang terkenal garang, kejam nan brutal itu.

agar punya waktu leluasa untuk persiapan dan pemanasan di race central, saya meninggalkan hotel sekira pukul 3.30 am. tiba di monas masih gelap. pukul 3.50 am.

sayang sekira pukul 4.10 am baru open gate. terlambat dari jadwal yang dalam publikasi disebut pukul 3.00 am. saya dan para pelari yang ada di bagian belakang ularan antrian jelas geram.

petugas drop bag yang melayani antrian amat panjang nampak tak gegas, tak menghargai arti waktu bagi pelari. saya banyak menghabiskan waktu di sini sebelum saya berlari mencari mushala untuk shalat subuh.

mushala dan fasilitas wudlu sangatlah terbatas. para pelari muslim harus pandai-pandai berbagi fasilitas seperti saling pinjam sandal, sarung, dan sebagainya.

antrian toilet bagi saya adalah mula dari drama. setahu saya hanya ada 2 mobil toilet portable. sedangkan saya berada di antrian di belakang ratusan orang. saya mengantri menahan pipis sekaligus harap cemas mengingat waktu semakin mendekati jam 5.00 am

setahu saya flag off fm dijadwalkan jam 5.00 am. jam lima kurang beberapa detik saya sprint menuju garis start.

dari kejauhan nampak pelari yang berjubel sudah banyak sekali. sayup-sayup terdengar mc mengumumkan “… kategori hm akan diberangkatkan lebih dulu, kategori yang lain berikutnya …”

dalam benak saya berpikir, ini aneh kenapa kategori hm di-start lebih dulu dari kategori fm, apa karena sandiaga uno, pak wagub ikut kategori ini.

setelah cukup waktu berpikir dan melihat-lihat keadaan, ternyata kategori lomba fm sudah start. saya langsung panik. akan tetapi langsung berlari saat itu juga tidak memungkinkan. saya menungu kategori hm dilepas dan keadaan memungkinkan untuk menembus kerumuman peserta hm yang amat banyak itu.

menunggu seperti ini membuat saya frustasi. apalagi teringat target sub4 yang saya bawa dari kampung halaman. tertinggal start kira 15 menit jelas memupus harap di dada.

akan tetapi saya tidak menyerah begitu saja. i am not give up (yet). bismillah. saya menerjang kerumunan dari belakang. tak terhitung berapa banyak pelari hm yang saya sikut, dorong, tendang. tak terhitung berapa banyak teriakan pisuhan keluar dari mulut saya yang mengering.

saya berlari lebih cepat sejak awal berusaha mengkompensasi 15 menitan ketertinggalan. persetan dengan teori negative split dan pace plan yang sebelumnya saya susun rapi.

berlari brutal sepanjang 3 km ternyata amat melelahkan. saya langsung minum di ws pertama. tidak skip menuju ws 3 seperti yang saya rencanakan.

di km 15 saya mulai mengecek waktu. jam menunjukkan sekitar pukul 6.18 am. permasalahan muncul lagi kalau tidak salah mulai km16 sampai km18. di sana saya harus berjibaku membelah kerumunan pelari 10k dan orang-orang yang berjalan-jalan.

di km 24, rupanya sudah pukul jam 7 lebih. saya sudah berlari lebih dari 2 jam atau sudah sekitar 2.15 terhitung dari gun time kategori hm.

ini menjadi awal bagian berat dari marathon kali ini. menurut perhitungan primbon target sub4 saya sudah terlepas. hitungannya dari mulai berlari saya berlari dengan average pace 5.06 dan bila dihitung dari gun time saya hanya berlari average pace 5.40 untuk 24km pertama. mustahil saya bisa menyelesaikan remaining km dalam pace yang sama. menurut penerawangan saya, km 34 – 41 pasti tidak steril sehingga saya pasti akan berlari stop and go.

saya kemudian bisa berlari dalam pace ini sampai km 26 saja. apa pasal karena ujung kaki saya terasa kaku-kaku dan kadang gagal dikontrol. saya pun mendadak khawatir kram apalagi teringat untuk marathon ini saya tidak sempat melakukan pemanasan.

untuk mencegah situasi buruk saya memilih minggir ke tenda medis untuk semprotan pain killer. saya tidak ingin target tak tercapai dipaket dengan kram dan cedera sepertiga lintasan marathon ini.

usaha menyemprotkan pain killer diikuti mengguyur air dan mengusap sponge es di hampir tiap ws yang tersedia hampir di tiap 1 km ini membantu dengan baik. semua gejala kram berangsur menghilang dan saya bisa berlari dengan santai.

target finish yang terlepas membuat saya mengubah orientasi. saya kali ini memilih piknik menikmati sisa kilo meter dengan mencicipi semua sajian di tiap ws komunitas, bertegur sapa dan menikmati anugrah berupa banyaknya fotografer yang tak akan ada sebanyak ini di lomba lain di indonesia.

saya bisa “nrima” :-p dan menikmati tanpa ada lagi beban untuk mengejar waktu.

saya berlari lagi di km 41, dipacerin sepanjang beberapa ratus meter oleh Sara Lea Tunas 😀 menjelang finish gate. ini menyenangkan apalagi di finish sudah ada room mate yang menyambut dengan senyum-senyum setelah mungkin sebel menunggu saya tidak finish tepat waktu.

terlepas dari segala drama dan kegagalan sub 4, jakarta marathon adalah race pertama dimana saya tiba di garis finish tanpa terlihat banyak cucuran keringat, selalu banyak guyon (meski diawal ribuan pisuhan seisi kebun binatang terlontar ke udara), tidak begitu cape, tidak kram dan tidak penyot (lha lomba 10k saja saya kadang penyot kok). terbukti kaki saya masih sangat mampu ditopang backpack berisi penuh berlari dari drop off stasiun gambir mengejar taksaka pagi menuju jogja.

bila di lomba lain saya hanya menikmati befoto-foto di race central, di jakmar kali ini saya menikmatinya di course di jalanan. finisher medal saya sampai sekarang masih terbungkus plastik tanpa saya gunakan bernarsis narsis. foto foto yang bertebaran di facebook adalah foto-foto yang diambil oleh fotografer di jalan.

apakah tahun depan saya akan ikut jakmar lagi?

nampaknya saya akan remidi di sana. saya tidak kapok. i am not give up. doakan saya mempunyai rejeki untuk mempersiapkan segala sesuatunya tahun depan.

Positive

  1. Pengambilan Race Pack Collection berjalan dengan baik.
  2. Water Station yang bagus. Menyediakan air mineral, isotonik maupun buah-buahan.
  3. Dukungan Water Station dan cheering dari komunitas yang luar biasa.
  4. Banyaknya fotografer yang mendokumentasikan lomba ini. Sampai seminggu lebih setelah race, saya masih bisa saja menemukan diri saya dalam foto foto kece yang diunggah di media sosial.

Negative

  1. Start yang tidak sesuai jadwal. Kategori Full Maraton 10 menit lebih awal dari jadwal yang diumumkan.
  2. Pegutugas drop bag yang tidak sigap, fasilitas shalat yang asal ada, jumlah toilet yang tidak memadai dan keseluruhan manajemen race central yang buruk.
  3. Jalan yang tidak steril. Pelari harus berbagi jalan dengan mobil, bus, sepeda motor, dan masyarakat umum yang sedang CFD -an.
  4. Marshall yang nampak tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
  5. … (silahkan ditambahkan)

 

Iklan

6 komentar di “Race Review: Jakarta Marathon 2017

  1. Ping balik: 8 Tips Menjaga Heart Rate Tetap Terkendali Ketika Berlari – Gadget, Running & Travelling Light

  2. Ping balik: 7 Fakta Menarik Seputar Borobudur Marathon 2018 – Gadget, Running & Travelling Light

  3. Ping balik: cerita lari electric jakarta marathon 2018, gagal nempel pacer 1.00 | kankkunk - blognya nbsusanto

  4. Ping balik: Penting Mengenal Rute Jakarta Marathon 2019 – Gadget, Running & Travelling Light

  5. Ping balik: Review Mandiri Jogja Marathon 2019, Lebih Baik Namun Belum Baik – Gadget, Running & Travelling Light

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s