Puas Kecewa 3 Kali Bukber di Taman Kuliner Wonosari

Taman Kuliner yang baru dibuka oleh Pemda Gunungkidul hanya beberapa hari sebelum bulan puasa baru-baru ini sukses menjadi tempat pilihan orang-orang untuk menikmati Buka Bersama.

Live Music di Taman Kuliner Wonosari

Live Music di Taman Kuliner Wonosari

Sepanjang yang saya lihat, tiap jam 5 sore di sepanjang jalan baru penuh oleh sepeda motor yang telah rapi parkir berjajar. Pengunjung pun mulai tumpah ruah di area Tamkul. Tenda-tenda dan gazebo diisi oleh pengunjung yang sudah duduk menunggu waktu berbuka. Bahkan di halaman digelari tikar untuk digunakan pengunjung.

Saya sendiri selama Ramadan ini sudah 3 kali bukber di Taman Kuliner Wonosari. Kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya bukber di Tamkul baru di Gunungkidul ini.

1. Taman Kuliner Wonosari : Sate Kambing Mbah Darmo

Sabtu sore, 11 Juni 2016 saya bukber untuk pertama kali di Tamkul. Saya mengajak adik saya, Krismawati. Tiba di Tamkul sebelum jam 5 membuat kami leluasa untuk jalan-jalan meliha-lihat dan memilih tempat duduk.

Pilihan saya jatuh ke Sate Kambung Mbah Darmo. Memilih tempatnya pun di tenda depan lapak sate ini.

Sebelum waktu berbuka pesanan kami berupa 2 porsi sate sudah tersaji di atas tikar kami. Sate Kambingnya disajikan apik dan nampak menggoda selera. Tampilan sate yang cukup fotogenik sehingga pantas dipamerkan di IG dan di sini:

sate-kambing-mbah-darmo-taman-kuliner-wonosari

Tidak hanya bagus ditampilan, sate kambing Mbah Darmo saya akui cukup enak. Hanya sedikit alot.  Baca lebih lanjut

Mencari Persembunyian Curug Bangunsari

Dengan Merapal Aji Mumpung tingkat dewa, kami menuntaskan jalan-jalan Semin ke Curug Bangunsari. Rasa haus  di bawah terik setelah berkeliling Telaga Biru dan Candi Risan tidak lagi menjadi penghalang. Sekali lagi mumpung di Semin. Kalau tidak sekarang kapan lagi?

Dari arah Candi Risan kami mengambil belok kiri ke jalan desa di sebelah Gerbang Selamat Datang. Kurang lebih 1 km menyusuri jalan desa kami melihat panah ke arah curug. Ini bukan jalan aspal melainkan jalan yang terjal. Begitu terjalnya sehingga saya dan adik saya memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Dusun Bangunsari merupakan pedesaan yang asri, teduh dan masih alami. Kanan kiri jalan yang kami titi adalah pohon-pohon besar menjulang tinggi dan rumpun-rumpun bambu yang terlihat wingit. Terasa lebih wingit ketika di sepanjang jalan jarang bertemu orang.

Merasa ragu karena kami sudah berjalan agak jauh namun tanda-tanda curug belum terasa, satu-satunya orang yang bisa kami tanya adalah seorang penambang batu. Untung saya bertanya, bila tidak, kami akan tersesat lebih jauh.

Seharusnya kami tadi berbelok ke arah jalan gang kecil, semacam lurung. Mengikutinya akan sampai ke Curug.

Panah Ke Arah Curug Bangunsari

Panah Ke Arah Curug Bangunsari

Tanda panah kecil ini terlihat melegakan. Seolah memberikan sebuah harapan yang sedikit lebih pasti. Panah ini mengarah ke sebuah sungai kecil. 

Baca lebih lanjut

Candi Risan di Semin, Tapak Tilas Peradaban di Gunungkidul

Pak Joko dan Krismawati di Depan Pintu Gerbang Candi Risan Candisari Semin Gunungkidul

Pak Joko dan Krismawati di Depan Pintu Gerbang Candi Risan Candirejo Semin Gunungkidul

Candi Risan dan Telaga Biru terletak di desa yang sama, Desa Candirejo Kecamatan Semin Gunungkidul Yogyakarta. Seharusnya lokasi candi ini tidak jauh dari lokasi pertambangan batu. Sayangnya Google Maps yang selalu saya andalkan gagal menunjukkan dimana persisnya Risan berada. Solusi yang saya ambil adalah turn by turn bertanya kepada penduduk setempat.

Beruntungnya orang terakhir yang saya tanyai adalah Pak Joko. Beliau kemudian kami ketahui sebagai penjaga situs purbakala Candi Risan. Beliau meminta kami untuk mengikutinya ke situs Risan, membuka pintu gerbang dan mempersilakan kami agar terlebih dulu mengisi buku tamu/buku pengunjung Candi Risan.

Dari buku tamu, kami jadi tahu, bahwa Candi Risan cukup sering dikunjungi. Pengunjung tersering adalah siswa-siswi sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Gunungkidul dan sekitarnya. Baca lebih lanjut

Telaga Biru yang Mengharu Biru

Haru Biru Telaga Biru di Ngemplak Candirejo Semin Gunungkidul

Haru Biru Telaga Biru di Ngemplak Candirejo Semin Gunungkidul

Mungkin karena Semin terletak di ujung timur laut Gunungkidul yang membuat tempat-tempat bagus di kecamatan ini kurang dikenal (baca: kurang saya kenal). Kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo – Jawa Tengah ini memang terbilang jauh dari pusat kota Wonosari. Apalagi dari desa dimana saya tinggal.

Sampai haru biru telaga biru yang menggemparkan  Instagram membuat orang-orang menjadi penasaran. Saya pun penasaran, apa betul Semin mempunyai destinasi baru yang semenakjubkan itu.

Ingin satu kali mengayuh sepeda dua tiga tempat apik gundul timur terkujungi, sehabis makan sahur saya menuliskan pertanyaan di facebook. Kira-kira begini: selain Telaga Biru, di Semin ada tempat bagus apa saja.

Dari jawaban teman-teman maya saya mencatat tiga tempat yang hari ini (Kamis, 30 Juni 2016) ingin saya kunjungi: Telaga Biru, Candi Risan dan Curug Bangunsari. Saya ingin mengunjungi ketiganya sekaligus karena tempatnya saling berdekatan. Sama-sama terletak di Desa Candirejo.

Telaga Biru Ngemplak Candisari Semin Gunungkidul

Telaga Biru Ngemplak Candisari Semin Gunungkidul

Baca lebih lanjut