Basi ya, Memang. TweetDeck sudah ada sejak lama. Saya sering melihat ada kata ‘TweetDeck ‘yang ter-embel embel-kan pada twit yang diposting teman teman, maupun yang melekat pada status facebook. Mengapa saya tidak mencoba sedari dulu, karena sebelumnya saya mengira TweetDeck itu berjalan di Mac saja. Harus saya akui untuk urusan seperti ini, teman – teman saya yang Mac -holic memang sering mengetahui lebih dulu. Ketahuan dengan jelas akan kegaptekan diri.
Kehadiran TweetDeck di uBuntu saya saat ini tidak lepas dari kebaikan Mas Riq Surya yang berkenan membagi pengetahuan ketika saya sedang menjajal beberapa Twitter Client untuk Linux uBuntu. Kemarin saya telah menjajal mulai dari Twittux, Spaz, Seeizmic sampai hati terjatuh pada cinta akan TwitterDeck, entah cinta saya ini akan bertahan sampai kapan.
Utamanya sebagai twitter client, menurut selera saya, TwitterDeck bisa memudahkan untuk me -reply, me -retweet, me -DM ke teman teman, real time searching, atau menjalankan pemantuan.
Bagusnya lagi TweetDeck mempunyai kemampuan extra sebagai facebook client. Fitur untuk melihat feed dari teman – teman secara real time tanpa perlu me refresh benar – benar hebat. Meski menurut saya hal ini lebih menjadikan kepala pening – pening menyaksikan status yang berubah dengan sangat cepatnya mengalir deras. Memang dengan kreatifitas, suatu kecanggihan teknologi akan menemukan manfaat yang pas. Saya sedikit ber eksperimen dengan membuat suatu grup orang – orang, yang mana saya ingin melakukan pemantauan bagi aktifitas mereka. Dan … Cool, TweetDeck menjalankan tugas sesuai perintah Komandan 🙂
Lebih lanjut silahkan baca link berikut :