Sunset di Puncak Tertinggi Gunungkidul, Seelok Apa?

Tak terasa pekan ini berlangsung begitu cepat. Sekarang sudah akhir pekan. Saatnya (menulis tentang) jalan-jalan. Hayuuk. Siapa yang akhir pekan ini ingin pergi ke gunung menjenguk senja?

“Nampaknya cuaca hari ini bagus. Nanti jadi ke Embung Sriten. Wish sunset would show off” Ajak teman saya, Pran.

“Hayuk, jamber? Jam 4?” Tanya saya.

“Jangan, habis shalat Ashar langsung berangkat. Takutnya sampai sana kesorean” Pran, menegaskan.

“Siaaaap!” Rabu siang itu saya sangat bersemangat. Cuaca Selasa sore yang bergelimang mendung tak bersahabat yang membatalkan rencana kami sunset -an di Embung Sriten-Gunungkidul, kekecewaannya akan, akan segera terbagi.
image

Menikmati sunset dari Puncak tertinggi di sisi utara pegunungan seribu di Gunungkidul bagi saya sangatlah istimewa. Betapa tidak, Embung Sriten merupakan semacam kolam raksasa yang terletak di alam terbuka di ketinggian 898 mdpl. Terbayang bagaimana bias-bias senja menghamparkan warna keemasannya.

Ingin memaksimalkan pengalaman “mencari senja di Embung Sriten”, segala sesuatunya saya siapkan siang itu. Asus Zenfone Selfie, iPhone 5s dan Power Bank Asus Zen Power saya charge agar sore harinya sudah terisi penuh. Tubuh saya pun saya charge dengan makan minum yang banyak, dan tidur. Saya tidak ingin rasa lapar, lelah dan ngantuk menyela di kala elok senja datang.

Rute ke Embung Batara Sriten

Berangkat dari Paliyan, saya terlebih dahulu menjemput Pran di kantornya di Siyono, kemudian meneruskan perjalanan dengan melewati Bundaran Siyono, Perempatan Budegan, ke utara melewati kecamatan Nglipar, kemudian menuju arah kecamatan Ngawen. Sesampainya di Balai Desa Pilang Rejo kami pun berbelok ke kiri dan meniti jalan yang penuh sensasi sampai ke Embung Sriten.

Rute ke Embung Sriten dari arah Jogja/Yogyakarta

Mudah saja, tinggal ikuti jalan Jogja-Wonosari. Belok kiri bila sudah sampai pertigaan Sambi Pitu. Terus lurus ke timur dan bila di sebelah kiri/utara jalan menemukan Balai Desa Pilangrejo, belok ke kiri dan selamat meniti jalan penuh sensasi sampai ke Embung Batara Sriten.

Rute ke Embung Sriten dari arah Klaten

Tergantung dari Klaten sebelah mana Anda. Bila lebih dekat dengan Jalan Wedi, anda bisa melewati jalan tersebut ke selatan melewati kecamatan Gedangsari. Lurus terus sampai menemukan jalan Sambi Pitu – Ngawen. Nah sesampai di jalan itu silakan belok kiri dan luruslah terus sampai Balai Desa Pilangrejo. Di pertigaan di sebelah timur balai desa belok kirilah dan ikuti jalan itu sampai ke Embung Sriten.

Bila ternyata posisi Anda lebih dekat dengan jalan arah Semin, ikuti saja jalan ke Semin. Anda bisa belok kiri bila menemukan jalan Semin – Ngawen dan sila ikuti jalan itu sampai Balai Desa Pilangrejo dan belok ke kananlah tepat di pertigaan sebelah timur Balai Desa. Titilah jalan ke utara itu dengan hati-hati. Karena sedikit saja kurang hati-hati, Anda bisa tidak jadi sampai ke Embung Batara Sriten.

Apa yang selalu perlu saya perjelas adalah titilah jalan menuju Embung Batara Sriten dengan hati (-hati). Karena jalan menuju ke sana, yaitu ruas jalan dari Balai Desa Pilangrejo sampai Embung Sriten merupakan jalan yang ekstrim. Merupakan jalanan yang terbuat tatanan bebatuan di selang-seling dengan jalan cor blok yang sebagian sudah rusak. Namun di kiri dan kanannya tampil cantik dengan pemandangan berupa hijauan pepohonan dan persawahan yang berpematang berundak yang sulit ditemukan di daerah lain. Pesan saya tetap berkonsentrasilah mengemudi dan bila merasa tergoda dengan bentang alam ini sebaiknya Anda berhenti sejenak.

Retribusi Wisata Embung Batara Sriten

Bila Anda sudah bertemu dengan portal Tempat Pemungutan Retribusi, artinya perjalanan menuju Embung Batara Sriten tinggal kira-kira 1 km lagi. Silakan bernafas lega. Tarif Retribusi yang harus kita bayar adalah Rp 4.000,-/orang. Ini sudah termasuk tarif parkir di kawasan Embung dan Pucak Batara Sriten.

Sunset  di Embung Batara Sriten

Udara terasa dingin ketika saya melepas jaket ketika memarkir kendaraan di pelataran parkir yang terletak di sebelah selatan Embung Batara Sriten. Permukaan embung yang membiaskan sinar senja membentuk hamparan warna keemasan rasanya menyeret kaki-kaki saya agar selekasnya mendekat. Saya memang tahu senja tidak akan berlangsung lama. Dan saya juga tahu cahaya senja tidak datang setiap hari di sini. Apalagi kala musim hujan dimana kabut sering seenaknya menyelimuti. Rasanya saya tidak ingin sedikit saja kehilangan momen ini.

Selebihnya biarkan foto-foto ini yang bercerita.

image

image

image

image

Embung Batara Sriten dari sisi lain. Photo saya ambil dari akun IG: @monicadwiarini

sriten nic

Sunset di Puncak Batara Sriten

Melumat senja sampai habis di Embung Batara Sriten tidak akan membuat saya pernah puas. Pun begitu, kami harus beranjak. Tempat bagus berikutnya untuk menikmati sunset dan post sunset scenery adalah di Puncak Batara Sriten. Letaknya tidak jauh. Cukup ditempuh dengan jalan kaki dalam beberapa menit saja.

Menapaki alam pada waktu senja kala kabut mulai turun terkandang membawa melankoli tersendiri. Meski di sela itu saya sulit menahan senyum melihat cara orang menikmati alam. Misalnya mereka yang tidak tahan untuk berfoto-foto berpose dengan alam. Salah satunya adalah yang saya bingkai dalam foto ini.

Jangan dikira saya mencuri-curi foto cewe ya. 😀 Saya meminta izin sebelum mengambil foto gadis ramah penyuka alam yang dalam waktu singkat menjadi teman baru dalam jalan-jalan kali ini. Silakan tengok akun IG @monicadwiarini, tempat ia memamerkan kisahnya bercengkrama dengan alam.

image

Indulgence

wp-1452306185925.jpeg

Sunset Seeking

wp-1452306220315.jpeg

Mysterious Talk of @kangnawasaja and @monicarosa

wp-1452306241915.jpeg

Make Friends and Taking Photos

image

Watching Night Landscape

 

Apa yang menarik di Puncak Batara Sriten selain suasana syahdu dan sunset yang eksotis adalah bentang alamnya. Bila cuaca sedang cerah, ketegaran Gunung Merapi dan Merbabu yang gagah berdiri akan terhidang. Sebaliknya kabut akan turun bertekuk lutut di bawah kaki kita. Ini yang belum saya alami.

Sebagaimana di Puncak Green Village Gedangsari, bila cuaca sedang cerah apa yang menjadi pemandangan adalah Rawa Jombor di sisi Utara dan Waduk Gajah Mungkur di sisi timur laut. Di foto terakhir saya berusaha menangkap kerlap kerlip kota Klaten selepas petang. Saya mencoba meletakkan Asus Zenfone di tempat yang solid, kemudian mengatur kamera dalam mode manual, ISO 100 dan Shutter Speed: 2 detik. Andai saat itu saya membawa tripod dan kabel release tentu saya akan mendapatkan foto low light yang lebih bagus.

Adzan Maghrib sudah berkumandang cukup lama ketika kami turun dari Puncak Batara Sriten untuk segera menunaikan shalat Maghrib. Tidak ingin tertinggal Maghrib, kami shalat Isya di bangunan pendapa berupa Rumah Limasan di sisi utara Embung.

Perjalanan kami saat itu kami tuntaskan dengan memacu andrenalin lagi. Menuruni jalanan terjal berbatu yang curam dan berliku dengan berboncengan motor matic. Mengerikan. Lain lagi seharusnya kami ke Batara Sriten lagi dengan motor Enduro atau Mobil 4 WB. Dan tambah mendebarkan adalah ketika kami berhenti di tengah gelap ketika ada seekor ular Sanca Kembang (pyton) berukuran besar yang menyebrang memotong jalan.

Alhamdulillah, kami tiba di kota Wonosari dengan selamat dan bisa beristirahat menikmati teh panas dan ayam goreng lesehan.

Tips Menikmati Sunset di Embung dan Puncak Batara Sriten:

1. Cuaca

Pastikan cuaca cerah ketika ingin berangkat ke sana. Bila cuaca tidak sedang cerah, mungkin apa yang akan disaksikan adalah pemandangan kabut menyelimuti embung dan puncak Sriten. Apalagi bila sampai turun hujan, kemungkinan jalan yang dilalui menuju ke sana akan lebih berbahaya.

2. Tiba Lebih Awal

Golden time untuk memotret di Embung dan Puncak Batara Sriten jatuh sekitar pukul 4 – 6 sore. Tergantung darimana Anda akan berangkat, yang jelas sisihkan cukup waktu agar bisa menuju ke sana tanpa tergesa. Bila Anda punya banyak waktu, di sepanjang perjalanan Anda bisa mendapatkan pemandangan persawahan di perbukitan dengan kekhasan tersendiri.

3. Kendaraan

Telah saya sebut berulang-ulang bahwa jalan ke sana sangat ekstrim. Pastikan untuk menggunakan kendaraan yang sesuai. Saran saya gunakan kendaraan dengan ground clearing tinggi. Syukur-syukur jenis kendaraan enduro, trail atau mobil 4 WD. Jangan menggunakan motor matic seperti saya. Jelas sangat membahayakan diri.

Bahan bakar kendaraan pun harus terisi penuh. Di sekitar sana tidak ada SPBU. Pastikan angin di ban kendaraan terisi dengan ukuran yang pas. Demikian cek kondisi dan perlengkapan kendaraan yang lain untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama beperjalanan menuju Embung Batara Sriten di Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta.

4. Perbekalan

Di sekitar Embung Batara Sriten saat ini memang sudah ada beberapa warung kecil, namun tidak ada salahnya Anda membawa perbekalan sesuai kebutuhan.

5.  Bawa Kantong Plastik

Ini sangat penting. Gunanya untuk menaruh sampah, setidaknya sampah yang Anda timbulkan. Syukur-syukur Anda rela berbagi kebaikan dengan alam dengan meluangkan waktu beberapa menit memunguti sampah yang dibuang oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Hitung-hitung ini sebagai balas budi kita untuk alam.

6.  Lotion Anti Nyamuk

Jangan sampai kekhusukan Anda menikmati alam diinterupsi oleh gigitan nyamuk. Apalagi kalau ingin menikmati Puncak Batara Sriten sampai malam turun.

7.  Jaket/Wind Breaker/Pakaian hangat

Karena angin begitu kencang di Puncak tertinggi di Gunungkidul ini. Temperatur berangsur turun bersamaan dengan kabut menjelang senja. Tidak ada salahnya begitu suhu udara turun anda mengenakan kaus kaki, sarung tangan dan bandana. Kebugaran diri adalah tanggung jawab pribadi kita.

8.  Camera dan Tripod

Ini bila Anda kurang puas memotret dengan gadget. Foto landscape terbaik memang akan keluar dari kamera DSLR terbaik yang terletak di tumpuan tripod yang solid dan sturdy. Mungkin juga anda akan membutuhkan lensa 16mm dan ND filter, dan kabel release.

Demikian tips-tips saya agar prosesi menikmati Sunset di Embung dan Puncak Batara Sriten di Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul lebih maksimal. Bila ada yang ingin menambahkan, silakan … 🙂

 

Iklan

10 komentar di “Sunset di Puncak Tertinggi Gunungkidul, Seelok Apa?

  1. Ping balik: Baron Techno Park, Destinasi Wisata Edukasi di Gunungkidul |

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s