Memang, Pantai Ngeden di Gunungkidul keberadaannya belum cukup banyak diketahui dan dikenal wisatawan. Pantai yang bisa digolongkan baru dalam destinasi wisata di kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini terletak di desa Krambil Sawit, kecamatan Saptosari. Untuk menuju ke Pantai Ngeden dari arah kota Wonosari, pengunjung bisa mengikuti arah jalan Paliyan Panggang. Sesampainya di pertigaan Jetis silakan belok kiri mengikuti petunjuk arah yang sudah manis terpasang. Petunjuk arah ini bertuliskan jarak ke pantai 7 km. Jarak sebenarnya menurut odometer All New Soul GT saya adalah kurang lebih 10 km. Bila melancong ke sana seyogyanya menempuh dengan sepeda motor atau kendaraan off road mengingat beberapa kilo meter jalan menjelang pantai belum lebar dan belum beraspal. Masih berupa jalan berbatu bercor blok.

Minggu (12/07/2015) saya sengaja berangkat ke sana pada pagi cukup awal. Sebagai penyuka keheningan saya berharap menemukan pantai yang belum hiruk pikuk dengan sesedikit pengunjung. Ini tentu menjadi akan susah saya temukan setelah liburan lebaran nanti dimana biasanya semua destinasi wisata di Gunungkidul tumpah ruah oleh wisatawan terutama dari luar daerah.

Ini adalah kunjungan pertama saya ke Pantai Ngeden. Saya menemukan Ngeden adalah tipikal pantai-pantai di Gunungkidul yang mempunyai ciri utama: terletak di antara gugusan-gugusan bukit kapur, mempunyai pasir putih yang halus, berombak besar dan di sekitarnya terdapat banyak bebatuan cadas dan tebing-tebing karang.

Kalau ‘hanya’ seperti itu apa istimewanya ketika untuk sampai ke sana saja harus membayar dengan menempuh jalan berbatu yang tidak begitu ‘ramah’?

Saya mulanya naik ke bukit di sisi sebelah timur Pantai Ngeden untuk memotret landscape pantai ini ketika saya mulai menemukan sesuai yang berbeda. Apa yang mulai nampak menarik bagi saya adalah lintasan pejalan kaki (saya menyebutnya sebagai walking track) yang berkelok-kelok menuju suatu tempat di perbukitan sebelah barat pantai.

Dari kejauhan nampak walking track itu baru saja dibuat dengan cukup rapi dan elok, di kiri-kanannya terdapat pohon-pohon pandan, landaian berumput, melewati bibir tebing yang berbatasan langsung dengan laut, dan melewati batu-batu cadas karang. Saya pun segera menyudahi memotret dari sisi timur pantai dan segera melangkah menuju salah satu ujung walking track yang terhubung ke area parkir.

Saya dengan santai saja kemudian berjalan mengikuti lintasan setapak ini. Mendapati lintasan setapak buatan yang mulai mengantarkan saya menikmati alam sekitar yang lebih luas dari ketinggan dimana perahu nelayan nun jauh di sana bisa diintip dari sela-sela daun dahan pandan membuat saya berpikir. Pantai Ngeden merupakan satu-satunya pantai di Gunungkidul yang mempunyai fasilitas bagus ini. Jangan tanya apa yang saya lakukan di sepanjang walking track. Karena jawabnya saya ‘berkontemplasi’ dan ‘beritual’. Ritual memotret apa saja sekehendak hati dan (jari manis dan) jempol.

Ujung dari lintasan ini adalah sebuah gardu pandang yang persis terdapat di satu anjungan bukit karang! Gardu pandangnya sendiri nampak baru dan terawat. Apalagi di sana saya mendapatkan cahaya ‘hidayah’ matahari pukul 8 pagi yang memapar wajah menghangatkan dan memberi saya bayang-bayang panjang. Sekali lagi ini sesuatu yang bagi saya kontemplatif.

Di depan gardu pandang, di samping tangga menuju gardu pangang merupakan tebing curam yang beradu dengan laut dalam. Kelihatan dari warna air yang nampak biru gelap kehijauan. Saya duga ini adalah tempat surga bagi para mancing mania. Galah-galah yang terpasang di sana menguatkan dugaan sembarangan saya ini.

Bila Anda seperti saya, bukan pemancing, tempat ini pun tidak kalah asyiknya. Bagi saya ini adalah spot di pantai terbaik yang pernah saya kunjungi, yaitu dengan pemandangan tebing, karang, ombak besar yang terus-menerus menerjang dinding-dinding karang yang berlatarkan bukit-bukit bagu yang megah bak tatanan sebuah mahakarya candi.

Sisi lain dari Ngeden adalah teluk kecil yang membentuk pantai di sebelah kanan-bawah gardu pandang ini. Saya perlu berjalan memutar menyusuri setapak untuk mencapainya setelah gagal mengambil jalan pintas menembus rerimbunan pohon pandan. Adalah sebuah pantai kecil yang diapit dua karang. Bukan pantai berpasir putih, melainkan pantai dengan serakan batu-batu koral. Saya menghabiskan beberapa waktu di sana menikmati berdamai dengan alam.

Pantai Ngeden mempunyai banyak ruang terbuka berupa tanah maupun tanah rerumputan, maupun tanah berpasir yang mana tempat-tempat itu cukup terlindung dari tamparan angin laut. Cocok untuk camping.

Menurut saya, Pantai Ngeden cocok bagi lone traveller yang ingin menemukan diri berdamai dengan alam. Sekaligus cocok bagi sekawanan group traveller yang ingin menguji kebersamaan dan keakraban. Barangkali menghabiskan waktu barang sehari-semalam berkemah di sini akan menjadi sebuah pengalaman seumur hidup. Bagi landscape photographer, Ngeden adalah tempat yang cocok dieksporasi dari pagi hari, mengejar sunset di sore hari dan ber-star trail di malam hari yang hening dan bening bebas noise lampu-lampu buatan manusia. Hanya bila ke sini siapkan perbekalan yang lengkap. Penjual makanan dan minuman masih terbatas, apalagi sarana kesehatan dan penunjangnya. 🙂