Saya tadi kebetulan shalat Jum’at di Masjid Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan Cik Ditiro Yogyakarta. Kebetulan saya sedang ada sedikit urusan di kantor Muhammadiyah itu.
Memasuki ruangan masjid pada pukul 11 lebih saya mendapatkan masjid itu masih belum banyak terdapat jamaah. Jadi saya setidaknya masuk 10 besar orang yang datang lebih awal di majelis shalat Jum’at. Ini peristiwa cukup jarang karena biasanya saya datangnya menjelang adzan.
Dibacakan oleh pengurus masjid bahwa khatib sekaligus imam shalat Jum’at adalah M Rofiq, Lc, MA. Dari nama dan gelarnya saya membayangkan kalau beliau pastilah seorang senior. Rupanya saya salah. Begitu naik mimbar ternyata beliau masih terlihat sangat muda, jauh nampak lebih muda daripada saya, dan berpenampilan adem.
Di sini akan saya tuliskan sedikit dari apa yang selama khotbah saya simak. Tidak mudah kalau mau mengingat banyak karenaย dalam sidang Jum’at jamaah diwajibkan menyimak tanpa diperbolehkan melakukan aktifitas lain, termasuk mungkin mencatat juga tidak boleh. Saya pun tidak pernah membuat catatan selama mendengarkan khotbah Jum’at. Jaman nabi dulu ada seorang sahabat yang mendengarkan khotbah sambil bermain butir butir pasir ditempat duduknya saja diperingatkan.
Oleh ustadz M Rofiq disampaikan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh maghfirah, tetapi sebenarnya apa saja yang bisa dilakukan oleh orang-orang agar mendapatkan Maghfirah itu. Menurut khatib adalah menjalankan puasa dengan sebenar-benarnya, memperbanyak shalat malam dan lebih banyak bersedekah.
Puasa, setidaknya kita sudah berusaha melaksanakan. Shalat malam berupa shalat taraweh pun jamaahnya saat ini memenuhi masjid-masjid. Sedekah barangkali yang saya sendiri belum bisa lakukan sebanyak-banyaknya. Padahal waktu terbaik bersedekah adalah di bulan Ramadhan ini. Apa yang bisa disedekahkan pun sebenarnya bermacam-macam. Bukan uang dan harta benda saja.
Ustadz M Rofiq melanjutkan dengan menerangkan jenis puasa dilaksanakan berdasar tingkatannya. Khotib mengambil dari pendapat Imam Al Ghazali.
Tingkatan terendah orang berpuasa adalah puasanya orang awam. Puasa hanya sekedar puasa. Hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh orang. Puasa hanya sebatas menahan makan, minum dan hubungan biologis. Ini barangkali tingkatan saya, meskipun saya juga ingin berpuasa secara lebih baik.
Tingkatan ke-2 adalah puasa tingkatan yang khusus. Puasa ini menahan makan, minum, hubungan bilologis. Namun tidak cukup itu. Orang pada tingkatan ini akan berusaha menjauhi apa saja yang menghilangkan pahala ataupun apa saja yang bisa mengurangi pahala puasa. Pada tingkatan ini orang akan sangat mencegah diri dari perbuatan-perbuatan makruh. Kemudian memperbanyak ibadah ramadhan, memperbanyak melakukan amalan kebaikan dan kebajikan.
Pada bagian ini saya mendengarkan sambil merenung. Saya sekarang malah jadi ingat kenapa ketika saya berpuasa masih tidak sabar antri di jalan, masih menerobos lampu merah pengatur lalu lintas, masih kurang bisa menjaga pandangan, dan lain-lain.
Tingkatan ke-3 adalah puasa tingkatan khusus nya khusus. Tingkatan khusus embahnya khusus. Ini kata-kata saya sendiri karena saya tidak ingat bagaimana tadi khotib menyebutkan. Yang jelas ini adalah tingkatan puasanya para nabi yang jarang bisa ditiru oleh pengikut dan umat. Mungkin orang yang seperti saya harus berusaha ke tingkatan yang ke-2 saya. Bisa sedikit menyentuh tingkatan ini rasanya sudah bagus sekali.
Itu tulisan singkat saya oleh-oleh dari khotbah Jum’at tadi. Sekarang waktu berbuka puasa tinggal menghitung menit. Selamat menjelang buka puasa. ๐
Ini ustadz M Rofiq melayani anak-anak yang meminta tanda tangan buku kegiatan Ramadhan ๐
Khotbah yang mencerahkan. semoga ilmu yang didapat makin menambah berkah di bulan yang mulia ini.
Moment ramadhan sebagai awal, setelah ramadhan semoga ibadah makin meingkat juga khususnya sholat malam di lanjut ya
saya mungkin masih masuk dalam tingkatan puasa orang awam, tapi semoga kedepannya bisa lebih baik dan benar-benar mengerti apa itu puasa sebenarnya ๐
ya ampun maish musim ya minta tanda-tangan. Kirain zaman saya waktu kecil aja ๐
musim dong mbak.. hahaha
liat foto terakhir mengingatkan saya masa kecil..
kirain tugas sekolah seperti itu sudah tidak ada lagi ๐
bener banget jadi ingat pas kuliah sbuh juga… ๐