
Mengadopsi teknologi smarthome di rumah kita itu mahal. Kita harus membeli perangkat – perangkat pintar, untuk menggantikan perangkat – perangkat lama kita.
Padahal perangkat – perangkat lama kita seperti kulkas, pompa air, heater lama kita masih bagus dan berfungsi normal.
Membangun smarthome di rumah kita itu ribet. Kita harus mendesain ulang dan membangun jaringan listrik yang sepenuhnya baru di rumah kita. Tidak semua orang punya keahlian dan waktu untuk melakukan itu semua. Kita akan membutuhkan tenaga ahli untuk mendesain dan teknisi-teknisi untuk pemasangannya.
Pendapat kebanyakan orang tentang adopsi dan implementasi smarthome di rumah kurang lebih seperti di atas. Pendapat mereka tidak sepenuhnya salah. Membeli perangkat – perangkat rumah tangga yang telah tersemat teknologi smarthome membuat kita bisa menikmati semua fitur – fitur terkini dari suatu smarthome. Pun dengan mendesain dan menyesuaikan ulang semua jaringan listrik di rumah kita.
Namun pendapat – pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya, bila kita sedikit mempunyai waktu dan kemauan untuk belajar dan mencari informasi, kita akan menemukan bahwa membangun smarthome tidak harus semahal dan semerepotkan itu.
Tidak harus mahal karena sebenarnya ktia tetap bisa menggunakan perangkat – perangkat rumah tangga lama yang sudah kita miliki. Tidak harus ribet karena kita memang tidak harus mendesain ulang dan mengubah semua jaringan listrik yang sudah terpasang dengan baik di rumah kita.
Apa yang harus ada menurut saya hanya satu: koneksi internet yang handal yang tersedia 24 / 7.
Berikut ini saya akan menuliskan beberapa tips untuk memulai membangun smarthome di rumah kita.
Identifikasi Perangkat Rumah Tangga di Rumah
Mulailah dengan mengidentifikasi perangkat – perangkat rumah tangga di rumah kita. Klasifikasikan mana perangkat rumah tangga yang sudah mendukung teknologi smarthome secara bawaan, dan mana perangkat rumah tangga konvensional.
Berikutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan otomatisasi kita. Idealnya memang semua perangkat rumah tangga kita bisa bertingkah cerdas, namun kebutuhan kitalah sebenarnya yang menjadi parameter utama dalam penyusunan prioritas membangun smart home di rumah kita.
Sebagai contoh kita ingin mengatur pompa air utama untuk mengisi tampungan air agar menyala bila bak tampungan air hampir kosong, namun kita mencegah pompa bertenaga besar ini untuk menyala pada jam-jam dimana terjadi puncak penggunaan tenaga listrik di rumah kita.
Mengatur lampu – lampu taman agar otomatis menyala pada jam 17:30 dan padam pada jam 05.30. Mengatur agar pompa taman otomatis menyiram tanaman ketika cuaca cukup panas, kering, dan kelembaban sangat rendah. Mengatur agar AC di kamar kita menyala otomatis ketika suhu ruang dan kelembaban tinggi namun secara otomatis mematikannya ketika tidak mendeteksi keberadaan kita di dalam kamar.
Contoh – contoh di atas hanya sebagian kecil saja. Kita bisa mengeksplorasi dan menemukannya lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan, keinginan, imajinasi, dan kerativitas kita masing – masing.
Koneksi Internet Stabil dan Tersedia 24 Jam 7 Hari
Koneksi internet adalah tulang punggung bagi setiap smarthome. Internet yang stabil dan tersedia sepanjang hari sepanjang tahun hukumnya wajib ada. Koneksi internet inilah yang akan menghubungkan perangkat – perangkat rumah tangga kita dengan server smart home yang bertugas untuk melakukan semua pengaturan dan otomatisasi.
Jadi sebelum benar – benar memutuskan untuk mengadopsi teknologi smarthome pastikan di rumah kita sudah tersedia jaringan internet yang stabil sepanjang hari sepanjang tahun.
Untuk koneksi internet ini saya menyarankan agar menggunakan layanan fixed line seperti Indihome, First Media, Icon+ dan sejenisnya. Sebisa mungkin hindari penggunaan internet jenis mobile, apalagi yang penghitungan tarifnya berbasis kuota. Menurut pengalaman pribadi saya penggunaan jenis internet mobile relatif kurang handal sepanjang hari dan bisa berimbas penambahan biaya seiring pemakaian kuota lebih banyak ketika perangkat smarthome yang terhubung semakin banyak.
Jaringan Wi-Fi Merata di Setiap Penjuru Rumah
Kebanyakan atau hampir setiap perangkat smarthome atau IoT mengandalkan koneksi Wi-Fi untuk terkoneksi ke Internet. Bisa dipahami ini demi alasan kepraktisan. Tidak terbayangkan betapa malasnya bila untuk masing-masing perangkat kita harus memasang kabel LAN/RJ 45, bukan?
Untuk itu pasanglah perangkat access point/router yang menjangkau setiap sudut rumah, dimana di setiap perangat smarthome harus mendapatkan kekuatan sinyal yang cukup bagus. Saran saya pasanglah lebih dari satu access point bila rumah kita cukup luas.
Saya juga menyarankan untuk menggunakan access point tersendiri khusus untuk perangakt smarthome dan IoT kita terpisah dari access point untuk komputer, gadget, dan Smart TV di rumah kita.
Hal ini penting untuk mencegah rebutan IP dan bandwidth internet masing – masing perangkat. Bila perlu alokasikan bandwidth dan priorotas khusus melalui perangkat ruter utama di sentra internet di rumah kita.
Wi-Fi Smart Plug
Smart Plug merupakan alat yang bertugas mengubah perangkat-perangkat rumah tangga konvensional kita menjadi perangkat smarthome yang siap menjalankan perintah dan keinginan kita secara otomatis.

Smart Plug akan menjadi solusi untuk setidaknya dua persoalan: 1) menjembatani perangkat rumah tangga konvensional dengan sistem smarthome yang siap menjalankan tugas secara otomatis. 2) kemudahan instalasi sehingga untuk pemasangannya tidak membutuhkan seorang teknisi/profesional, seorang pengguna rumahan bisa melakukan pemasangan secara mandiri.
Dengan Smart Plug, misalnya kita bisa melepaskan colokan AC kamar, kipas angin, atau pompa air dari stop kontak, kemudian menyisipkan Smart Plug di antara keduanya. Sangat praktis.
Salah satu Wi-Fi Smart Plug yang saat ini mudah ditemukan di toko – toko online semacam Tokopedia adalah Avaro Wi-Fi Smart Plug. Ketika menulis artikel ini saya mendapatkan Avaro Wi-Fi Smart Plug dijual dengan harga kurang dari Rp 100.000,-. Jadi dengan budget Rp 1.000.000,- saja kita sudah bisa mengubah setidaknya 10 perangkat rumah tangga konvensional menjadi suatu perangkat rumah pintar.
Secara teknis Avaro Wi-Fi Smart Plug bisa beroperasi pada tegangan 100 – 240 Volt, bisa dibebani arus sampai 16 Ampere, bisa beroperasi pada suhu -200 – 500 C, dan bisa bekerja dengan Wi-Fi frekuensi 2.4Ghz.
Untuk mengoperasikan Avaro WiFi Smart Plug pengguna tinggal memasang aplikasi Avaro di smartphone, mengoneksikannya dengan masing-masing perangkat, dan mengatur serta menjalankannya sesuai kebutuhan.
Jadi dengan kepraktisan, kemudahan, dan biaya yang amat terjangkau ini tidakkah kita tertarik untuk mencoba mengadopsi teknologi smarthome untuk memudahkan hidup kita sehari-hari?
asyik memang bikin SmartHome.. sayangnya permasalahan dari ekosistem SmartHome adalah, tidak ada standar komunikasi dan protokol.
tiap produsen bikin standar dan protokol sendiri, ujungnya akhirnya jadi kudu install banyak aplikasi, walau hanya untuk menghubungkan ke Google/Siri/Alexa..
ada sih hub gratis dan terbuka (open source), tapi tetap harus mengandalkan berbagai protokol pihak produsen agar bisa dihubungkan ke sistemnya melalui plugin..
juga ketergantungan terhadap internet, karena ngga semua hal perlu terhubung ke internet dan cukup di WLAN saja.. andai saja perangkat tidak harus terhubung ke internet/cloud..
saya pun membayangkan begitu. kita mempunyai server smart device sendiri di rumah, yang kalau bisa server nya kecil saja tapi bisa diandalkan. kalaupun butuh koneksi internet ya sebatas untuk me-remote ketika kita sedang jauh dari rumah atau misalnya untuk mengambil data cuaca 🙂