Jum’at sudah beberapa hari berlalu. Jumat yang akan datang pun masih lusa. Tetapi kenapa tiba-tiba saya ingin menulis tentang khotbah Jum’at. Biasanya saya menulis isi khotbah Jumat di blog ini setelah saya selesai beribadah Jumat. Tidak lain karena: khotbah yang disampaikan dengan baik akan lebih lama membekas di dalam ingatan dan diri jamaah. Sekarang sudah hari Rabu. Jadi saya akan menulis jejak-jejak khotbah yang masih “nyantol” di dalam kepala saya.
Khotbah pekan lalu membahas tentang: hak-hak jalan yang dijelaskan oleh Rasulullah kepada sahabat-sahabat yang karena suatu hal tidak bisa menghindari duduk-duduk di jalan. Itu saja yang saya ingat. Selebihnya apa yang saya ingat itu saya pakai sebagai key word di google untuk mencari hadits selengkapnya. Hadits itu begini:
“Janganlah kamu duduk-duduk di atas jalan.”
Maka mereka (para sahabat) berkata, “Sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang.”Nabi menjawab, “Jika kamu tidak dapat beranjak melainkan perlu duduk-duduk, maka berikanlah hak-hak jalan tersebut.” Mereka bertanya, “Apa hak-hak jalan tersebut wahai Rasulullah?”
Nabi menjawab, “Menundukkan pandangan, tidak mengganggu (atau menyakiti) orang, menjawab salam, dan memerintahkan kepada yang ma’ruf serta mencegah dari kemungkaran.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 8/351, no. 2285)
Ini penjelasan penting bagi saya sendiri. Karena duduk-duduk di jalan termasuk yang sulit saya hindari. Setiap hari saya banyak menghabiskan waktu untuk menunggu angkot. (Sebenarnya saya tidak duduk-duduk di jalan, tetapi di tepi jalan ya)
Menunaikan hak-hak jalan itu sulit. Menundukan pandangan bagi saya sulit. Terlalu banyak ragam orang yang menjadi pemandangan menarik untuk sebentar-sebentar mengangkat pandangan. Tidak mengganggu orang? Rasanya ini pernah saya lakukan, tetapi relatif jarang. Menjawab salam. Untungnya di jalanan di sini jarang-jarang orang mengucapkan salam. Paling-paling menyapa. Jadi saya terbebas dari kewajiban ini
Yang terberat adalah: Memerintahkan kepada yang ma’ruf serta mencegah kemungkaran…
pantes yaah banyak orang suka marah sampai bahkan bisa membunuh kalo orang jalan sambil lihat-lihat orang.. kan banyak tuuh istilah ” apa lihat-lihat?” ..
Wah iya Mas, kalo lagi di jalan susah rasanya menundukkan pandangan..
Kita kan segan nunduk, takut kalo ada bis lewat terus kita ngga nyadar, padahal udah nungguin bis sejak tadi..
Berarti kita ngak boleh bergosip di pinggir jalan yaaa 🙂
kalo di sini kagak ada yang duduk di jalanan. Bisa digeret polisi, hehe…
menundukan pandangan sepertinya hal yg sepele, tapi kalo lg nongkrong di -pinggir- jalan bs jadi hal yg susah juga. orang ada berbagai hal yg menarik terjadi di jalan.
orang sekedar lewat pun bs jadi objek yg menarik, dan bs berujung pada ghibah
kalau lagi nunggu angkot gak bisa nunduk ya 🙂