Kuesioner yang baik seperti apa? Kalau pertanyaan ini ditujukan untuk saya, saya tidak mempunyai jawaban pasti. Tapi setidaknya saya baru saja mengisi kuesioner yang menurut saya sebagai responden tidak baik.
Kemarin siang ketika saya sedang akan memesan makanan di The house of Raminten, Kota Baru, Yogyakarta, ada seorang pria yang menghampiri kami dan menyodorkan dua bendel kertas dan pulpen. Saat itu ada dua orang di meja saya. Bendel kertas itu merupakan kuesioner yang saat itu hendaknya kami isi. Kuesioner berisi tentang segala sesuatu tentang Raminten, mulai dari tempat, pelayanan, harga, rasa makanan dan lain-lain.
Saya meletakan bendel kuesioner di meja tanpa menyelesaikan semua pertanyaannya. Saya merasa terganggu dengan kuesioner ini. Kenapa? Karena jumlah pertanyaan yang harus saya jawab banyak sekali. Jumlah pertanyaannya kalau tidak salah sebanyak 22 butir. Saya di raminten ingin makan siang dan ngobrol-ngobrol dengan teman saya dari Jakarta yang belum tentu setahun dua kali bertemu santai. 😦
Itu saja yang membuat kecewa? Tidak. Dalam beberapa waktu pria tadi meminta kuesioner yang diberikan dan menanyakan apakah kuesioner sudah selesai diisi? Makanan-makanan yang kami pesan saja belum tiba di meja. Bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan dalam kuesioner tentang enak dan tidaknya makanan menurut selera kami. 😦
Saya pikir saya lebih baik diam-diam memotret gadis cantik di meja seberang yang saya dengar santun bertutur krama bahasa Jawa itu. Ini lebih menyegarkan suasana. 🙂
Wedhang Sereh berpemanis gula aren ini enak.

Wedang Sereh
Tetapi terlepas dari kuesioner itu, The House of Raminten adalah tempat yang nyaman untuk ngobrol-ngobrol santai dengan menu makanan, tata ruang dan musik uyon-uyon yang serba njawani. 🙂
ujian semester di raminten mas?!
Terakhir saya isi kuesioner di sebuah bengkel resmi. Kemudian diberi hadiah berisi pencukur elektrik. Asyik kan? Hehehe
waitu, seharusnya ada insentif bagi pengisi kuesioner, hehe
saya tambahkan, kuesioner yang baik harus memberikan insentif kepada responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner, hehe
Sungguh menganggu haha 😀 btw bener juga tuh insentif itu perlu sebagai tanda terima kasih kita
kuisioner pun kalah sama gadis manis 😀
wh kebanyakan tuh mas pertanyaannya, salah momen yg ngasih kuisionerna hehe.
btw, raminten emang enak buat santai, klo yg di kotabaru saya lum pernah, yg pernah yg di kaliurang
Raminten. Ya, itu tempat yang sangat bagus buat kumpul2
kalo hani lebih setuju dengan kuesioner yang membebaskan kita menuliskan apa yang ada di kepala kita
sebenarnya yang bagus adalah yagn lengkap.. dan mengandung semua aspek touch point ke konsumen… tapi begitu lah kalau sudah panjang males ngisinya…
kalau panjang dan banyak, isinya bisa ngasal euy 🙂