Mencoba Esia Max D di Gunungkidul

Kali ini saya sedang mencoba layanan internet mobile dari provider Esia Max D yang beroperasi di jaringan cdma 1xEV-DO rev A. Bukan layanan internet baru sebenarnya. Seorang teman saya sudah sejak beberapa waktu yang lalu mempromosikan produk Bakrie ini di jejaring sosial, hehe

Toh, begitu sampai sekarang saya belum mencoba membeli produk ini, walaupun saya sebenarnya memerlukan provider kedua, provider alternatif. Saya ingin menduakan Telkomsel Flash yang sudah saya pakai selama kira-kira 5 tahun. Maksud saya apabila satu produk sedang ada masalah saya bisa menggunakan produk cadangan. Atau ketika saya kehabisan kuota Telkomsel Flash yang makin lama makin pelit kuota.

Modem Esia Max D yang saya pakai uji coba kali ini adalah milik teman saya. Teman saya ini kesulitan untuk menggunakan modem Esia Max D di laptopnya yang bersistem operasi Ubuntu Sabily sehingga meminjamkan ke saya untuk dicoba-coba di Ubuntu 11.10 di laptop saya. Saya pun mencobanya.

Modem Esia Max D tipe EC 156, buatan Huawei ini ternyata langsung terdeteksi oleh Network Manager. Sayangnya, modem tidak bisa terkoneksi setelah dicoba beberapa kali. Saya mulai googling dan menemukan solusi untuk mengoneksikan modem ini dari terminal, dengan wvdial. Menurut saya ini tidak praktis untuk teman saya yang bukan seorang linux savy. Dia merupakan pengguna biasa Ubuntu Sabily.

Saya mulai melihat-lihat setting default yang diberikan Network Manager -nya Ubuntu untuk modem ini. Username dan password pada setting mobile broadband ternyata tidak terisi. Nah di sini saya mulai mencoba beberapa setting. Sampai akhirnya saya menemukan username dan password yang bisa digunakan adalah Username: aha dan Password: aha

Modem sekarang bisa langsung dikoneksikan melalui Network Manager. Tidak perlu repot-repot membuka terminal dan menjalankan wvdial. 🙂

Penasaran  akan kecepatan Esia Max D, saya segera membuka http://speedtest.net. Dari beberapa percobaan test kecepatan, hasilnya tidak mengecewakan sekaligus tidak terlalu memuaskan. Seperti umumnya layanan mobile broadband yang lain, kadang hasil test kecepatan menunjukan hasil bagus, kadang-kadang pula kurang. Lokasi test kecepatan di Jalan Wonosari-Jogja Km 3 Siyono, Wonosari, Gunungkidul. Berikut salah satu hasil test kecepatan:

Nah, selanjutnya saya jadi penasaran untuk mencoba Esia Max D ini di rumah saya. Apabila di rumah saya saya bisa mendapatkan kecepatan seperti ini, saya tertarik untuk membelinya sebagai cadangan. Semua sudah tahu bagi Internet Mobile, Posisi Menentukan Prestasi.

Selain itu Esia Max D menawarkan paket Internet Mobile dengan harga yang relatif kompetitif dengan variasi paket dan isi ulang yang ditawarkan yang membuatnya cocok untuk diadopsi. Daftar harga dan paket data bisa dilihat di: http://max-d.myesia.com/max-d/tarif/default.aspx

19 komentar di “Mencoba Esia Max D di Gunungkidul

  1. saya masih setia menggunakan speedy meski lambat yang penting istiqomah..tapi ndak tahu ntar kalau sudah mudik mua mencoba pakai modem USB , , terima kasih informasinya Mas 🙂

      • Saya sendiri sekarang tidak menyarankan Smartfren untuk wilayah Jogja, terutama di Mlati di tempat saya. Sering RTO, FUP-nya kebuang sia-sia.

        Bisa sih unduh sampai 250 Kbps, tapi cuma beberapa menit, dan puluhan menit lainnya terseok-seok. Baik yang pakai paket EVO maupun unlimited. Padahal dulu ndak begini.

        Maunya sih coba Flexi EVDO, cuma, belum lihat referensi lain.

  2. Ping balik: Modem Air Flash untuk Esia Max D di Ubuntu. Bisa « Menuliskan Sebelum Terlupakan

  3. saya pengen coba juga nih esia max-d, salah satunya tertarik karena server esia bisa langsung akses ke youtube server, jadi harusnya sih youtuber lancar…saat ini saya sudah coba Tsel Flash dan Telkom Flexi, kalo Flash tergolong lancar, tapi Flexi buat internetan…Paraaaah bangeeet, padahal rumah gwa di dekat BTSnya Flexi dan di dekat kampus UNDIP Tembalang, maklum Flexi itu belum support EVDO sih

Tinggalkan Balasan ke Lidya Batalkan balasan