Tahun 2014 masih 2 tahun lagi. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) atau Pemilihan Lurah Desa (Pilurdes) di desa dimana saya tinggal masih cukup lama. Namun saya tidak tahu ada fenomena apa ketika secara tidak sengaja mulai terdegar di gardu ronda, di tempat-tempat nongkrong di perempatan-perempatan desa di malam hari dan di beberapa tempat lain ada beberapa orang sudah membicarakan hal ini. Masih sebatas ngobrol-ngobrol santai yang terlalu dini sebenarnya untuk dikatakan sesuatu yang serius.
Dan bisa jadi juga bukan hal serius yang perlu diseriusi. Bisa juga hanya angin lalu yang menghalau kebosanan akan isu-isu nasional yang saban hari disuapkan oleh televisi dan media. Bisa pula sebaliknya.
Hehe, saya malah ngomong apa sih di sini. Sebagai bukan seorang yang punya kompetensi untuk menganalisis peristiwa-peristiwa sosial, ada beberapa hal yang mungkin berhubungan: Pilkada Jakarta yang menarik jutaan bola mata dari sepenjuru negeri (1), Pilkades yang baru saja diselenggarakan di desa sebelah (2), Pilurdes yang akan diselenggarakan di beberapa desa tetangga (3), Kepala Desa incumbent yang sudah dianggap terlalu lama, dua kali masa jabatan (4), Masyarakat yang menginginkan perubahan (5)…. apa lagi (6) hehehe
Seumur hidup, saya sudah menyaksikan 2 kali Pemilihan Kepala Desa di desa dimana saya tinggal. Pada tahun 1997 ketika saya belum mempunyai hak pilih dan pada tahun 2002 yang mana Pilkades saat itu dimenangi oleh kepala desa incumbent. Dan dua tahun lagi mudah-mudahan saya bisa menyaksikan peristiwa yang ketiga.
Coba kita lihat apa yang berbeda dengan Pilkades pada era internet sudah menjadi penduduk tetap di desa dibanding pilkades sebelumnya. 😀
Siapa yang ngucurin uang lebih banyak, mungkin? :D.
kalau pemilihan RW pernah ikutan nyoblos juga ga?
waktu pemilihan kades itu saya juga belum memiliki hak pilih..
waktu itu yang saya ingat ada dua kandidat yang diwakilkan dengan simbol pisang 1 tandan dan kelapa yang baru bertunas..
RT dan RW saja sudah lebih dulu melakukan resuffle.., masa kades mau itu- itu saja..
sayangnya, saya ngga punya hak pilih juga 😀
Pasti akan ada akun-akun kampanye. Misalnya, (at)SuPer untuk calon Suranto Permadi. 🙂
yg berhubungan dengan PIL baik pilkada, pilkades sampe pilmelu ehh pemilu saya dari dl absen mas.. lebih baik tidak memilih 😀
hmm..
disini yang ada sih kelurahan.. 😀
semoga satu desa bisa milih dengan bener ya… jadi biar kepala desanya bagus..
sdh lama ndak nyoblos pilkades
Bersama Gorengan dan camilan ane nobatkan agan ini sebagai Penulis.. Heheheh.. Mau?? Mau?? 😛
nice post 🙂
haha… semoga aja orang yg berkualitas deh yg terpilih.. :p
Yang skala kecil seperti RT & Kades biasanya sih obrolannya lebih kenceng, mungkin karena orangnya jelas kelihatan dan (mungkin) jelas dikenal ya.