TV di rumah keluarga saya saat ini sudah berusia satu tahun lebih. Alhamdulillah belum rusak. Dan tiap hari masih menyuguhkan tontonan tentang banyak hal.
Untuk diketahui selama hampir sepuluh tahun sebelumnya di rumah keluarga kami tidak punya TV.
Rupanya selain memberi suguhan tontonan. TV di rumah kami ini memberikan suatu pelajaran yang sama sekali baru bagi keluarga, terutama bagi simbok saya. Saya katakan terutama bagi simbok karena simboklah yang mantap mengatakan berkali-kali kesimpulan dari hampir tiap hari menonton TV selama satu tahun lebih.
βTidak ada orang baik di Indonesiaβ Simbok melanjutkan: Di Indonesia itu isinya orang-orang jahat, dimana-mana orang korupsi, pencuri, hukum tidak adil, cantik-cantik tapi berbohong di bawah sumpah, kecelakaan tiap hari terjadi, kemiskinan terjadi dimana-mana, anak-anak tidak benar-benar sekolah, kekerasan antar agama, pemerkosaan, β¦ apa lagi. π¦
Kalau dipikir-pikir benar ngga sih kata simbok “Tidak ada orang baik di Indonesia”. Atau yang benar begini “Tidak ada orang baik di TV-TV Indonesia” Kalaupun sulit sekali mencari orang-orang baik, setidaknya saya pernah punya dan menuliskan sedikit cerita orang baik di sini.
Ada sih, Mas.
Cuma jumlahnya mungkin enggak seberapa. Dari jumlah yang sedikit itupun hanya sedikit sekali yang diliput..
Orang baik di negeri ini banyak, tapi suara orang yang tidak baik lebih banyak berkumandang dibandingkan orang baik. Orang Jawa bilang “sing waras ngalah” :).
Jurnalis di Indonesia berfilosofi bad news is good news..Lagian berita2 orang jelek ini lebih laku dari pada berita orang baik. Makanya TV rame-rame bikin acara dan mengeksploitasinya demi rating. Sebetulnya yang salah penontonnya atau TV-nya sih..Coba pada serentak matiin TV kalau sicantik tukang bohong muncul. Lama-lama TV juga akan berhenti menyiarkan..
Orang baik pasti ada, tapi yang sering diliput media massa itu yaaaaa yang beritanya negatif soalnya kontroversial dan bisa dijual. Jadinya kaya ga ada orang baik. Herannya, sekalinya ada berita tentang orang baik, publik langsung berpikir, “ah, paling pencitraan,” padahal siapa tahu kalau memang benar tulus π
Memang jadinya ya kita juga yang memfilter informasi yang masuk π
Orang baiknya bali ndeso, Mas jadi jarang masuk TV.
Mungkin begitu maksud simbok, tidak ada orang baik di tv2 Indonesia.
hla, nek dielingken, apa simbok bukan orang baik? heheheh pasti langsung ketawa tar simbok π
Simboknya juga bukan dong? Ahahaha…
Ada kok ada.
Ini yang komen blog mas yang komen yang ini~ orang baik π
Lha sampeyan orang baik mas, simbok nya lupa.
Kalau diluaran sana sih memang banyak jahat dari baiknya.
setuju π
kalau saya masuk kategori jahat apa baik yah mas ?
wkwkwk… Koq, rasa-rasanya di Indonesia yang namanya orang baik itu jarang sekali masuk di hati masyarakat ya? Dan mungkin karena hal inilah yang akhirnya mengakibatkan banyak orang Indonesia yang berbuat jahat, karena kalau jadi orang baik maka tidak akan diperhatikan oleh masyarakat hehe… π
tidak ada orang baik di tv2 indonesia dan tepatnya acara tv nya, bagian yang kurang baik aja di gembor-gemborkan sedangkan prestasu-prestasi anak bangsa jarang banget padahalkan banyak banget,
kayaknya tim TV nya kurang ikut ke komunitas anak muda yang ada di bawah yang sedang berjuang untuk berprestasi ya hanya sibuk mencari kejelekan yang ntah maksudnya buat apa?
π
jawabannya cuma satu kata “Ada” π
Kalau kata ibu saya, jangan cepat meng-judge orang itu korupsi. Kalau kita jarang beramal walaupun uang yang kita dapat halal, tetap saja kita koruptor. Sama kotornya, toh? Hehehe..
Kalau soal TV, TV di kamar saya usianya sudah 15 tahun. Sudah melalang buana dari Medan, Riau, Jakarta dan sekarang Ciputat π
Mungkin karena media TV lebih sering menampilkan berita tidak baik ya. Apalagi ditambah dengan plesetan “bad news is good news”?
saya sendiri heran kenapa tv tv di indonesia tidak ada orang baik. padahal secara manusiawi orang itu kan senang kalau mendengar kabar gembira. misalnya si a dagangannya sukses, si b ternyata meski artis rajin solat senang sodaqoh, si b meski presiden tetapi suka membawakan belanjaan istri. lebih lebih menggendong karung beras di punggung buat janda miskin.