Kali ini saya bermaksud membagikan pengalaman saya sendiri mengikuti proses pembuatan e-KTP di kecamatan Paliyan kabupaten Gunungkidul.
Undangan untuk foto e-KTP, pemindaian sidik jari, pemindaian retina mata dan pemindaian tanda tangan atas nama KK ayah saya kami terima kemarin sore. Sesuai undangan kami sekeluarga dan warga dusun Karangmojo B lainnya sampai di kator kecamatan Paliyan pada kira-kira pukul 8 pagi.
Di kantor kecamatan Paliyan rupanya para tetangga saya sudah mengantri. Karena antrian yang panjang dan satu dari dua set alat pembuatan eKTP rusak, maka sampai pada kira-kira jam 13:00 WIB baru sampai pada giliran keluarga saya -saya dan adik- untuk mengikuti rangkaian pengambilan vas foto, pemindaian sidik jari dan retina serta pengambilan tanda tangan.
Proses itu kami lalui dengan cepat dan lancar. Alhamdulillah jari-jari tangan saya tidak terhambat kapalen dan mata tidak punya masalah katarak. 😀
Selain satu set alat pembuatan eKTP yang rusak ada masalah lain yang tidak kalah penting. Masalah itu adalah banyak data individu pada undangan eKTP yang salah. Kesalahan itu diantaranya adalah tanggal lahir, alamat dan bahkan jenis kelamin. Hesti, cewe tetangga saya terpaksa harus pulang karena didata berkelamin laki-laki.
Kesalahan tanggal dan tahun lahir ini juga terjadi pada keluarga saya. Data tanggal dan tahun lahir ayah dan simbok saya tidak sesuai dengan KTP terdahulu dan yang tertera pada Kartu Keluarga. Tanggal dan tahun lahir pada KTP lama dan KK -lah yang sebenarnya benar.
Saya mengira pada proses pembuatan e-KTP ini kesalahan data pada undangan bisa langsung diperbaiki bila individu bisa menunjukan dokumen terkait, Kartu Keluarga misalnya. Tadi karena baru setibanya di kantor kecamatan kami menemukan ada kesalahan tahun dan tanggal lahir dan kami kemudian mengambil Kartu Keluarga (C1) di rumah. Ternyata kesalahan data seperti ini tidak bisa diperbaiki secara langsung.
Menurut petugas, bila terjadi kesalahan dan melakukan revisi, maka individu atau keluarga akan diundang lagi mengikuti proses pembuatan e-KTP di kecamatan Paliyan pada bulan Januari 2012.
Dalam ngobrol-ngobrol di lingkungan kantor kecamatan selama kami menunggu antrian, datanglah ‘seseorang’. Dia menyarankan agar pembuatan e-KTP lancar dan tidak merepotkan, semua pertanyaan konfirmasi dari petugas pembuatan e-KTP agar diiyakan saja, meskipun salah. Kelak tinggal Kartu Keluarga saja yang ‘disesuaikan’, dirubah sesuai dengan eKTP yang baru.
Tentu saja saya menolak saran ini. Kenapa sesuatu yang sebelumnya sudah benar malah dibuat salah hanya untuk memintas proses agar tidak repot. Saya bersikukuh untuk menempuh jalan yang repot untuk dilalui keluarga kami. Ayah dan Simbok pun memilih pulang dan menunggu undangan pada proses revisi yang katanya akan dilakukan pada Januari 2011. Bukankah pembuatan e-KTP bertujuan untuk meminimalisasi ketidak akuratan data kependudukan.
Terkait dengan kesalahan-kesalahan data individu dan keluarga pada undangan pembuatan e-KTP ini bagi saya memang mengherankan, menjengkelkan dan sekaligus memalukan. Kenapa kesalahan data bisa mencapai mungkin hampir separo individu yang diundang dari dusun Karangmojo B, desa Grogol, kecamatan Paliyan. Kalau ada satu atau dua kesalahan sebenarnya saya masih bisa memaklumi sebagai sesuatu yang manusiawi.
Terlalu banyaknya kesalahan itu kemudian membuat saya bertanya-tanya. Data itu diambil dari mana? Dari udara atau dari lautan bebas? Apakah petugas catatan sipil yang bertugas melayani pembuatan KK dan KTP di kantor kecamatan Paliyan tidak pernah menyimpan data kependudukan. Data tidak mereka anggap lagi sebagai sesuatu yang penting setelah KK dan KTP dicetak dan diserahkan kepada pemegangnya?
Kesalahan-kesalahan yang mencolok seperti ini bisa dijadikan indikator keseriusan pemerintah untuk mewujudkan identitas tunggal bagi tiap warga negara.
Dan bagi masyarakat seperti kami adalah sesuatu yang merepotkan. Bagaimana tidak. Untuk proses kali ini saja masyarakat sudah mengeluarkan ongkos partisipasi yang mahal. Untuk datang ke kantor kecamatan mereka sudah rela menghentikan aktifitas harian, pulang dari tanah rantau, ijin dari tempat kerja atau tidak masuk kampus bagi pelajar dan mahasiswa. Idealnya tentu saja proses pembuatan e-KTP itu selesai pada hari itu juga. Tidak ada yang pernah berharap untuk mendapatkan kenyataan data asal-asalan dan menunggu proses revisi.
Catatan lagi adalah e-KTP tidak serta merta jadi setelah proses pembuatan e-KTP yang saya sebut diatas dilalui. Masih harus menunggu beberapa lama lagi entah sampai kapan. Pembuatan e-KTP tidak secepat pembuatan SIM. Dugaan saya bahwa e-KTP untuk mempersingkat dan perbaikan kualitas pelayanan publik itu ternyata belum benar. 😀
Saya heran di KTP lama data benar kok data jadi banyak yang salah…memang ini proyek main-main kalu di komplen jawabanya klasik lawong nginput segini banyak,salah wajar….
Simbah-simbah kemarin juga ada yang pulang pas di tanya katanya statusnya belum kawin padahal ke Kecamatan sama suaminya…beh-behhh (kata orang Jatim)…njuk piye jal…
kalau yang salah itu satu dua, saya memaklumi sebagai suatu manusiawi. tapi kalau hampir separo terjadi untuk dusun karangmojo b. apa itu bukan kecerobohan?
saya aja laki-laki tercatat jadi perempuan mas..
Saya petugas kontrak ektp di wonogiri. mungkin kasus itu sama dengan wonogiri. banyak data yg tidak sesuai karena emang sebelum saya masuk kerja input database dilakukan oleh PT Pemenang Kontrak (ya pekerja kontrak juga) jadi data sebagian besar ngaco. mereka lebih mementingkan kuantitas dari pada kwalitas dan keakurasian data. Untuk pelayanan sekarang wonogiri diperketat jadi jika ada perbedaan data hampir semua data dukung dibawa semua mulai dari akta lair, ijasah, surat nikah, sertivikat dan surat2 penting lainnya. karena memang masih banyak orang indonesia yang memiliki identitas yg berbeda2 antara surat2 penting tersebut.
Sampai sekarang saya belum menerima undangan eKTP, Mas..
Tapi kemarin dapet cerita kalau para petugas di tempet temenku malah kerjaannya godain yang cewek-ceweke hehhehee
Soale sambil pegang jarinya mas…hehehe..alesan sidik jarinya gak keliatan….:D
ah, iya ya, tadi semua jari dipindai sidiknya. untungnya saya bukan cewe cantik jadi ngga digoda sama petugas 😀
di tempat saya tadi malah sepi
bapak & adik yang baru bisa mengurus e-ktp ini jam 2 siang, sudah balik lagi jam 2.15, katanya di kantor kecamatan cuma ada petugasnya doang 😀
padahal kalau baca di koran biasanya urusan e-ktp ini sampai jam 10 malam pun banyak yang belum kelar
Saya belum buat sih, nanti saja kalau pulang ke Bali 🙂
belum bikin e-ktp.. gak tau kapan ya? hehe
wah gunung kidul udah ya?
tempat saya Wonogiri kok belum ya 😦
sepertinya masih lama deh, skrg aja katanya ndak punya anggaran buat EKTP 😦
sekarang sudah bisa mas. datang aja ke kecamatan nya. paling jadinya 1-3 mingguan. di girimarto rata2 1 minggu sudah jadi kok
Bingung mau buat kemana mas, saya punya 2 KTP, .. 😀
Ya begitulah kalau kerja borongan, bisa banyak terjadi kesalahan data atau pun kesalahan teknis. Itu pun masih dikejar tenggat waktu harus selesai.
Berarti selain memakan waktu dan biaya besar, ternyata nggak akurat juga ya mas? Ini pasti akan bermasalah ketika Pemilu nanti. saya yakin.
btw, saya sendiri belum dapat undangan untuk pembuatan e-KTP ini mas.
Terimakasih telah berbagi.
-+ sama dengan tempat ane bero 😀
ane kerjanya di disdukcapil. ane maklum karena jumlahnya yang membuat membludak. ane mau nanya anda dapat darimana klaim kalo setengah desa salah dapet darimana? buktinya apa? yang kedua berkas anda salah dimana? tidak mungkin ada api kalo ngga ada asap.
Tolong Anda baca sekali lagi posting ini dan dari mana Anda mendapatkan “saya mengklaim kalau setengah desa salah”
Untuk saya perjelas pada posting ini saya membatasi pada suatu dusun, yaitu dusun Karangmojo B, bukan desa.
Mungkin bagi petugas entry data, termasuk untuk membaca tulisan seperti ini pun perlu kecermatan. 🙂
Dan silakan Anda koreksi bila apa yang saya utarakan di sini ada yang Anda anggap tidak sesuai bila benar Anda adalah pekerja di disdukcapil
PNS kelurahan integritasnya rendah, kerja asal2an. @saidedwin, anda termasuk salah satu PNS dengan integritas rendah. “gak ada asap kalo gak ada api” ini saya artikan “gak dikasih duit, yach PNS-nya kerja asal2an”. Shame on you.
sengaja saya balikkan kata2 “tidak ada api kalo tidak ada asap”, karena pemikiran @saidedwin ini juga keliatannya sudah terbalik
@Jarwadi, postingan yang bagus. Semoga ini bisa menjadi tamparan bagi pelayan publik yg berhubungan dengan data2 kependudukan, agar kerjanya gak ” ASAL-ASALAN LAGI !!!!”
mudah-mudahan..
paling gag bisa jadi ajang korupsi tingkat tinggi untuk pengadaan sarana dan prasaranya.. wkwkwkwkwkwk
banyaknya kerepotan menunjukkan belum siapnya penyedia layanan…
tanya: kira2 dengan sistem itu masih ada celah gak utk bikin ktp ganda??? mo kawin lagi nih! hahaha
sebenarnya kalau menurut saya data di kasih dulu sudah sesuai dengan yang di inginkan atau belum yang tidak sesuai lapor baru didata ulang baru di panggil untuk foto itu yang di lakukan di tempat tinggal ku
Ping balik: e-KTP Sampai Sekarang Belum Jadi, Terus Kapan Jadi? « Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: E-KTP Sudah Jadi « Menuliskan Sebelum Terlupakan
Persis ditempat saya kecamatan Margahayu Kab. Bandung.
Data anak saya yang laki2 keliru dengan data anak saya yang perempuan. Data tersebut ternyata sudah dimasukkan ke database sebelum pembuatan e-ktp. Pada saat pembuatan e-KTP data tersebut kami koreksi. Setelah e-KTP jadi ternyata data yang tertulis pada e-ktp tidak sama dengan data yang tersimpan di server. Data yang tersimpan di server tetap salah seperti semula, tidak terkoreksi seperti koreksi yang kami lakukan pada saat pembuatan e-ktp.
jadi kalau kami cek data e-KTP anak saya yang laki-laki, data yang yang keluar data anak saya yang perempuan, demikian juga kalau yang kami masukkan NIK anak saya yang perempuan, yang keluar data anak saya yang laki-laki.
Bagaimana cara memperbaikinya, barangkali ada teman2 yang punya pengalaman yang sama ?
Terima kasih
,