Mau Ngasih Duit Pengamen?

Dalam waktu kurang dari 15 menit, di bus “Jaya Sehati” antar kota jurusan Yogyakarta – Wonosari yang tadi siang saya tumpangi, ada 2 kelompok musisi jalanan dan seorang sendirian yang mengamen. Mereka silih berganti membawakan aneka lagu dan diiringi alat musik ala kadarnya. Begitu selesai bernyanyi mereka akan menghampiri penumpang satu demi satu untuk meminta – minta uang. Meski tidak ada kewajiban bagi penumpang untuk memberi duit pada pengamen – pengamen jalan ini.

Tidak satupun dari ketiga kelompok pengamen yang meminta duit pada para penumpang termasuk saya yang saya beri uang ala kadarnya. Biarin saya dibilang pelit. Saya tidak rela merogoh duit walau hanya koin – koin dari tas karena saya pikir merupakan perbuatan yang tidak mendidik. Sebagai penumpang bus, saya merasa tidak nyaman dengan kehadiran pengamen yang sudah suaranya kebanyakan acak adul, masih menghampiri penumpang satu – satu untuk minta duit. Saya kira rasa tidak nyaman ini tidak hanya ada pada saya.Penumpang – penumpang lain pun banyak yang gerah di tengah siang yang panas dan penumpang yang berdesakan.

Jarang orang yang ngasih duit pada pengamen di bus yang dengan alasan karena puas dan suka dengan lagu yang mereka nyanyikan. Ada yang karena kasihan. Toh ada pengamen yang menjual empati seperti sambil mempertontonkan fisik yang cacat atau perempuan mengamen dengan membawa anak kecil. Ada penumpang yang memberi uang karena takut dengan tampang pengamen yang kasar dan kelihatannya intimidatif. Terutama penumpang wanita.

Mengapa masih ada orang yang mengamen? Penghasilan mengamen di bus tidak sedikit. Pernah saya mengobrol dengan pengamen yang mengeluh karena dalam sehari hanya mendapat uang Rp 50.000. Hah! Rp 50.000 dibilang sedikit? Saya kaget karena mereka sering mendapat diatas Rp 80.000/hari. Kalau bus sedang ramai seperti mudik lebaran mereka bisa mendapat Rp 150.000 – 200.000/hari. Gila! Pantas saja mereka tidak memilih kerjaan lain.

Mengamen memang tidak salah. Tetapi akan lebih baik bila dilakukan secara santun, profesional dan pada tempatnya. Basa basi permintaan maaf bila mengganggu kenyamanan penumpang yang mereka ucapkan tiap kali mengamen tidak bisa saya katakan sebagai kesantunan. Lalu seperti apa pengamen yang santun dan lebih profesional yang saya maksud?

Contoh pengamen santun seperti ini ada di Rumah Makan Soto Pak Marto di depan Gedung Jogja Expo Center. Pengamen di sini berkelompok. Seperti grup band. Mereka membawakan lagu di bagian samping depan ruang Rumah makan dan mereka menaruh kotak dan tidak pernah mendatangi orang yang sedang makan satu per satu atau meja per meja. Harapannya pengunjung Rumah Makan akan memberikan sejumlah uang ke kotak yang mereka pasang bila pengunjung menyukai lagu – lagu yang mereka bawakan. Saya lihat di RM Soto Pak Marto ada banyak pengunjung yang ngasih mereka uang. Tidak tanggung – tanggung bahkan ada yang memberi Rp 10ribu, 20ribu bahkan 50ribu. Nah tuh … Kalau mengamen seperti ini malah jadi bersinergi dengan pengusaha Rumah Makan. 😀

Posted with WordPress for BlackBerry.

6 komentar di “Mau Ngasih Duit Pengamen?

  1. Ping balik: [Opera Van Java] Cah Kangkung nyari duit. 26/06/2009 – #4 | Lire

  2. hah?!? dapat segitu?
    dulu awal sekali tahun 90an pas iseng ngamen, satu lagu dapat 50-100rupiah juga sudah bagus.
    di salah satu rumah makan di banjarmasin, juga ada pengamen yg macam di Rumah Makan Soto Pak Marto itu, malah khusus lagu² tradisional banjar, saya suka.

  3. beberapa waktu silam pernah mampir juga di soto pak Marto,walaupun mereka mengamen,tapi memang mereka ngamen dengan elegan,menunjukkan kuantitas serta tehnik vokal dan bermaik musik yg bagus ala pengamen jalanan,…

    saya melihat ada 5 intrumen dan alat musik yang mereka mainkan,jadi bisa di bilang walaupun mengamen tapi mereka mau keluar modal…modal ketrampilan dan penguasaan alat musik…modal duit untuk membeli alat musik…serta modal suara yang boleh di bilang cukup bagus…

    pembagian vokal mereka juga cukup merata,tidak asal nyeplos,range vokal 1 hingga vokal 3 juga lumayan,enak di dengar di telinga,dan bagi saya untuk pengamen dengan modal seperti itu wajib di apresiasi hukumnya,tapi sayangnya kemarin saya lagi bokek,jadi nggak bisa kasih banyak,ya cukup buat beli 1 pak rokoklah..ha..ha…

Tinggalkan Balasan ke wid Batalkan balasan