Jalanku tidak becek lagi

Jalan ber^Cor Blok^

Jalan ber^Cor Blok^

Sudah biasa sekali apabila di musim penghujan seperti sekarang, jalan dari gubug kediaman saya ke jalan aspal –jalan raya– becek dan tergenang air berlumpur. Sepatu yang saya pakai pasti merasa terkorbankan demi kenyamanan telapak kaki. Korban kedua tentu adalah penampilan saya. Orang – orang dan teman teman pasti bisa memaafkan apabila terpaksa saya temui dengan style yang natural (baca : serba basah, becek dan sedikit lumpur tersisa) Tapi percayalah semua yang menempel disepatu atau mungkin sedikit dicelana bukanlah limbah non organik berbahaya.

Spesial untuk Musim ini, ceritanya sudah berbeda. Sepanjang jalan dari Gubug *Bahagia* saya, ke jalan raya sudah bercor blok rapi. Pemerintah desa telah membangun khusus untuk saya , mungkin dengan proyek yang dibiayai oleh PPK -Program Pengembangan Kecamatan- atau PNPM Mandiri -Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat- Mandiri seperti yang diiklankan di TV. Sekarang saatnya saya sey gut bai untuk becek dan lumpur yang pernah menjadi sahabat setia sehidup semati sepatu saya.

Sekarang saatnya kaki dan diri ini melangkah menapaki jalan menuju masa depan yang lebih baik. SEMANGAT PAGI. duuuuniaaaaaa

Bu Eny S menghadiri Undangan Ber Haji

Pada dasarnya selama hidup didunia manusia akan mendapatkan tiga panggilan, pertama Panggilan untuk Shalat, yaitu dengan berkumandangnya Adzan, kedua Panggilan untuk berhaji, dan ketiga panggilan untuk kembali ke hadirat-Nya. Begitulah bentuk ringkas dari Pengajian yang diberikan oleh saudara H Heriyanto pada saat kami kami bersilaturahmi ke Muntilan siang tadi sekaligus ngaruhke keberangkatan Ibu Eny Safaryati untuk memenuhi panggilan berhaji.

Eheemmmmm ....

Eheemmmmm ....

Bu Eny, tolong saya didoakan supaya rejeki saya lancar dan dapat memenuhi panggilan berhaji sesegera mungkin.

Gambar diatas benar benar menantang perut dan air liur kami kami yang datang jauh jauh dari negeri Wonosari dan jam dilayar ponsel saya sudah berangka lebih dari 15:30 WIB.