Gadis cantik berpose manja dalam foto di atas adalah Mira Sahid, teman blogger saya sejak jaman baheula. Sebenarnya dia bukan lagi gadis. Mira adalah seorang emak-emak, hanya narsis memang nama tengah yang entah disematkan oleh siapa.

Dalam tulisan saya kali ini saya tidak akan membahas Zenfone 3 Laser secara teknis dan secara mendetail seperti kalau biasanya saya membahas gadget. Saya akan berbagi pengalaman saya mencoba kemampuan fotografi dari Smartphone yang baru-baru ini secara resmi telah hadir di Indonesia. Inilah sebenarnya alasan saya memajang foto mpok Mira. Bukan karena saya naksir ybs. :p

Seumur-umur saya menggunakan Zenfone 3 Laser sebanyak 2 kali. Saya pertama kali mencoba di Bali Nusa Dua Convention Center pada ASUS  Zenvolution event. Saat itu kesempatan saya mencoba Zenfone 3 Laser tidak lama. Saya harus antre dan rela berbagi dengan blogger-blogger yang lain yang sama antusiasnya. Pun begitu saya merasa jatuh cinta dengan Zenfone 3 Laser yang mudah menghasilkan foto-foto cantik.

Kali kedua saya menjajal Zenfone 3 Laser adalah di kota saya sendiri, di Hotel Tentrem – Yogyakarta, ketika ASUS mengadakan acara photo competition dalam event blogger gathering. Saat itu saya sengaja meminjam unit Zenfone 3 Laser dari teman-teman panitia dari ASUS. Pikir saya saat itu, kapan lagi bisa mencoba kemampuan smartphone ini bila tidak sekarang.

Bila ketika di Bali Nusa Dua Convention Center waktu saya mencoba Zenfone 3 Laser sangat terbatas, di Hotel Tentrem saya bisa menggunakan smartphone ini secara leluasa. Bila di BNCC saya hanya bisa mencoba-coba fitur-fitur camera, kali ini saya bisa mencoba memasang banyak aplikasi seperti Facebook, Instagram dan sejenisnya di Zenfone 3 Laser. Saya sekaligus bisa mengalami sendiri seperti apa performa Zenfone 3 Laser ketika terpasang banyak aplikasi dan terkoneksi ke suatu jaringan internet.

Photo Competition yang berlangsung di area Hotel Tentrem berlangsung pada malam hari, dari sekitar jam 6 petang sampai sekitar jam 8 malam. Ini adalah kesempatan untuk menguji kemampuan kamera Zenfone 3 Laser dalam keadaaan pencahayaan yang temaram pada malam hari. Hasilnya? Lihat foto-foto di bawah ini:

Kebanyakan foto-foto di atas saya ambil dengan mode auto. Seingat saya hanya foto kolam renang yang saya ambil dengan mode manual. Baik mode auto maupun mode manual sangat mudah digunakan dan menyenangkan. Kamera sangat gegas digunakan, tidak terasa ada shutter lag, sedikit tangan yang bergetar pun tidak serta merta membuat foto menjadi blur, kecuali getaran tangan memang kelewatan.

Rahasia dari foto bagus yang dihasilkan oleh Zenfone 3 Laser ini bukan menjadi rahasia lagi, adalah sensor 13 MP Sony IMX 214 yang didukung oleh lensa 5P dengan aperture f/2.0 dengan sejumlah optimasi lain seperti Pixel Master 2.0 yang dikembangkan oleh ASUS.

Sepanjang pengalaman saya, Zenfone 3 Laser juga sangat mampu digunakan untuk menjalankan beberapa software/aplikasi photo editing dengan gegas. Ini tak lepas dari processor yang digunakan, Snapdragon 430 dan RAM 4 GB serta internal memory yang memungkinkan dipasangkan banyak aplikasi sekaligus.

Dengan segala kelebihannya di ranah mobile photography, ASUS Zenfone 3 Laser hanya dibanderol Rp 3.399.000,-. Jauh lebih hemat dibanding dengan Zenfone 3 saya yang masih dihargai lebih dari Rp 4 juta. Untuk penyuka mobile photography namun menghendaki harga yang lebih ramah dompet, saya menyarankan ASUS Zenfone 3 Laser. 🙂

Untuk detil yang lebih teknis silakan membaca-baca di laman ASUS mobile di sini.