ASUS Zenbook UX 360 UA, Notebook 2 in 1 Cantik Berperforma Tinggi untuk Profesional Muda

ASUS Zenbook Flip UX360UA

ASUS Zenbook Flip UX360UA

Processor Intel Skylake i6500U, Otak Zenbook UX360UA

Sekitar 90% notebook baru yang beredar di pasaran saat ini menggunakan processor buatan Intel sebagai otaknya. Maka ketika kita ingin memilih sebuah notebook baru apa yang menjadi pertimbangan kita kemungkinan bukan lagi memilih yang ber-processor Intel atau ber-processor selain Intel.

Agar pilihan notebook sesuai dengan kebutuhan, kita harus jeli dalam mempertimbangkan dan memilih jenis dan seri processor Intel yang sesuai kebutuhan. Karena sebagai penguasa industri processor desktop dan notebook, Intel mempunyai banyak varian produk untuk mengakomodasi kebutuhan komputasi manusia moderen yang semakin kompleks dan beragam.

Cermat dan jeli dalam mempertimbangkan dan memilih processor untuk sebuah notebook adalah apa yang saya lakukan beberapa waktu lalu. Ketika saya membutuhkan sebuah ultabook yang sangat portable dan ringan untuk mendukung mobilitas saya yang harus bekerja nomaden antara Jogja, Jakarta dan kota-kota lainnya. Sampai akhirnya, dengan tanpa bimbang, saya menjatuhkan pilihan kepada sebuah ultrabook yang ber-processor Intel 6th generation core i7 6500U. Ultrabook pilihan saya adalah ASUS Zenbook UX303UB. Notebook yang saat ini saya gunakan untuk menulis artikel review ini dalam perjalanan saya ke Jakarta untuk mengikuti lomba lari Jakarta Festival City Marathon 2016.

Jadi review saya tentang ASUS Zenbook UX360UA sangat dipengaruhi dengan preferensi dan pengalaman saya sehari-hari bekerja menggunakan Ultrabook ASUS Zenbook UX303UB. Karena keduanya sama-sama menggunakan processor paling mutakhir dari Intel yaitu Skylake-U 6th generation core i7 6500U. Di sisi jeroan, selain processor, keduanya memang tidak identik. Namun justru dari perbedaan jeroan dari keduanya saya menjadi paham betul apa saja peningkatan yang telah diberikan ASUS untuk lini Notebook 2 in 1 ini.

Sebelum memperdalam pembahasan mengenai fitur-fitur dan desain dari ultrabook convertible ASUS Zenbook UX360UA saya akan terlebih dulu mengulas processor high end berkinerja tinggi Intel core i7 6500U.

Intel Skylake-U core i7 6500U

Intel Skylake-U core i7 6500U

Oleh Intel processor generasi ke-6 ini diberi codename Skylake-U 6th generation Intel Core i7 6500U. Sufix “U” merujuk bahwa processor ini merupakan jenis embedded yang hemat energi. Processor yang memang diperuntukkan bagi notebook ultra portable (ultrabook) dan variannya. Skylake-U 6th generation Intel core i7 6500U oleh intel baru diluncurkan pada kuartal ke-3 tahun 2015, merupakan processor yang cukup baru dan mutakhir sampai saat ini.

Skylake-U Intel Core i7 6500U merupakan processor berinti ganda (2 core) dan mendukung fitur hyper threading. Apabila kita memeriksanya menggunakan Task Manager di Windows 10 maka akan terbaca sebagai processor yang mempunyai 4 inti, 2 inti fisik dan 2 inti virtual. Teknologi banyak inti (multi core) akan memberikan banyak benefit ketika notebook digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat seperti bermain game, audio video encoding dan decoding, graphic rendering. Pun teknologi hyper threading yang dibawa core i7 terasa sangat signifikan ketika kita mengerakan banyak tugas sekaligus dalam satu waktu. Misalnya kita membuka banyak tab di web browser, word processing, spreadsheet, memutar musik dengan Spotify, atau dalam skenario pekerjaan saya sebagai pengembang database yang mengandalkan PostgresSQL, Apache, PHP dan aplikasi penunjang lain secara simultan.

Skylake-U Intel Core i7 6500U mempunyai base frekuensi 2.6 GHz dan mendukung Turbo Boost up to 3.1 Ghz, mempunyai L3 cache cerdas sebesar 4 MB beserta Bus Speed 4 GT/s OPI. Bus Speed selapang ini ibarat jalan tol yang mampu memuat lalu lintas berkecepatan sangat tinggi. Processor Intel Core i7 6500U yang bekerja pada clock speed 2.6 GHz bahkan bila dibutuhkan bisa dipacu segesit 3.1 Ghz tanpa membuatnya rakus daya. Ini dikarenakan Skylake-U yang secara DNA dirancang oleh engineer-engineer Intel untuk ultra portable computing dikerjakan dengan teknologi fabrikasi 14 nm. Disebut juga processor low power ber-lithography 14 nm. Untuk beban kerja wajar Skylake Intel Core i7 6500U hanya mengkonsumsi daya sebesar 15 Watt. Bahkan untuk banyak keadaan bisa bekerja dengan konsumsi daya sekecil 7.5 Watt. Hampir setara dengan konsumsi daya sebuah smartphone. Ini barangkali adalah rahasia kenapa Zenbook milik saya bisa bekerja sepanjang perjalanan kereta malam Jogja-Jakarta tadi malam.

Teknologi yang tidak boleh dikesampingkan yang telah disatukan dengan Skylake-U 6th generation Intel Core i7 6500U adalah built in graphic processor. Untuk processor ini Intel telah menyematkan Intel HD Graphic 520. Keberadaan built in graphic processor ini sangat menguntungkan dalam penghematan daya. Artinya notebook tidak perlu membuang banyak daya batere untuk sebuah graphic processor tambahan pihak ketiga.

Built in Intel HD Graphic 520 pun mempunyai kemampuan yang handal. Mempunyai base frequency 300.00 Mhz, Max Dynamic frequency 1.05 GHz, mendukung Video RAM sampai 32 GB, mendukung resolusi layar Ultra High Definition, mendukung Direct X 12, mendukung Open GL 4.4 dan segudang fitur canggih lainnya.

Dalam bagian lain artikel ini saya akan membahas lebih lanjut bagaimana ASUS memanfaatkan dan mengoptimalkan teknologi dari Skylake-U 6th generation Intel Core i7 6500U untuk ASUS Zenbook Flip UX360UA.

Mengulik Desain ASUS Zenbook Flip UX360UA

Unit ASUS Zenbook Flip UX360UA yang saya coba pada tanggal 18 Oktober 2016 di Hotel Tentrem Yogyakarta berwarna abu-abu. Menurut ASUS warna ini disebut Mineral Grey. Warna yang cukup berbeda dibanding Zenbook UX303UB saya yaitu warna Icicle Gold.

zenbook-flip-ux-360ua-body-design-01

Bagi saya yang terbiasa dengan warna emas, perlu waktu beberapa saat untuk mencerna pilihan warna dalam desain Ultrabook ini. Sampai saya mencoba melipat dan menutup layar UX360UA saya mulai terpesona dengan hinge yang didesain secara unik. Warna keemasannya begitu menonjol di antara keseluruhan body UX360UA yang berwarna abu-abu. Cukup lama saya menikmati keunikan yang indah ini sebelum saya melanjutkan mengeksplorasi sisi lain dari Zenbook Flip ini. Tak heran bila ASUS menyebutnya sebagai jewel hinge. Karena memang didesain terinspirasi kemewahan perhiasan.

Zenbook Flip UX 360UA Design: Jewel Hinge

Zenbook Flip UX 360UA Design: Jewel Hinge

Kemewahan penampilan jewel hinge bukan satu-satunya yang ditawarkan ASUS di Zenbook UX360UA. Hinge yang bisa diputar 3600 ini diklaim ASUS bisa dibuka tutup sampai 20.000 kali. Artinya bila convertible ultrabook ini per hari dibuka tutup sebanyak 10 kali, maka hinge -nya akan mampu bertahan selama hampir 6 tahun.

Apa yang selalu menarik perhatian dari sebuah Zenbook adalah pola concentric circle di punggung notebook yang mempunyai desain tepi melengkung. Pola yang menimbulkan kesan khas, apalagi ketika terkena cahaya, oleh ASUS ini disebut sebagai Zen Circle. Entah Zen Circle itu ada di punggung Zenbook atau di punggung Zenfone, penyuka produk ASUS, apalagi para Zenfan akan mudah mengenalinya dengan cepat. Zen Circle sudah cukup berbicara bahkan tanpa logo ASUS sekalipun. Sebuah branding yang bagus. Apalagi di lini Zenbook, logo ASUS diukir secara mewah di tengah-tengah pola concentric circle Zen.

Membicarakan desain sebauh ultrabook, apalagi notebook 2 in 1 (convertible) kita tidak boleh melupakan bobot dan dimensi. ASUS Zenbook UX360UA mempunyai bobot 1.27 kg. Lebih ringan dibanding Zenbook UX303UB saya yang berbobot 1.45 kg. Sementara UX360UA mempunyai dimensi 32.3 x 22.0 x 1.39 cm. ASUS UX303UB saya mempunyai dimensi 32.3 x 22.3 x 19.2 cm. Artinya UX360UA lebih tipis 53 mm dibanding Ultrabook milik saya.

Kemampuan Akrobatik Zenbook Flip UX360UA

Untuk Convertible Ultrabook terbaru ini ASUS menyematkan angka “360”. Sedangkan angka “390” disematkan kepada Zenbook 3 UX390. Cukup lama saya berpikir dan menerka-nerka apa arti penggunaan angka “360” ini. Belakangan saya baru ngeh bahwa angka ini bermaksud menegaskan fleksibilitas hinge yang bisa diputar sejauh 360 derajat.

zenbook-flip-ux-360ua-body-design-02

Zenbook Flip UX 360UA Design 06.png

Menurut saya ini inti keunggulan Zenbook Flip UX360UA dibandingkan lini notebook Asus lainnya. Zenbook Flip terbaru Asus ini bisa melakukan atraksi selayaknya pemain akrobat dalam pentas sirkus.

Menjadi notebook tentu saja fitur dasar dari UX360UA. Sebagai sebuah notebook yang ingin memberikan kenyamanan kepada pengguna, ia bisa diatur ketegakkan atau kemiringan layarnya. Saya sendiri sering melakukan pengaturan kemiringan layar agar leher tidak pegal ketika bekerja lama di depan notebook.

Menjadi tablet merupakan fitur “360” dari kemampuan hinge baru yang disematkan oleh ASUS. Bagi saya mengubah sebuah notebook menjadi sebuah tablet bukan hanya karena saya ingin bermain game. Di kantor saya sering kali big bos memanggil saya untuk menjelaskan sebuah ide, menjelaskan alur flow chart ataupun menggali ide-ide baru dari sebuah gagasan dengan aplikasi brainstorming seperti Freemind. Duduk satu meja dengan big bos dengan men-drag and drop ide di atas layar tablet bagi kami seolah sedang menorehkannya di atas kertas, menyenangkan. Membaca dan meneliti dokumen penting dalam perjalanan antar kota rasanya juga lebih cocok dilakukan dalam mode tablet. Apalagi UX360UA memang memiliki layar berresolusi UHD berteknologi IPS LCD dengan sejumlah optimasi.

Mode Display dan Mode Tent adalah cara lain memanfaatkan kemampuan bertransformasi Zenbook UX360UA. Mode ini cocok digunakan ketika kita sedang menikmati konten multimedia (foto, film, animasi dan sejenisnya) secara bersama-sama, untuk mengatasi keterbatasan space dalam suatu keadaan atau kondisi lainnya.

Kelengkapan Port

Dirancang sebagai sebuah ultrabook convertible, ASUS Zenbook UX360UA mempunyai tombol-tombol yang jarang dimiliki oleh notebook/ultrabook lain. Misalnya adalah tombol volume up dan volume down. Tombol yang sangat vital ketika UX360UA bekerja dalam mode tablet. Tombol ini berfungsi seperti volume rocker pada smartphone kebanyakan. Tombol power pun didedikasikan di sisi notebook sejajar dengan tombol volume, agar mudah dijangkau dalam banyak keadaan. Tombol power tidak diletakkan di keyboard sebagaimana Zenbook UX303UB milik saya.

Zenbook Flip UX 360UA Design: Rich Connectivity

Zenbook Flip UX 360UA Design: Rich Connectivity

 

Zenbook Flip UX 360UA Design: Rich Connectivity

Zenbook Flip UX 360UA Design: Rich Connectivity

Di sisi kiri ASUS Zenbook UX360UA selain terdiri tombol volume dan tombol power seperti yang saya jelaskan di atas juga terdapat sebuah port USB 3.0 tipe A. Di sisi kanan ASUS Zenbook Flip ini terdapat charging port, 1 USB 3.0 tipe A, 1 USB 3.1 tipe C, combo audio jack, port HDMI dan sebuah SD card reader.

Dimensi ultrabook yang tipis ternyata tidak menghalangi ASUS untuk memberikan konekstivitas yang lengkap. ASUS Zenbook UX303UB saya yang lebih tebal saja bahkan tidak menyertakan konektor USB 3.1 tipe C yang merupakan konektor masa depan. Zenbook Flip UX360UA memberikan semua kebutuhan koneksi hampir tanpa membutuhkan tambahan adapter yang harus dibeli pengguna secara terpisah.

Keyboard yang ergonomis, Touchpad menyenangkan dan Layar Quad HD+

Bagi saya sebuah notebook yang bagus adalah notebook yang mempunyai keyboard yang ergonomis yang nyaman digunakan untuk mengetik, layar yang mampu menampilkan detil dan mereproduksi warna-warni dengan sempurna yang membuat mata betah berlama-lama, serta touchpad yang bisa memberikan pengalaman pengguna yang menyenangkan. Apa artinya notebook yang didukung processor berkinerja tinggi namun kurang bagus dalam berinteraksi dengan manusia (poor human interaction). Keyboard dan Touchpad merupakan indera utama sebuah notebook untuk “mendengar keinginan” kita. Sementara layar merupakan perangkat yang paling kita pelototi di setiap waktu menggunakan komputer.

Zenbook Flip UX 360UA Design Keyboard.png

Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan mencoba Zenbook UX360A dengan mencoba mengetik cepat di atas keyboard ultrabook ini. Sejujurnya saya ingin membandingkan kenyamanannya dibanding UX303UB milik saya dan membandingkannya dengan Zenbook 3 UX390 yang saya coba di Bali Nusa Dua Convention Center beberapa waktu yang lalu. Mencoba mengetik beberapa saat saya bisa menyimpulkan kalau keyboard yang mempunyai key travel 1.5 mm ini cukup ergonomis, nyaman digunakan untuk mengetik. Begitu pula dengan keyboard backlight yang kecerahannya bisa diatur, saya rasa sangat membantu ketika digunakan bekerja di tempat remang-remang.

Touchpad. Mendesain dan merancang Touchpad yang indah dan mampu memberikan manfaat serta pengalaman baru bagi pengguna merupakan tantangan besar bagi pabrikan notebook. Tak jarang suatu pabrikan notebook memberikan fitur Touchpad hanya berhenti sebagai pemanis. Ujungnya Touchpad berakhir menjadi pemanis yang membuat pengguna frustasi menggunakannya. Kita pasti sering melihat orang menggunakan notebook ber-touchpad yang masih menggunakan mouse untuk kebutuhan navigasinya.

ASUS, dibanding pabrikan notebook lain telah berhasil membuat langkah besar dalam mengembangkan teknologi touchpad. Hasilnya touch pad yang luas yang dilapisi dengan glass protection yang membuatnya tepat nyaman digunakan ketika jari-jari berminyak dan berkeringat. Saya bisa mengatakan demikian karena jari-jari saya sendiri mudah berkeringat, berminyak dan mudah kotor.

Zenbook Flip UX 360UA Design Touchpad.png

Inovasi yang dilakukan ASUS untuk membuat touchpad memberikan pengalaman baru bagi pengguna disebut: ASUS Smart Gesture. Teknologi baru yang seolah beriringan dengan fitur Windows Gesture pada Windows 10. Gesture merupakan apa yang saya tunggu-tunggu untuk segera hadir di lingkungan Windows, yang akhirnya hadir di lini Zenbook.

ASUS Smart Gesture merupakan pengembangan teknologi multi touch yang memungkinkan multi finger touch dan multi swipe finger yang memudahkan dalam melakukan berabagai aksi. Misal: two finger swipe, three finger swipe, two finger tap touch, three finger tap touch, four finger tap touch dan lain sebagainya. Saya sendiri menfavoritkan three finger swipe untuk berpindah antar aplikasi dan antar desktop dan three finger swipe down untuk menjalankan task view di Windows 10.

Beralih membahas tentang layar, di lini ultrabook ini ASUS nampak tidak setengah-setengah dalam memanjakan pengguna Zenbook. Tidak tanggung-tanggung disematkan sebuah layar 13,3” LED backlit dengan resolusi quad HD+ (3200 x 1800 pixel). Mengetahui resolusi layar serapat ini saya langsung menghela nafas panjang dan berguman, “Pantas saja tampilan layar Zenbook UX360UA sangat detil dan halus”. Tampilan Zenbook UX303UB milik saya langsung terasa inferior. Kalau sudah seperti ini jadi tidak sabar ingin segera upgrade.

Zenbook Flip UX 360UA Design Display.png

Layar yang memiliki pixel density 276 ppi dengan tingkat kecerahan 350cd/m2 ini merupakan layar touchscreen yang mempunyai sensitivitas tinggi. Sensitivitasnya adalah 5mm. Jauh melebihi standard Microsoft yaitu 9 mm. Ini merupakan jaminan bagi pengembang aplikasi untuk memberikan pengalaman pengguna terbaik.

Jaminan Kualitas Suara Harman Kardon

Salah satu tantangan besar dalam mengembangkan tata suara berkualitas tinggi dalam sebuah Ultrabook Convertible adalah penempatan Speaker Stereo. Berbeda dengan penempatan speaker pada tablet dan notebook, dimana posisi audien mudah diprediksi, Notebook convertible mempunyai banyak mode penggunaan yang mana posisi pendengar bisa berada dimana saja.

Tantangan ini berhasil dilalui dengan baik oleh ASUS ketika mendesain tata suara untuk Zenbook Flip UX360UA. ASUS melakukannya dengan merekayasa suatu desain chasis yang memungkinkan pemberian ruang untuk mendistribusikan suara dalam berbagai mode penggunaan.

Penempatannya seperti ditunjukkan oleh foto di bawah ini:

Zenbook Flip UX 360UA Design Speaker.png

Zenbook Flip UX360UA: Peletakan Speaker Stereo

Keseriusan ASUS dalam membawa tata suara kualitas tinggi untuk Zenbook Flip UX360UA dibuktikan dengan didapatkannya dukungan dan sertifikasi dari Harman Kardon. Bagi audiophile (penggemar tata suara kualitas tinggi) seperti saya tentu mudah mengenali siapa Harman Kardon dan segudang reputasinya di bidang high end sound engineering.

Harman Kardon Zenbook Flip.JPG

Zenbook Flip UX360UA equipped with Harman Kardon Technology

Harman Kardon di dunia sound engineering dikenal sebagai kompetitor Dolby Digital, NAD, Bang & Olufsen dan pemain papan atas lainnya.

Selain perekayasaan hardware berkelas tinggi untuk tata suara, ASUS pun memberikan sejumlah optimasi dari sisi software. Di antaranya dengan menghadirkan Audio Wizard yang memudahkan kita memilih optimasi untuk berbagai keadaan dan keperluan. Wizard itu menyediakan pilihan: Music Mode, Movie Mode, Speech Mode, Gaming Mode dan Recording Mode.

Menguji Performa Ultrabook 2 in 1 ASUS UX360UA

Pada bagian awal tulisan ini saya telah membahas processor Intel Skylake-U i7 6500U yang menjadi otak ASUS UX360UA. Apa yang menjadi pertanyaan adalah mampukanh ASUS mengekstrak potensi kinerja processor Intel generasi ke-6 ini?

Pertanyaan ini muncul karena saya yakin performa keseluruhan tidak melulu ditentukan satu-satunya oleh processor canggih. Hasil akhir sangat dipengaruhi oleh rancang bangun mainboard, chassis, seleksi hardware pendukung seperti RAM, Chipset, Solid State Drive dan sejumlah optimasi baik di level software maupun hardware.

Zenbook Flip UX 360UA Fitur.png

Komponen ke-2 dalam sebuah notebook yang menentukan performa adalah RAM. ASUS UX360UA menggunakan RAM 8 GB LPDDR 3 1866 MHz. Lebih cepat dibanding RAM yang digunakan oleh ASUS UX303UB yang saya gunakan yaitu 8 GB LPDDR 3L 1600 MHz.

Komponen penting ke-3 adalah Storage. Di dalam Storage ini sistem operasi dan semua program penting dipasang. Hampir semua data dan pekerjaan kita sehari-hari pun umumnya disimpan dalam sebuah storage. Artinya kecepatan akses baca tulis (read/write) dalam sebuah notebook merupakan faktor krusial penentu performa.

Dalam hal ini ASUS bermaksud melejitkan performa ultrabook 2 in 1 ini dengan memasang storage berupa Solid State Drive SATA 3 M.2. Besaran kapasitasnya pun tidak tanggung-tanggung yaitu 512 GB. Solid State Drive SATA 3 M.2 bisa dikatakan merupakan teknologi baru dalam bidang storage dengan kecepatannya yang bisa mencapai, up tp 6 Gb/s. Kecepatan yang jauh melebihi hard disk yang masih digunakan oleh ultrabook UX303UB milik saya yang kecepatannya berkisar 40 MBps.

Untuk lebih mudahnya, silakan mencermati performa keseluruhan ultrabook UX360UA dalam tangkapan layar hasil benchmark berikut. Kesimpulannya silakan diambil sendiri. 🙂

3D Mark Benchmark Result

3D Mark Benchmark Result

3D Mark 2 Benchmark Result

3D Mark 2 Benchmark Result

PC Mark Creative Benchmark Result

PC Mark Creative Benchmark Result

 

Sisoft Sandra Benchmark Result

Sisoft Sandra Benchmark Result

Sisoft Sandra 2 Benchmark Result

Sisoft Sandra 2 Benchmark Result

Crystal Diskmark Benchmark Result

Crystal Diskmark Benchmark Result

Kesimpulan akhir Ultrabook 2 in 1 ASUS Zenbook UX360UA

Di Indonesia dibanderol dengan kisaran harga 17 -an juta rupiah sepintas UX360UA merupakan notebook yang mahal. Tetapi saya mempunyai pandangan yang berbeda dalam menilai mahal dan tidaknya sebuah alat produktivitas.

Suatu ultrabook bagi saya mahal apabila uang yang kita belanjakan untuk membelinya tidak mampu menaikan produktivitas kerja kita. Membelanjakan uang sebanyak 17 juta rupiah tidak mahal apabila dalam kurun waktu katakanlah 4 bulan kita bisa mendapatkan benefit atau peningkatan produktivitas senilai lebih dari rupiah yang kita belanjakan. Prinsip inilah yang saya gunakan ketika beberapa bulan yang lalu memutuskan membelanjakan uang saya untuk membeli ultrabook ASUS UX303UB.

Bagi profesional muda yang dinamis dan mobile atau para pekerja kreatif yang fleksibilitas baginya merupakan aset, menurut saya ASUS Zenbook UX360UA merupakan gadget yang layak dijadikan pilihan. Ini mengingat kinerja UX360UA yang tangguh, fleksibilitas, bobot, desain yang indah dan terpenting adalah konektivitas yang lengkap dan daya tahan batere yang panjang.

Iklan

5 komentar di “ASUS Zenbook UX 360 UA, Notebook 2 in 1 Cantik Berperforma Tinggi untuk Profesional Muda

  1. sumpah ini laptop layarnya tipis banget..rasanya pengen meminangnya dengan Bismillah, tapi apa daya..harganya harus ngerogoh gocek terdalam hehee..
    btw mas, kapan dolan ning Solo?

  2. Ping balik: ZenBook Flip UX360UAK, Convertible Ultrabook Bertenagakan Intel Kaby Lake – Gadget, Running & Travelling Light

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s