Kadang-kadang sebuah cita-cita tiba-tiba tercapai secara kebetulan, hehe. Kalau kejadiannya seperti ini tidak bisa disebut cita-cita ya. Sebut saja kebetulan. Karena toh semua cita-cita harus dikejar. Kalau perlu sampai ke langit ke tujuh.
Adalah ‘cita-cita’ lama saya untuk memotret pelangi dengan tangan saya sendiri yang kemarin menjelang petang tiba-tiba tercapai. Secara kebetulan.
Kemarin sore itu ceritanya begini:
Ketika saya sedang rebahan di rumah karena hujan dan mendung yang terus menggelayut, secara tiba-tiba saya dikagetkan oleh cahaya warna jingga yang menerobos ke dalam rumah. Spontan saya mengira itu semburat senja. Saya langsung meraih ponsel untuk membingkai senja berornamen jingga.
Dan memang benar, semburat senja warna jingga yang menerobos awan sisa hujan itu ada di ufuk barat. Saya berusaha mencara tempat memotret yang bebas halangan. Dan mata saya yang ‘pencilakan’ alih-alih menangkap pesona yang tiba-tiba saya ingat saya cita-citakan untuk saya potret sejak lebih dari 3 tahun yang lalu. Pelangi yang terbentang berhadapan dengan ufuk senja.
Saya pun segera berbalik haluan. Kalau tadi saya mencari hamparan agar leluasa menangkap senja. Kali ini saya tidak akan menyiakan pelangi ini. Tahukah kalau saya langsung berlari ke tengah sawah demi pelangi. Saya tidak peduli menjadi basah, kotor dan kedinginan. Saya tahu pelangi tidak akan hadir lama. Saya tidak boleh menyiakan untuk segera memotret pelangi yang kehadirannya sejak lama dinanti.
where is the love? it is laying somewhere over the rainbow 😀 pic.twitter.com/UgZQrDizpJ
— jarwadi MJ (@jarwadi) December 12, 2013
this evening rainbow. picture was taken some minutes before dawn pic.twitter.com/oLfThNP84p
— jarwadi MJ (@jarwadi) December 12, 2013
Pelangi sore kamarin petang itu mengajarkan kepada saya sesuai. Memotret sesuatu yang langka, memotret sesuatu yang telah ditunggu lama tapi hadir secara tiba-tiba itu tidak mudah. Memotret pelangi yang diam ini pun tidak mudah. Ketika pelangi yang saya tunggu hadir, saya malah nerveous, gugup. Saya bingung sendiri mau memotret pelangi dengan angle seperti apa, dengan komposisi yang bagaimana, bahkan saya kebingungan dan grogi sampai kelupaan bagaimana mengatur setting pada camera ponsel saya. Coba kemarin saya memakai camera DSLR, pasti tambah kacau sampai tidak jadi motret keburu pelanginya menghilang, hehe
Semoga besok pelangi datang lagi, dan saya dalam kondisi yang lebih siap. 🙂
Keren banget..
selama pegang kamera kayanya aku belum pernah seberuntung ini bisa ngambil foto pelangi. Semoga lain kali aku juga dapat..
moto pelangi itu memang menggairahkan.., indah sih.. cantik kok pelanginya walau bukan dengan kamera SLR
aku dan teman blogger lain pernah secara kebetulan motret dobel pelangi, yang komposisi warnanya kebalikan dari pelangi yg biasanya
ke bogor mas, ada yg namanya air terjun pelangi, disana pelanginya derajat 🙂
Syukurlah cita-citanya tercapai…. 🙂
Memang asyik ya kalau bisa motret sesuatu yg langka gitu. Apalagi sudah lama dicita-citakan, rasanya jadi tambah menyenangkan 😀
kirain ada momen yang tak terlupakan dengan hadirnya pelangi itu 😀
Cakeeppp…
Memang harus buru-buru diabadikan pas menemukan momen seperti itu. Karena belum tentu besok-besok bisa lihat kan.
Ping balik: Ahaaa, Ada Pelangi di Bulan Juli | Gadget, Running & Travelling Light