Kali ini saya masih akan bercerita tentang kejadian di jalanan dan sopir angkot.
Begini. Dua orang remaja berboncengan mengendarai sepeda motor tiba-tiba nyelonong dengan kecepatan tinggi keluar dari jalanan gang ke jalan raya. Lantas saja sopir angkot yang saya tumpangi kaget dan mengerem mendadak. Sopir angkot ini memaki-maki, tetapi apa artinya maki-makian itu, toh dua remaja berboncengan motor itu telah melesat jauh, tanpa rasa bersalah dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala setelah kejadian itu. Saya sendiri heran mengapa saya masih saja geleng-geleng kepala melihat kejadian yang sudah sering saya lihat dan saya alami sendiri.
Pak Sopir hanya bisa “ngudarasa” dengan saya. “Mas, beginilah jalanan. Hati-hati sekalipun bukan jaminan untuk selamat, bukan jaminan bebas masalah. Seperti kejadian barusan. Meski saya sudah berhati-hati mengendara, kalau anak-anak “pecicilan” tadi nabrak, siapa yang disalahkan, sopir angkot atau mobil selalu salah. Bila terjadi kecelakaan disuruh ikut menanggung, terlepas siapa pun yang salah. Minimal turut direpotkan ini itu. Padahal uang setoran harus dikejar. Anak istri di rumah perlu makan, perlu bayar sekolah”
Benar apa yang dikatakan Pak Sopir Angkot. Hidup di jalanan itu ribet, rumit, penuh resiko dan bahaya. Sebenarnya celaka gara-gara kesalahan yang bukan kita perbuat bukan melulu bisa menimpa para sopir angkot di jalanan. Dalam “hidup” seringkali kita harus menanggung akibat dari kekacauan yang diperbuat oleh orang lain. Tiba-tiba pula.
Itu yang paling ditakutkan.. Jalanan itu keras.. harus selalu berhati-hati ya..
Itu juga yg jadi pemikiran saya kalau dijalan. Kita hati-hati..tapi orang lain yg gak ada urusannya dengan kita main seruduk, menempelkan nasib sialnya kepada kita..
Jadi inget kasus yang di Banyumas itu, ibu dan anaknya naik motor ditabrak truk. Sang anak meninggal dan sang ibu yang patah kaki malah dijadikan tersangka. 😦
hidup itu kadang memang nggak adil ya mas …
ktanya hati2 tapi orang lain kurang berhati2 ya
Saya pernah dapat cerita dari teman saya. Saudara teman saya itu terbiasa naik motor sangat hati-hati, paling pinggir di jalan, dan sudah pelan. Tapi suatu saat dia ditabrak mobil. Ironisnya mobil tsb tidak berhenti tapi terus ngebut menyeretnya. Hingga saudara teman saya itu meninggal di tempat kejadian.
Rupanya si penabrak itu adalah pelaku kejahatan yang sebelumnya telah menusuk orang dan dia melarikan diri dari kejaran polisi.
Ini hanya salah satu ironi kehidupan di jalanan.