Sakit tipes yang mendera pada satu setengah tahun yang lalulah yang menjadi alasan yang kuat (alibi) bagi saya untuk berhenti jogging. Harus beristirahat dulu bila ingin sembuh dari tipes. Itulah bisikan yang selalu saya percaya. Beberapa bulan kemudian setelah sembuh dari tipes saya menemukan sepatu lari yang lama digantung telah rusak. Tidak nyaman lagi dipakai untuk jogging. Ini alasan berikutnya untuk tidak jogging.
Jogging memang olah raga yang telah menjadi kebiasaan saya selama bertahun-tahun. Tetapi memulai kembali kebiasaan baik yang terhenti cukup lama bukanlah hal yang mudah. Mungkin tidak lebih sulit dari memulai kebiasaan yang benar-benar baru.
Oleh seorang teman saya ditanyai kapan akan memulai jogging lagi. Biasanya jawaban saya adalah kalau sudah punya sepatu Nike Running. Ini seolah alasan yang dicari-cari. Saya sendiri masih ingat bagaimana saya sendiri ketika sejak SMA ikut berlatih karate selalu tim karate saya berlari bertelanjang kaki dan semuanya baik-baik saja. Sepatu seolah bukan alasan yang relevan.
Sambil berkelakar saya melanjutkan argumen saya kepada teman saya itu. Sepatu mahal adalah hal yang tepat yang bisa membangunkan saya dari kemalasan. Betapa tidak ketika suatu pagi akhir pekan saya bermalas-malasan tentu sepatu saya akan berteriak, “Buat apa nabung buat beli sepatu mahal-malah kalau ngga jadi lari? Kenapa duitnya ngga dipakai buat hang out atau foya-foya saja?”
Ah, besok kalau sudah beli sepatu mahal paling-paling juga tetap males jogging. Sudahlah balik tidur saya. Mumpung weekend. Lagian sepatu mahalnya akan jadi lebih awet, dijual lagi jadi lalu :p. Begitu ejekan teman saya.
finally, bring home this one. yay! π twitter.com/jarwadi/statusβ¦
β jarwadi MJ (@jarwadi) December 22, 2012
Begitu kemarin siang seorang teman tahu kalau saya sudah membawa pulang sepasang sepatu Nike Running, seorang teman saya langsung menyambar, Now lets see. Which voice will win! Kalimat teman saya ini benar-benar saya camkan baik-baik.
Saya memang menjadikan jogging sebagai bagian dari resolusi 2013, namun saya harus memulainya sesegera mungkin.
Tidak peduli badan masih belum fit karena kerja lembur selama sepekan kemarin. Dan juga perut yang masih belum pada tempatnya gara-gara nekat makan baso malang kemarin siang. Saya katakan kepada diri saya sendiri. Pagi ini.
Selesai shalat Subuh. Minum air putih secukupnya. Mengenakan kaos, celapa lari dan sepatu lari yang baru saya dapatkan. Menyalakan aplikasi Nike Running+ di ponsel Android saya. 3 – 2 – 1, begitu hitungan yang terdengar dari ponsel saya yang memicu saya bergegas jogging.
“You’ve done one kilometer!” begitu kata ponsel Android saya. Pikir saya ini lumayan saya bisa mencapai jarak 1 km. Saya makin bersemangat jogging. Sampai jalanan menanjak di kawasan hutan lor cangkring nafas saya makin terengah dan kepala pusing-pusing. Sampai di sini saya merasa tidak kuat lagi dan memutuskan berhenti jogging. Beberapa menit berhenti kepala saya makin pusing dan rasanya ingin muntah, hehehe
Saya pun memutuskan untuk pulang dan istirahat dulu. Ini baru permulaan.Β Jogging yang sebenarnya baru akan saya mulai tahun depan. Tahun 2013. Jadi kali ini log lari dari Nike Running+ di ponsel saya belum saya share baik ke facebook maupun twitter. π
Mudah-mudahan saya segera bisa mencapai jarak tempuh saya seperti dulu yang saya ceritakan di sini.
Saya malah dpt kado ultah Skecher SSR dari Ibunda yg prihatin krn saya ga pernah OR. Tahun depan jogging jadi salah satu resolusi saya.
Saya belum nyobain aplikasi Nike itu, baru dengar dari teman2 yg sudah coba. Tapi saya penggemar Nike lho. Sekarang pengen cari Nike yang casual, untuk dipakai bersantai π
Sepatunya keren, Mas. Semoga menjadi motivasi setiap kali malas jogging ya, Mas. π
wah boleh juga nih idenya buat kado ultah suamiku π
Iya, Mas, semoga segera bisa jogging lagi; kalo saya bersepeda setiap hari Minggu, rasanya badan jadi segar dan sehat.
nice
woohoo..ayo kita lari seribu kilo di 2013! π
Ping balik: Jogging Pertama 2013 | Emanuel Setio Dewo