Kemarin saya tidak sempat nge-blog. Jadi peristiwa kemarin akan saya blog -kan sekarang.
Sabtu kemarin kami genap berpuasa 30 hari. Dengan demikian, tanpa perlu menunggu keputusan sidang isbat, sudah bisa dipastikan hari ini kami berlebaran. Ber-Iedul Fitri. Petang kemarin merupakan buka puasa terakhir. Alhamdulillah. Allohuakbar.
Saya mengundang adik-adik dan teman-teman saya untuk berbuka puasa bersama. Saya ingin mengajak adik-adik dan teman-teman yang sekarang sudah tidak bisa saya jumpai sewaktu-waktu itu karena telah merantau dengan sedikit istimewa. Istimewa tidak harus mewah bukan. Istimewa ala kadarnya. Ngumpul-ngumpul itu sendiri bagi saya merupakan peristiwa teristimewa itu sendiri.
Saya mengistimewakan buka bareng itu dengan ingin mengajak makan-makan dengan masakan yang kami masak sendiri. Tidak masalah kami tidak bisa memasak. Ada google yang bisa menyodorkan aneka resep dan cooking tips dalam sekejap. Apa yang kami masak adalah daging dan iga sapi. Sapi yang sembelihan hasil patungan oleh teman-teman sekerjaan saya.
Jam setengah lima sore, saya mengajak teman-teman untuk menikmati sunset di Bukit Sodong. Sengaja menjadikan pendakian bukit sodong yang terjal dan suram sebagai ujian terakhir pada penghujung Ramadhan 1433 H. Perjalanan mendaki yang berat ini tidak sia-sia. Sunset yang indah mewah keemasan menyambut kami dengan pesonanya sendiri.
Matahari tenggelam sore itu berlangsung begitu cepat. Dalam hitungan menit. Matahari berlindung di balik haribaan semesta. Masya Alloh.
Menit-menit berikutnya kami habiskan dengan foto-foto berikut ini:
Begitu waktu berbuka tiba kami segera berbuka dengan air mineral, beberapa teh botol dan biskuit yang kami beli tadi di suatu mini market di Paliyan.
Kami segera bergegas beberapa saat kemudian menuruni bukit dan segera kembali ke rumah saya yang berjarak kira-kira 7 km. Shalat Maghrib. Dan berbuka dengan menu daging sapi yang kami persiapkan tadi ….
itu sayur apa bos, kok sepertinya enak