Sebelum dilaksanakan khotbah Jum’at pada pekan lalu, Ustadz Sandi Rochman yang bertindak sebagai khotib mengingatkan jamaah akan adab Khotbah Jum’at sebagai rangkaian tak terpisah dari ibadah Jum’at. Salah satu adab Jum’at yang kedengarannya mudah tetapi tidak mudah adalah mendengarkan Khotbah Jum’at.
Saya sendiri tidak selalu mudah untuk bisa mendengarkan khotbah Jum’at. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenapa saya merasa mengantuk ketika mendengarkan Khotbah Jum’at. Ketidak mudahan mendengarkan shalat Jum’at itu memang sudah terjadi pada jaman Rosulullah. Bukan hanya masalah saya dan orang-orang jaman sekarang. Diriwayatkan banyak hadits tentang peringatan mendengarkan khotbah Jum’at itu.
Salah satu hadits yang disampaikan Ustadz Sandi Rochman :
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Salam bersabda, ‘Jika engkau berkata kepada rekanmu, ‘Diamlah’, pada Jum’at padahal imam sedang menyampaikan khutbah, berarti engkau telah mengucapkan perkataan yang rusak’.”
“Barang siapa menyentuh pasir ia telah batal. Dan barang siapa batal ia tidak mempunyai Jum’at” (HR Muslim)
Di hadits yang kedua di atas barangkali seorang jamaah tidak sengaja bermain-main pasir. Masjid yang ada pada saat itu tidak berlantai keras seperti yang ada sekarang, melainkan lantai pasir. Bisa jadi jamaah itu sedang jenuh atau bermain pasir untuk mengusir deraan rasa kantuk.
Bermain pasir saja sudah membatalkan Jum’at. Bagaimana kalau me-live tweet khotbah Jum’at? Membatalkan Jum’at ya walaupun niatnya untuk membagikan isi khotbah kepada orang-orang yang tidak bisa mengikuti Jum’at. Kalau niat baik ingin berbagi isi khotbah kenapa tidak mencoba menyimak baik-baik isi khotbah untuk kemudian menuliskannya sebagai posting blog setelah shalat Jum’at tertunaikan. Insya Alloh cara seperti itu bisa membantu mengurangi rasa jemu dan mengantuk yang mungkin terjadi di tengah khotbah sedang berlangsung. 🙂
PS : Saya tidak ingat betul hadits yang disampaikan oleh Ustadz Sandi Rochman pada Jum’at pekan lalu. Saya hanya ingat inti-intinya saja dan googling untuk mendapatkan kalimat Haditz yang lebih utuh. 🙂
selamat mendengarkan Khotbah Jumat 🙂
dua rokaat yg diambil sebagai pengganti shalat dhuhur di hari jum’at kan dengan mendengarkan khutbah ya mas.. hhhehehe
dan benar sekali, menegur orang lain untuk diam saat khutbah sedang berlangsung pun, justru kita yang negur juga ikut bersalah. Itu istimewanya mendengarkan kutbah jum’at.. 😀
sayangnya tidak banyak yang mengetahui tentang adab-adab dalam mendengarkan khutbah jumat
Menahan ngantuk pas khotbah jum’at adalah perjuangan yg suangat buerat sekali. Dan disitulah soft war antara setan dan manusia.
Dan saya sering kalah…
@21inchs … jujur sekali ya
@21inches dan @Ely Meyer : Saya juga berulang kali kalah softwar dengan syetan 🙂
TAdi aku udah mendengarkan kok khotbahnya..
kebetulan rumah di pinggir mesjid hehe..
jekas banget terdengar..
godaan orang sholat jum’at ya. seharusnya sih dengan niat yang kuat untuk ibadah harus bisa melawan rasa kantuk
kalau ada jamaah tak mendengarkan khotbah, kali khotibnya jg perlu koreksi diri. bisa jadi karena khotbahnya memang tak menarik.
kalo aku sendiri sering malas denger khotbah karena isinya yg kadang tak asyik. misalnya merasa diri paling benar, menjelekkan kelompok lain, dst. ya tak semua sih. tp lumayan sering dengar yg gitu.
jd ya mending gak dengerin. 😀
saya pernah denger-denger, kalau kebanyakan majelis jum’at mengantuk atau tidak menyimak khotbah, yang dosa adalah khotip
ada yang bisa menverifikasi?
tapi postingan ini tidak dibuat sambil dengar khutbah Jumat kan? 😀
Tadi dibuat beberapa jam sebelum Jum’at kok. Sekaligus untuk mengingatkan diri 🙂
mendengar berbeda dengan menyimak. menyimak adalah ketrampilan yang lumayan sulit. awal masih muda ikut kuliah menyimak 1 dapat nilai d. ternyata menyimak juga ada kaitannya dengan kekuatan mata. ketika aku diajak bicara tidak pakai kacamata sulit bagiku untuk menangkap pembicaraan. maka ketika kita menyimak pandanglah pembicara bila mata terhalang gunakan mata hati. salah satunya , “akan membagikan di blog” salut jar, untuk menyimakmu yang sudah bisa menggunakan mata hati, tidak hanya mata saja.
Saya yakin Anda mendengarkan, pasalnya banyak yang Jumatan setelah khutbah berkumandang masih sempat berbisik ke teman sebelahnya 😦
Ngetweet saat khotbah Jum’at? Waduh kudu dipentung tuh orangnya mas! 😀