Adalah foto calon induk sapi yang saya beli pada bulan Juli 2009. Seharga tujuh juga rupiah. Sekarang sapi ini sudah mempunyai anak jantan berusia 5 bulan.
Harusnya anakan sapi jantan ini saja sebulan lagi sudah bisa saya tukarkan ke iBox dengan iPad 2. Induknya diharapkan beranak lagi tahun depan. Naasnya beribu naas harga sapi malah anjlok terjun bebas.
Menurut yang saya baca di koran Kedaulatan Rakyat dan Harian Jogja pada tanggal 21 April 2011 yang memberitakan hasil Rapat Dengar Pendapat dengan Drs Djuwarto, anggota Komisi IV DPR RI yang berasal dari daerah pemilihan Yogyakarta, keluhan masyarakat petani – peternak akan melorotnya harga sapi mendapatkan keterangan karena merebaknya import daging sapi beku ilegal dari Australia.
“Kami berupaya agar pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertanian dan Kementrian Perdagangan bisa mengendalikan impor terutama daging beku dan sapi dari luar, sekaligus mempercepat diundangkan perlindungan petani” ujar Djuwarto
Jawaban normatif dari Pak Djuwarto yang terhormat. Walaupun tanpa mengurangi rasa hormat saya untuk beliau, saya tidak terlalu berharap Pak Djuwarto dapat segera menyelesaikan permasalahan masyarakat yang sudah meluangkan waktunya untuk dengar pendapat di Rumah Makan Sekar Kusuma Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul.
Tidak apa – apa! Meski sapi tidak laku dijual, menurut Mbah Pri, sapi adalah kelangenan ne wong Tani.
kelangenan iku opo toh??
wah, saya juga punya sapi niatnya mo dijual,,,, 😀
Ps: nama mas jar ga ngelink, jadi susah buat kunjungan balik…. bisa diperbaiki mas biar gampang melakukan kunjungannya..
klangenan itu kalo dibahasaken indonesia adalah pelipur/penyenang/penghibur hati,
tutorial blogging : klangenan bahasa mana?
Ping balik: Harga Sapi di Gunungkidul Turun lagi … « Menuliskan Sebelum Terlupakan