… sebenarnya aku tak tega
… melihatmu jalan tertatih
… maunya lebih dari menyapa
… hati ini [ apakah binatang seperti kamu punya hati ] ingin lebih dari …
… ini bukan logika hati
… ini logika akal
… ini pelajaran buat kamu
… sekali lagi ini pelajaran buat kamu
… mengajarkan hukum sebab akibat harus dengan (pengalaman) perjalanan
… benarkah ini bahasa akal,
… bukan bahasa ego? [ ngga tau, anyway this my decicion, dont disturb me OK ]
Walau sebentar sebentar mesti sejenak berhenti untuk beristirahat toh perjalanan harus dilanjutkan. Aku tau perjalanan ini tidak sendirian, paling tidak rasa ngilu bercampur perih menemani setidaknya sampai rumah, mungkin menungguiku sampai nanti malam atau mungkin sampai besuk atau sampai lusa.
Taukah kamu kalau kaki ini benar benar ngilu tapi yang didalam ( hati ) lebih (jauh lebih) ngilu lagi. Setiap perjalanan pasti merupakan sebuah (atau lebih) pelajaran ….