Cinta. Mondar-mandir di timeline. Kemudian turun ke hati. Begitulah yang terjadi pada Sukmo (Abimana Arya). Mahasiswa tingkat akhir di Jogja, twitter addict yang nekad ke Jakarta mengikuti logika hati untuk kopdaran dengan seorang wartawati tambatan hati yang bekerja di majalah Linimasa. Ia di twitter dikenal dengan jurnalis bawel, @dyahhanum.
Bukan sebuah perjalanan mulus menemukan cinta, alih-alih Sukmo malah menemukan keminderannya ketika di suatu Cafe dimana mereka janjian ketemu, ia melihat Dyah Hanum (Laura Basuki) jauh melebihi ekspektasinya. Cantik, sangat Jakarta dan terlihat strata sosial tinggi. Sedang disamperin cowo berkelas lagi. Ngga level, pikir Sukmo.
Sukmo pun mundur teratur urung menemui Hanum. Ia menjatuhkan diri dalam kegalauan. Dalam keputus asaan ia hanya bisa lunthang-lanthung, menumpahkan segala kekecewaanya dengan twit-twit galau.
Tanpa bermaksud mengejek Sukmo, saya diam-diam senyum-senyum seorangan di dalam gelap ruang bioskop sambil membatin, salah si Sukmo sendiri kenapa sejak awal memilih menggunakan account twitter @LoroSukmo. Dalam bahasa Jawa, loro sukmo berarti sakit jiwa. Baca lebih lanjut
