Berencana mengerjakan pekerjaan kehumasan Blogger Nusantara secara online di rumah, hari ini saya pulang kantor lebih awal. Sayangnya rencana kembali jadi wacana. Rencana mengerjakan tugas sebagai seorang Community Relation Manager #BN2013 harus kandas karena listrik di rumah mati. Listrik baru hidup sekitar pukul 16 sore ini.
Hari ini saya benar-benar kecewa terhadap PLN. Hari ini (Kamis, 24 Oktober 2013) seharusnya di desa dimana saya tinggal tidak ada kejadian mati listrik dari pagi sampai sore. Seharusnya mati listrik terjadi kemarin. Karena beberapa hari yang lalu melalui facebook fanpage stasiun radio lokal saya membaca pengumuman ini:
Ini jelas pengumuman yang menyesatkan. Sehingga orang-orang tidak bisa mempersiapkan diri menyambut kematian listrik dengan benar. Termasuk saya, bila saya sejak tadi malam sudah tahu bahwa listrik hari ini akan padam, tentu saya akan mengisi penuh pundi-pundi batere agar laptop saya bisa menyala seharian atau saya bisa saja tetap tinggal di kantor untuk mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan listrik dan koneksi internet.
Cukup ah curhatnya. Sekarang kembali ke laptop, ke topik yang kali ini ingin saya tulis, yaitu Blogger Dukung PLN Bersih.
Listrik bukan hanya kebutuhan saya saja. Bukan blogger saja yang butuh listrik. Listrik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari apalagi di tengah teknologi yang berkembang pesat saat ini. Listrik merupakan hajat hidup orang banyak yang oleh negara pemenuhannya hanya dipercayakan kepada sebuah BUMN yang bernama Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tidak ada perusahaan listrik di Indonesia yang berhak menjual tenaga listrik langsung kepada masyarakat kecuali BUMN tersebut. PLN sebagai satu-satunya perusahaan listrik yang melayani segenap masyarakat Indonesia memang memudahkan pihak negara untuk mengatur kebijakan energi (listrik). Di sisi lain masyarakat tidak akan mempunyai pilihan lain selain mau tidak mau harus berlangganan listrik kepada PLN. Sebaik atau seburuk apa pun kualitas listrik PLN, masyarakat tidak akan bisa berbuat banyak. Hal ini jelas berbeda dengan layanan telepon seluler. Bila kita tidak puas dengan satu provider maka kita akan dengan sangat mudah untuk saat itu juga berganti operator.
Sudah lama menjadi rahasia umum, amanat sangat besar yang didapatkan PLN dari negara telah banyak disalah gunakan. Wewenang besar itu telah mendorong banyak oknum di PLN baik dari tingkat manajemen sampai operator terlibat banyak kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Bahkan tidak jarang praktik tidak terpuji ini banyak melibatkan para birokrat.
Praktik tidak terpuji ini bukan hanya sinisme keluarga saya yang berpenerangan pelita yang sekitar 18 tahun lalu pengajuan sambungan listriknya sempat terkatung-katung tidak jelas, padahal keluarga saya sudah membayar di muka dengan uang hasil penjualan beberapa ekor kambing, bukan hanya sinisme masyarakat yang kecewa dengan pelayanan-pelayanan PLN. Praktik tidak terpuji ini bahkan telah banyak disinggung oleh Pak Dahlan Iskhan dalam CEO note yang ditulisnya. Kumpulan CEO note yang ditulis Pak DI telah didokumentasikan oleh seorang Mas Pramudya, seorang teman blogger saya di sini. Silakan baca sendiri.
Bapak Nur Pamuji, direktur CEO PLN saat ini tahu betul bahwa mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap PLN bukanlah pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. PLN saat ini memang telah membuat banyak sekali terobosan selain roadmap (bisa dibaca di sini dan di sini) dan program berjangka untuk meningkatkan profesionalisme, kualitas pelayanan dan transparansi di tubuh PLN. Tidak tanggung-tanggung PLN saat ini telah menggandeng Transparansi Internasional untuk membantu meningkatkan akuntabilitas publiknya. Ini menurut saya terobosan yang berani.
Terobosan-terobosan internal PLN tersebut masih dianggap belum cukup. Lebih dari itu, untuk mewujudkan cita-cita mulia itu, PLN saat ini memerlukan sehingga menggalang dukungan seluas-luasnya dari masyarakat. Ada yang unik sekaligus kreatif di sini. PLN menggalang dukungan dari para blogger untuk menjalankan kampanye PLN Bersih No Suap. Penggalangan dukungan dari blogger ini telah dilaksanakan berupa menggelar acara “Blogger Bicara” yang bekerjasama dengan Blogdetik. Acara blogger bicara kerjasama PLN dan Blogdetik ini seingat saya telah berlangsung 2 kali. Dan pada acara Blogger Bicara PLN yang kedua merupakan sekaligus launching Lomba Blog yang bertema “Blogger Dukung PLN Bersih”.
Sebagai seorang blogger tentu saya mendukung langkah PLN ini. Saya pikir ini sebuah kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Bukankah tidak akan ada bangsa yang berkualitas saat ini tanpa aliran listrik yang baik. Mengutuk gelap tidak akan menyalakan terang. Terus-terusan mengutuk PLN saja belum cukup untuk memperbaiki keadaan.
Namun demikian sebelum saya membubuhkan sebuah dukungan, saya harus memastikan dulu bahwa langkah-langkah PLN saat ini telah membawa ke arah perbaikan yang berarti. Itulah mengapa saya menulis posting ini pada hari-hari terakhir Lomba Blog ini.
Beberapa waktu yang lalu saya sengaja ngobrol-ngobrol dengan salah seorang teman yang bekerja sebagai seorang teknisi yang bekerja di suatu kontraktor instalasi listrik/biro teknik listrik. Saya bertanya-tanya tentang cara lebih cepat mendapatkan sambungan listrik baru. Saya terkejut mendengar jawaban teman saya itu. Dia malah menjelaskan bahwa sambungan listrik baru bahkan bisa diajukan secara online. Teman saya itu menjelaskan apa saja yang perlu diisikan dalam formulir online itu secara sangat detil. Ini sungguh mengejutkan karena teman saya itu sebelumnya sangat gaptek, tidak melek internet. Pikir saya sistem baru PLN ini sekaligus berhasil mengedukasi masyarakat menjadi melek internet.
Berikutnya saya mencoba layanan pembayaran rekening listrik di kantor PLN.
Kantor Pelayanan PLN di kota Wonosari yang terletak di Jalan Kolonel Sugiyono, Wonosari, Gunungkidul itu saya dapati sudah sangat berubah. Kantor Pelayanan saat ini menghadap ke Barat, ke arah jalan sehingga memudahkan orang menuju ke sana. Sebelumnya kantor pelayanan menghadap ke selatan dengan pintu masuk yang kecil di sebelah tenggara. Saat ini tepat di parkiran ada penunjuk-penunjuk arah sesuai pelayanan yang dibutuhkan pengunjung. Memasuki ruang pelayanan pembayaran rekening saya mendapati kursi kursi di ruang tunggu kosong, tidak ada orang mengantri. Dalam beberapa menit dua orang petugas wanita yang cantik melayani saya dengan ramah dan cepat. Ini sungguh tidak terbayangkan 4 tahun yang lalu ketika saya harus mengantri kadang sampai dua jam hanya untuk membayar tagihan listrik. Sistem pembayaran listrik online PLN ternyata sangat digemari orang sehingga terbukti mencegah kontak langsung pelanggan dengan petugas PLN.
Mungkin terlalu tergesa-gesa, tetapi dua bukti yang saya dapatkan di atas merupakan optimisme saya bahwa PLN Bersih No Suap bukanlah impian di siang bolong. Memberikan dukungan yang tulus adalah cara lebih baik untuk PLN Bersih Tanpa Korupsi menjadi kenyataan lebih cepat.
Namun apakah dukungan saya hanya akan berhenti sebatas mengikuti lomba ini saja? Dalam lomba ini saya akan sekaligus memberikan masukan-masukan untuk PLN:
Libatkan blogger untuk mensosialisasikan program-program dan layanan yang dijalankan oleh PLN.
Menurut saya PLN bisa mengajak blogger seperti saya dan teman-teman untuk mensosialisasikan transparansi biaya sambungan listrik baru yang mungkin berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain di Indonesia, mensosialisasi biaya tambah daya, mensosialisasikan tarif pemakaian listrik, dan sejenisnya.
Blogger bisa diajak untuk mensosialisasikan kanal-kanal layanan pelanggan PLN seperti telepon 123, akun twitter @PLN_123 dan kanal lainnya. Saya sendiri akan dengan senang hati membantu mengedukasi masyarakat tentan bagaimana cara melaporkan gangguan dengan baik agar PLN bisa lebih cepat mengatasi bila terjadi gangguan listrik di lapangan.
Cerita saya pada awal tulisan ini tentang kekecewaan saya terhadap PLN karena kesalahan informasi gangguan PLN sebenarnya akan bisa dicegah bila PLN sudah merangkul blogger untuk membantu menyebarkan informasi gangguan dan perbaikan jaringan PLN. Blogger selain aktif menulis umumnya juga aktif di sosial media. Informasi gangguan dari PLN akan lebih cepat menyebar di tengah masyarakat bila banyak blogger yang menuliskannya di group-group facebook komunitas, twitter, forum, dan lain-lain/
Galang dukungan blogger-blogger di daerah-daerah di Indonesia.
PLN saat ini mengadakan dua program Blogger Bicara PLN di Jakarta. Ingatlah bahwa PLN tidak hanya melayani ibukota. PLN melayani Indonesia dari sabang sampai Merauke. Masyarakat di daerah tidaklah seberuntung warga Jakarta yang punya akses luas terhadap hampir semua media. Di daerah orang-orang tidak seberuntung itu. Banyak daerah yang malah mengandalkan jurnalisme warga untuk pemenuhan kebutuhan informasinya. Banyak masalah di daerah yang hanya diberitakan oleh blogger atau radio komunitas.
Blogger Nusantara pada tanggal 29 November sampai 1 Desember 2013 akan mendatangkan blogger dari segenap penjuru Indonesia untuk mengadakan kopdar nasional di Yogyakarta. Saya mengusulkan kepada PLN untuk menjajaki kerjasama dan meminta dukungan PLN Bersih No Suap dengan mengajak blogger-blogger dari daerah-daerah ini. PLN mungkin bisa membuka booth untuk sosialisi PLN Bersih No Suap. Syukur-syukur PLN bersedia menjadi salah satu sponsor #BN2013 di kota istimewa ini.
Tentang Kopdar Nasional Blogger Nusantara di Yogyakarta bisa di baca di: http://bloggernusantara.com/2013/