Volcano Run 2020 bisa jadi merupakan satu-satunya event lomba lari yang menjanjikan foto – foto race sudah akan tersedia secara online bahkan ketika para peserta lomba belum mencapai garis finish.
Janji ini saya dengar disampaikan oleh Pak Sentanu sebagai tuan event lomba yang mengambil race central di halaman Museum Gunung Merapi Kaliurang Yogyakarta. Untuk mendapatkan foto – foto lomba secara online para pelari cukup memasukkan nomer bib di tautan yang tersedia di laman web Volcano Run 2020. Begitu Pak Sentanu menjelaskan pada acara launch event di Tanamera Cafe beberapa bulan yang lalu.
Bagi kebanyakan pelari rekreasional seperti saya foto – foto lomba yang kece dan bisa diakses dengan cepat merupakan daya tarik tersendiri. Melengkapi finisher medal yang artistik, race jersey dan finisher jersey yang keren, race central yang meriah, dan tentu saja pengalaman berlomba secara keseluruhan.
Review positif yang diberikan runtizen untuk penyelenggaran event lomba Volcano Run 2019 dan sejumlah hal baru yang ditawarkan oleh Volcano Run 2020 mendorong saya untuk mendaftar event ini lebih awal. Saya dan sejumlah banyak pelari di komunitas saya di Gunungkidul Runners / #TrainInGunungkidul tidak ragu untuk mendaftar ketika pendaftaran early bird baru saja dibuka.
Wabah Corvid 19 bergerak begitu cepat menyebarkan banyak kewaspadaan, keraguan, dan ketakutan di masyarakat pada beberapa pekan menjelang perlombaan Volcano Run 2020 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2020. Event – event besar lomba lari jalan raya yang melibatkan banyak masa di luar negeri sebagian sudah diumumkan untuk ditunda dan dibatalkan, begitu juga dengan beberapa event lomba lokal. Andaikan Volcano Run 2020 pun dibatalkan atau ditunda, saya dan teman – teman saya pun sudah siap, toh demi kebaikan bersama.
Kenyataannya sampai sepekan menjalang hari lomba, panitia Volcano Run 2020 tidak menyampaikan kabar penundaan atau pembatalan. Alih – alih panitia menyampaikan kabar penting kapan, lokasi, dan syarat pengambilan Race Pack diikuti dengan pengumuman sejumlah protokol dan tata cara baru dalam lomba sebagai langkah antisipatif terhadap Corvid 19. Suatu kabar bagus bagi saya dan sejumlah teman yang merencanakan menikmati Volcano Run 2020 sebagai lomba pembuka tahun ini.
Saya mengambil Race Pack Volcano Run 2020 pada petang hari Kamis, 5 Maret 2020. Lokasi pengambilan Race Pack di Atrium – Jogja City Mall. Proses pengambilan Race Pack berjalan praktis dan cepat. Saya pun tidak mengalami kendala ketika mengambil Race Pack milik kawan sekomunitas saya. Cukup menyertakan FC KTP, Surat Kuasa dan email konfirmasi pendaftaran yang memuat QR code.
Proses pengambilan Race Pack yang berlangsung cepat membuat kami mempunyai banyak waktu untuk menikmati expo, ada Nike bazar, talk show dengan MC kece Mas Alex Fajar, dan banyak sekali booth yang tersedia. Bingung mau menikmati apa dari banyak sekali pilihan, saya pun secara random memilih untuk menukarkan voucher Kopi Senja. Entah karena amat lama tidak ngopi, menurut saya Kopi Senja yang saya cicipi enak sekali. Saya jadi penasaran dimana Kopi Senja membuka outlet di Jogja.
Voucher Kopi Senja bukan satu-satunya voucher yang dipaket dalam Race Pack Volcano Run 2020. Ada banyak sekali voucher yang bisa digunakan, termasuk bisa digunakan di Race Central pada hari lomba. Seingat saya Race Pack Volcano terdiri dari: bib dengan RFid timing chip, race jersey, brosur -brosur sponsor, Race Guide, Salonpas Gel, Salonpas Patch, sekantong permen, Paramex nyeri otot, Protecal, HydroCoco, Teh Botol, aneka sirup Sunkist, dan sejumlah produk sponsor lainnya. Saya rasa semua kemurahan hati dikemas dalam RP Volcano Run 2020. Sebelumnya saya belum menemukan lomba semurah hati ini untuk isi racepacknya.
Menjelang hari lomba adalah pekan ketika Jogja dan sekitarnya sedang diguyur hujan. Hujan membuat tidur saya di Omah Astu di jalan Kaliurang KM 13 sangat nyenyak. Sampai – sampai rasa malas terus memeluk ketika pukul 04.00 am alarm di ponsel saya berdering. Saya menikmati gemericik hujan menjelang Subuh, sambil menikmati sepotong kue, sesisir pisang, dan beberapa teguk air hangat sebelum menunaikan shalat Subuh.
Memerlukan waktu kurang lebih 15 menit menembus perjalanan berkabut dari Omah Astu tempat saya menginap sampai race central di pelataran Museum Gunung Merapi. Saya buru-buru memarkir kendaraan dan segera bergegas memasuki Race Central yang tetap kehujanan.
Sesuai protokol saya dan semua pelari kategori Half Marathon yang dipersilakan masuk terlebih dulu harus melewati pemeriksaan suhu tubuh sebagai upaya untuk men-screening wabah Corvid 19. Perlu waktu sejumlah menit untuk melewati pintu pemeriksaan mengingat banyak peserta pelari yang akan masuk dalam waktu bersamaan.
Di dalam race central saya melihat beberapa pelari mengenakan ponco/mantel jas hujan. Rupanya ponco ini disediakan secara gratis oleh Panitia Volcano Run 2020. Saya pun bergegas mengantri untuk mendapatkan ponco.
Berdiri di area start sebuah perlombaan lari dengan mengenakan ponco adalah pengalaman pertama dalam hidup saya. Sesuatu yang membuat saya membayangkan lomba – lomba marathon di luar negeri seperti Berlin Marathon, Boston Marathon, dan Tokyo Marathon yang foto-fotonya sering saya lihat di laman – laman jejaring sosial.
Mungkin masih ada waktu sekitar 20 menit sebelum start. Bila biasanya saya memanfaatkan waktu untuk pemanasan, kali ini saya tidak melakukannya. Saya belum bisa melakukan warming up di tengah hujan dan mengenakan ponco. Saya memilih untuk menyapa dan ngobrol – ngobrol dengan teman – teman dari berbagai komunitas bahkan ketika MC memimpin pemanasan bersama.
Karena kondisi cuaca pelepasan start tertunda beberapa menit. Kategori Half Marathon dilepaskan setelah Tuan Sentanu dan Mas Budi Setyarso dari Tempo menyampaikan beberapa kata sambutan.
Berlomba Half Marathon tanpa pemanasan rupanya membuat tubuh saya tidak sepenuhnya siap berlari. Ini saya rasakan ketika dalam berapa menit berlari saya sudah terkewerkan dari Gunungkidul Runners pack. Akhirnya saya cape dan benar-benar berhenti bahkan di WS pertama.
Sudah tidak didahului pemanasan, diguyur hujan, hawa dingin, dan elevasi, kemampuan tubuh tidak seiring dengan kemauan. Sampai di sini saya harus mulai tahu diri, untuk menikmati lomba dengan cara lain, yaitu dengan menikmati fotografer di tiap ruas half marathon Volcano Run 2020. Seingat saya, saya bisa mengidentifikasi 4 atau 5 spot foto di sepanjang rute half.
KM 12 merupakan awal dari segala tanjakan cinta Volcano Run. Mulai di sini sebenarnya saya ingin membuktikan janji Pak Sentanu tentang foto-foto lomba yang dijanjikan akan online sebelum peserta mencapai garis finish. Sayangnya hujan membuat saya enggan mengeluarkan ponsel. Pikir saya nanti saya setelah saya berteduh di race central sesudah kelar finish.
Mulai dari KM KM ini saya memilih untuk menikmati tiap ws yang menyediakan air mineral dan HydroCoco. Cuaca hujan yang dingin sebenarnya membuat saya tidak merasa haus, tetapi saya selalu merasa bersalah bila tidak minum di tiap water station. Apalagi semua petugas WS yang kebanyakan mengenal saya berpenampilan ramah-ramah dan responsif mengulurkan gelas-gelas air.
Bila sebelumnya saya mengira baru ada kurang lebih 15 pelari half marathon di depan saya, di KM KM ini satu per satu pelari mulai mendahului ketika saya sedang melipir di kebun warga untuk pipis. Sambil bersapa saya mempersilakan mereka untuk mendahului, kaki – kaki saya rasanya sudah kesemutan untuk sekedar membarengi mereka.
“Ayo diteruske alon – alon!” begitu Pak Harno, pelari senior dari Playon Alkid, menyapa saya dari belakang.
Didahului oleh pelari – pelari lain saya merasa woles saja, tetapi ini adalah Pak Harno, senior yang berusia 20 tahun di atas saya. Beliau adalah motivator saya sejak awal – awal saya mengikuti event lomba lari. Beliaulah yang beberapa kali berhasil menyulut ego saya dan memaksa adu nafas menjelang gerbang finish di berbagai perlombaan. Termasuk kali ketika saya menyelesaikan finish Volcano Run 2020 secara back to back dalam waktu 2 jam 7 menit. Masih kemunduran catatan waktu dibanding ketika beberapa pekan sebelumnya saya menyelesaikan rute Volcano Run dalam waktu 1.58 berbarengan dengan teman-teman yang menjalani tes Pacer.
Menjalang finish sambutan MC Alex dan Ghama yang menawan tak serta merta meredakan detak jantung dan nafas terengah. Selepas melewati gerbang finish saya memasuki antrian untuk pengambilan finisher medal, finisher jersey, dan sejumlah refreshment. Saya lihat ada banyak sekali pelari yang mengantri, mereka adalah finisher kategori 5K dan 10K. Perlu beberapa jenak saya melewati bagian ini karena petugas yang melayani kategori HM juga membantu melayani petugas untuk kategori 5K yang sedang overload.
Semurah hati ketika mengisi Race Pack, panitia Volcano Run 2020 rupanya melanjutkan kemurah hatiannya dengan membagikan refreshment berbagai jenis, mulai dari air mineral, HydroCoco, pisang, jambu, dan aneka sirup SunKist.
Sambil menikmati aneka refreshment ini, saya mampir ke tenda fisio milik Salon Pas. Perlu mendaftar dan mengantri untuk menikmati fasilitas fisio. Meski sudah mendaftar, sayangnya saya tidak jadi menikmati layanan fisio terapi. Saya memberikan antrian saya kepada seorang pelari yang nampaknya lebih membutuhkan pertolongan. Badan saya yang semula terasa sakit di beberapa bagian ternyata pulih dalam beberapa menit beristirahat sambil makan pisang dan jambu.
Saya pun segera berjalan jalan melewati booth ice bath, mencari teman-teman komunitas saya yang sedang melakukan verfikasi identitas di verification booth (beberapa kawan dari Gunungkidul Runners masuk potensial winner di lomba ini), menyapa dan ngobrol dengan teman-teman dari berbagai komunitas, dan tentu saja menikmati berbagai makanan yang bisa ditukar dengan voucher. Kali ini saya memilih untuk membeli teh hangat seharga Rp 5.000,- untuk saya nikmati sambil duduk menikmati pertunjukan music dan games.
Bagaimana mengenai foto-foto lomba yang dijanjikan oleh Pak Sentanu?
Saya mulai memanen foto – foto lomba pada saat saya mulai beristirahat setelah lomba di penginapan saya di Omah Astu. Sampai saya menulis blogpost ini foto – foto lomba saya terus bertambah. Terimakasih Pak Tanu, Anda telah menepati janji.
***
Sepanjang saya berlomba secara umum Volcano Run 2020 memberikan pengalaman yang sangat baik, unik, dan berbeda. Saya menyarankan para pelari rekreasional yang ingin mendapatkan pengalaman berlomba yang berbeda dengan latar belakang Gunung Merapi dan segala kearifan lokalnya namun di-organize dengan standar profesional yang tinggi untuk mencoba Volcano Run 2021, bila Ubur-Ubur Lari berkenan menyelanggarakannya lagi.
Saya tidak ragu ragu untuk memberikan penilaian:
5/5 bintang untuk Race Pack dan Pace Pack Collection dan Expo
4/5 bintang untuk Rute (karena masih ada jeep berkecepatan tinggi di awal rute half)
5/5 bintang untuk Water Station
5/5 bintang untuk refreshmen
5/5 bintang untuk Race Photo
4/5 bintang untuk Race Jersey dan Finisher Jersey
5/5 bintang untuk Finisher Medal
5/5 bintang untuk Race Central
4/5 bintang untuk Entertainment
5/5 bintang untuk Timing/Race Result
4/5 bintang untuk Parking
5/5 bintang untuk Online Registration
5/5 bintang untuk Social Media
semangat terus larinya om..
temenku ada yg ikutan ini kemarin..volcano run..
Ping balik: Race Review: Menimati Lari di Merapi Run 2022 – Gadget, Running, Travelling Light