Smartphone yang menfiturkan kemampuan fotografi yang tangguh selalu menarik bagi saya. Tak terkecuali produk terbaru dari Asus: Zenfone Zoom S. Itulah kenapa di ruang eksibisi Zenfinity Event di Pullman Central Park, Zoom S ini yang paling lama saya kulik dan coba-coba.
Unit Zoom S yang sama coba berwarna hitam. Hitam yang terasa legam sekaligus memberikan kesan elegan, maco dan seolah bilang “jangan main-main”.
Smartphone ini menurut saya terasa solid di dalam genggaman. Layarnya yang berukuran 5.5” memancarkan tampilan yang amat cerah, warna-warna yang mentereng dan memberikan kesan yang lega.
Sekilas Zenfone Zoom S terlihat sebuah smartphone yang bongsor. Memang smartphone ini lebih tebal sekaligus berpenampang lebih luas dibanding Zenfone 3 yang saya gunakan sehari-hari. Dimensinya kira-kira setara dengan Zenfone 3 Max yang mulai saya gunakan beberapa pekan terakhir.
Tapi percayalah Zenfone Zoom S terasa lebih ringan ketika dipegang dibandingkan dengan Zenfone 3 Max. Saya belum tahu pasti selisihnya berapa, yang kelas Zoom S lebih ringan. Entah apa cara yang digunakan Asus untuk membuat smartphone yang baterenya sekitar 20% lebih besar ini menjadi terasa lebih ringan.
Saya katakan Zenfone Zoom S lebih tebal dibanding Zenfone 3. Apakah ini membuatnya kurang ergonomis? Ternyata tidak. Tombol Power dan Volume Rocker tetap mudah dijangkau ketika dipegang dengan satu tangan. Begitu pula launcher, icon array dan keseluruhan user experience.
Di sisi belakang diletakkan tidak hanya kamera, sensor sidik jari juga ada di sana. Sensor sidik jari yang menurut saya seakan lengket dengan jari telunjuk dan jari tengah. Adakah yang mencoba men-set up sensor sidik jari dengan jari kelingking? Hihi.
Kamera. Apa yang saya kurang suka dari Zenfone 3 adalah kamera belakang di tengah yang dibuat menyembul. Saya inginnya datar-datar saja. Keinginan saya ini dijawab oleh Asus dengan Zenfone Zoom S. Asus meletakan kamera menurut saya dengan lebih baik di sisi kanan atas, sekaligus tak menyembul. Sebuah usaha yang totalitas untuk menempatkan konfigurasi dual camera lengkap dengan LED flash dan infra red beam untuk sensor auto focus.
Sebagaimana saya sebut di awal, kamera adalah apa yang membuat saya tertarik dengan Zenfone Zoom S.
Untuk diketahui smartphone ini menggunakan dual set up 12 MP camera. Sensor yang digunakan adalah Sony IMX 362. Lensanya mempunyai bukaan 1.7 dengan optical zoom dijanjikan sampai 2.3x. Software camera menggunakan Pixel Master 3.0.
Dalam percobaan saya untuk memotret berbagai adegan dan simulasi pencahayaan di ruang eksibisi, Zenfone Zoom S memang menunjukkan taji yang tajam. Zoom S mampu mengambil gambar dengan baik dalam pencahayaan redup, barangkali ini jasa dari aperture 1.7. Memotret obyek bergerak dan obyek bergerak dalam pencahayaan remang pun dapat dikerjakan dengan baik. 3 axis OIS yang dipasang asus sejak Zenfone 3 sekali lagi di sini membuktikan kemampuannya.
Ketika memotret obyek bergerak dalam pencahayaan remang bisa dilakukan dengan baik, termasuk mengambil warna-warna secara natural tentu saya tidak perlu meragukan kemampuannya ketika digunakan untuk mengambil gambar di luar ruang. Padahal saya belum sempat melakukannya, hihi.
Optical Zoom adalah apa yang sempat saya ragukan. Apa yang saya ragukan adalah kemudahannya dalam skenario sehari-hari. Ini seharusnya yang harus dibuktikan untuk hunting di medan sebenarnya. Pun begitu dari percobaan awal ini saya sudah sepantasnya memberikan pengakuan awal. Pixel Master bekerja untuk memecahkan kemudahan pakai optical zoom tanpa kehadiran tombol fisik.
Pixel Master Camera app memberikan kemudahan sekali tekan tombol untuk berpindah dari lensa 1 (wide lens) ke lensa 2 (tele lens 2.3x). Untuk kembali ke 1x zoom pun bisa dilakukan dengan sekali tap. Untuk nilai zoom di antara 1 – 2.3 bisa dilakukan dengan cara “pinch”. Pinch to Zoom ini saya akui bukan cara yang praktis dan mudah, namun merupakan pilihan terbaik saat ini.
Sample foto Zenfone Zoom S? Mohon maaf. Dalam posting ini saya belum bisa menyertakan. Hasil jepretan saya kemarin tidak bisa saya transfer ke handphone. Masalahnya unit Zenfone Zoom S yang saya coba tidak secara default menyertakan aplikasi Share Link. 😦
Kelak bila saya sudah dapat pinjaman apalagi memiliki sendiri Zenfone Zoom S, saya akan membuat posting sendiri di blog ini. Atau setidaknya menambahkan foto-foto yang diambil dengan Zoom S di posting ini.
Untuk spesifikasi lengkap Asus Zoom S bisa ditelusuri di tautan berikut: https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-Zoom-S-ZE553KL/Tech-Specs/
keren bener pokoknya bang ini hengpong 🙂
harga kisarannya berapaan om di pasaran ?
saya masih bingung sama pengaturan ISO nya, karena seting2 dikit hasilnya jadi agak melenceng…