Menimbang Nimbang Zenbook UX410UQ

Advent Jose Zenbook UX410UQ.jpg

Foto Kredit Advent Jose

Zenbook merupakan produk Ultrabook dari ASUS yang bagi saya mengesankan. Perhatian saya selalu tersedot tiap kali ASUS mengeluarkan produk baru di lini ultrabook premium ini. Termasuk saat ini ketika di Jakarta ASUS meluncurkan varian terbarunya yaitu ZenBook UX410UQ.

Tidak cukup dengan membaca baik-baik press release yang saya terima, untuk menjawab penasaran saya pun segera browsing dan membaca-baca segala tetek bengek dan informasi yang relevan mengenai lini baru dari Zenbook ini.

Sebenarnya yang ingin saya kumpulkan adalah alasan lebih banyak untuk tidak buru-buru meng-upgrade Zenbook UX303UB yang seharusnya masih cukup mumpuni untuk pekerjaan sehari-hari. Saya harus bisa menundukkan segala hasrat dan nafsu dengan logika dan sederet alasan. Harus bisa cukup bijak menimbang sejauh mana produktivitas bisa saya tingkatkan bila harus merogoh kocek untuk harga sebuah upgrade.

Namun demikian mempelajari produk baru apalagi lini yang membuat saya jatuh hati toh apa salahnya. Justru karena saya adalah pengguna Zenbook UX303UB saya bisa dengan mudah membandingkan kelebihan apa yang dibawa oleh UX410UQ.

Bila dicermati dari kode nama atau seri, keduanya jelas bisa diperbandingkan. Mereka sama-sama generasi mula atau fasabiqunal awwalun. Hanya bila UX303UB merupakan generasi mula untuk seri 3xx. UX410UQ adalah generasi mula untuk seri4xx.

Bila dilihat dari segi desain fisik, keduanya pun tidak sekilas tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan baru mulai terasa ketika kita akan menancapkan adaptor charger ke UX410UQ. Di UX410UQ letak colokan kabel daya dipindahkan ke sisi kanan. Colokan HDMI juga dipindahkan ke sisi kanan. Colokan D-Sub dihilangkan dan digantikan dengan konektor USB-C. Colokan Audio analog pun kini berada di sisi kanan. Sementara lubang untuk Card Reader kini berada di sebelah kanan.

Pemindahan lokasi konektor ini mulanya pasti akan membingungkan bagi pengguna yang sebelumnya terbiasa dengan UX303 UB seperti saya. Apalagi saya yang bersikukuh colokan daya lebih baik diletakkan di sisi kanan untuk alasan ergonomi.

Mengenai penghilangan colokan D-Sub bagi saya bukanlah sebuah kehilangan. Seumur-umur saya belum pernah mendapatkan manfaatnya.

Selama bekerja tatapan mata kita akan lebih banyak tertuju ke arah layar. Itulah kenapa sejak dulu saya menempatkan kualitas layar sebagai penentu utama mutu sebuah notebook. Saya pun mempunyai standar minimal resolusi layar notebook untuk bekerja, yaitu 1920 x 1080. Kita tidak ingin mata juling korban layar laptop yang buruk bukan?

Zenbook UX410UQ mempunyai bentang layar 14”. Kira-kira 0.4” lebih lebar dari pendahulunya si UX303UB. Untuk diketahui penambahan bentang layar ini tidak mengubah keseluruhan dimensi notebook. Hanya beselnya saja yang dibuat lebih tipis. Karena saya belum mencoba sendiri di sini saya belum bisa mengomentari apakah selisih 0.4” akan cukup terasa.

Penentu mutu notebook setelah layar yang bagus bagi saya adalah: Keyboard dan Touchpad. Secara umum saya cukup merasa nyaman dan puas dengan kualitas keyboard UX303UB. Sekaligus kecewa dengan kualitas Touchpad -nya. Jujur touchpad yang dibawa Zenbook UX303UB sering membuat saya frustasi.

Nah, kabarnya ASUS memperbaikinya di UX410UQ ini. Lapisan kaca pun ditambahkan di bagian touchpad sehingga meningkatkan user experience secara seksama. Bila saya ditanya sekali lagi barangkali touchpad adalah apa yang akan menjadi alasan saya untuk melakukan upgrade dari UX303UB.

Kini saatnya berbicara tentang jeroan dari Zenbook UX4100UQ.

Upgrade yang paling besar ASUS berikan dengan peningkatan processor sebesar satu generasi. Skylake yang ada di dalam UX303UB digantikan dengan processor generasi ke-7 Kabylake. Intel Core i7 6500U ditingkatkan dengan Intel Core i7 7500U.

Keduanya memang sama-sama menggunakan litografi 14 nm, namun Core i7 7500 mempunyai base clock 2.7 GHz up to 3.5 Ghz. Base clock ini sebenarnya tidak terpaut jauh dengan Core i7 6500 dimana bekerja dengan clock 2.5 GHz up to 3.1 Ghz. Dengan besaran RAM yang sama-sama 8 GB (meski beda bandwidth), dalam banyak benchmark yang saya baca di internet, procesor Kabylake terbaru ini rata-rata menyumbang perbaikan kinerja sebanyak 15%.

Yah, peningkatan performa yang tidak akan begitu terasa untuk kebanyakan pekerjaan sehari-hari.

Perbaikan jeroan yang menurut saya akan memberi pengaruh penting berada di bagian storage. Zenboom UX303UB yang saya gunakan menggunakan media berkapasitas masif yaitu HDD 5400 rpm 1 TB. Oleh ASUS ini diperbaiki dengan Storage Hybrid. Kombinasi Harddisk 5400 rpm 1 TB dengan SSD 128 GB SATA 2 M.3. Hasilnya jelas sebuah janji booting yang lebih cepat dan loading program yang lebih responsif.

Kesimpulan

Jadi kecuali touch pad baru yang menjanjikan UX yang lebih menyenangkan dan Hybrid Storage dengan tambahan 128 GB SATA 2 M.3 sepertinya saya masih cukup teguh untuk sementara tetap mencintai Zenbook UX303UB.

Spesifikasi lengkap Zenbook UX410UQ selengkapnya bisa dibaca-baca di bawah ini:

Spesifikasi
CPU Intel® Core™ i7 7500U Processor (4M Cache, up to 3.50GHz)
Operating System

Windows 10

Memory

8GB DDR4 2133MHz SDRAM + 1 x SO-DIMM socket, up to 16GB RAM

Storage 1TB 5400RPM SATA HDD + 128GB SATA3 M.2 SSD
Display 14” FHD (1920×1080) IPS 178˚ (wide-viewing angle display) Anti-Glare with 72% NTSC
Graphics

NVIDIA GeForce 940MX, with 2GB GDDR3 VRAM

Input/Output

2x USB 2.0, 1x USB 3.0, 1x USB3.1 Type-C (gen 1), 1x Headphone-out & Audio-in Combo Jack, 1x HDMI

Keyboard Illuminated Chiclet Keyboard
Camera HD Web Camera
Connectivity 802.11ac+Bluetooth 4.1 (Dual band) 2*2
Audio Support Windows 10 Cortana, ASUS SonicMaster Technology
Battery 3 Cells 48 Whrs Battery
Dimension 323 x 223 x 18.95 cm (WxDxH)
Weight 1.45Kg with Battery
Colors Rose Gold, Quartz Grey
Accessories Sleeve + USB3.0 to RJ45 cable + HDMI to VGA cable
Price Rp15.799.000
Warranty 2 tahun garansi global
Iklan

6 komentar di “Menimbang Nimbang Zenbook UX410UQ

  1. Lumayan dipasang Hackintosh 😛

    Saya yang bikin tidak mood biasanya keyboard, Asus padahal termasuk laptop yang paling awet, tapi keyboard-nya saya tidak merasa nyaman, seperti halnya juga yang alami dengan Lenovo.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s