Foto ini saya terima pada Kamis siang, tanggal 27 Februari 2014. Foto yang dikirim oleh adik saya melalui pesan Whatsapp ini adalah yang disisakan api yang melalap rumah Bu Tini di RT 22/06 Karangmojo B, Grogol, Paliyan, Gunungkidul.
Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, bangunan rumah yang berbahan utama kayu itu rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi. Kondisi bangunan tidak bisa lagi ditinggali. Sejak kebakaran sampai sekarang Bu Tini sekeluarga terpaksa menumpang tinggal di rumah tetangganya, yaitu di rumah Bapak Ngatiyo.
Tadi malam ketika saya bersilaturahmi –ngaruhke– peristiwa naas ini, Bu Tini menceritakan bahwa semua harta benda yang ia miliki habis terbakar api. Lemari berisi pakaian ludes. Pakaian yang tersisa saat ini hanya pakaian yang saat itu melekat di badannya. Uang yang disimpan di dalam lemari berjumlah Rp 800.000,- juga ludes. Simpanan gabah padi sebagai cadangan makan sehari-hari hangus. Begitu pula dengan pecah belah seperti piring, gelas dan semua perlengkapan masak, semua rusak.
Penyebab pasti kebakaran rumah Bu Tini itu sendiri tidak ada yang tahu pasti.
Menurut cerita adik saya, Kamis pagi itu semua warga di lingkungan dimana saya tinggal sedang menghadiri hajatan pernikahan Elmi dan Wiwin, termasuk Bu Tini. Saat itu ketika juga sedang di tempat hajatan, adik saya mendengar kabar ada kebakaran rumah dari salah serorang tetangga. Adik saya pun bersama Edi segera meluncur ke rumah yang terbakar itu.
Si Jago Merah telah berkobar, asap membumbung tinggi. Melihat besarnya kobaran api, adik saya berpikir tidak mungkin memadamkan api itu. Apa yang bisa dilakukan adalah menghambat api agar tidak merembet membakar benda-beda lain dan menyelamatkan benda-benda yang memang masih bisa diselamatkan secepatnya.
Beberapa waktu kemudian warga yang lain baru berdatangan berusaha memadamkan kebakaran. Api memang mejadi terkendali meski tidak banyak yang bisa diselamatkan. Siang harinya, karena berpikir sisa-sisa dan puing rumah itu berbahaya bila dibiarkan berdiri, warga pun bergotong royong membersihkan bekas rumah dan lokasi kebakaran.
Saat ini Bu Tini belum tahu akan sampai kapan hidup tinggal menumpang di rumah tetangga. Membangun rumah baru pun bukanlah hal mudah baginya. Biaya menjadi kendalanya.
Saya sendiri pun tidak bisa berbuat banyak kecuali berusaha membantu semampunya bersama-sama para tetangga yang lain. Apa yang bisa kami lakukan saat ini baru sebatas berusaha mengurangi penderitaan beliau ala kadarnya dan saya akan berusaha mencarikan bantuan dari para dermawan.
semoga lik tini bisa sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan ya mas. ๐
semoga lik tini tetap semangat,,ini ujian dari tuhan,,
Semoga Lik Tini tabah ya, dan salut untuk semua yang bersedia dengan ringan tangan membantunya.
Innalilahi, semoga diberikan kesabaran dan bantuan ya buat Lik Tini
Mungkin ini cara Tuhan mengugah hati warga sekitar agar mau membantu..
terus gimana nih?Lik Tini kerja di mana? barangkali dari kerjanya dia bisa cukupi makan. tapi gak bisa buat lebih. baju, rumah, dll
lik Tini sekarang tidak bekerja. untuk kebutuhan makan sehari hari kini didapat dari kebaikan hati para tetangga dan siapa saja yang memberikan bantuan ๐
kalo sebelumnya krja apa?
sebagai buruh tani saja. kerja bila ada yang membutuhkan tenaganya. ๐
Bu Tini itu siapa ya mas? Tetangga mas Jarwadi?
Smoga bu Tini ditabahkan dan bisa mendapat tempat tinggal layak yang baru nanti…
benar mas Ivan, bu Tini adalah tetangga saya ๐
Ping balik: Gotong Royong Membangun Rumah untuk Lek Tini | Menuliskan Sebelum Terlupakan
DOMINOBET