Cupuwatu, bukan Uluwatu, merupakan salah satu restoran termasyur di Yogya. Resto yang terletak di jalan Solo Km 11, Yogyakarta. Tidak jauh dari Adisucipto Airport. Jarak dari bandara Adisucipto bisa ditempuh dengan kira-kira Rp 20.000,- naik taxi. Saya bisa bilang begitu karena kebetulan begitu selesai makan siang di sana, saya langsung menuju ke bandara dengan menggunakan taxi.
Menu Special di Cupuwatu Resto adalah Malon atau Manuk Londo. Nama menu ini kedengaran aneh, sekaligus menarik. Saking menariknya, saya penasaran ingin menikmati Malon sejak pertengahan puasa Ramadhan tahun lalu. Saat itu oleh seorang kawan, saya diundang buka bersama di sana. Namun ada-ada saja yang membatalkan niat saya waktu itu. Sampai niatan untuk menikmati Malon itu terpenuhi kemarin ketika kebetulan taxi yang membawa saya dari Gunungkidul mampir di POM bensin di ruas Jalan Solo, tidak jauh dari Resto Cupuwatu. Kebetulan yang dilengkapi kebetulan yang lain, kebetulan saya juga baru saja mendapatkan voucher diskon untuk Cupuwatu Resto. Kata orang Jawa ini ‘Tumbu oleh Tutup’, kebetulan yang lengkap.
Karena ini pertama kali saya akan menggunakan voucher diskon, saya pun berkonsultasi terlebih dulu dengan kasir di sana sebelum makan. Kasir Cupuwatu yang cantik-cantik itu helpful semua. Setelah paham aturan main menggunakan voucher diskon, saya pun siang itu segera mencari meja ternyaman. Tidak begitu segera sebenarnya, karena seperti biasa, saya suka foto sana-sini apa saja obyek yang kelihatan photogenic yang terdapat di Cupuwatu.
Beberapa saat duduk, petugas resto datang mengantar buku menu. Apa yang pertama kali saya pesan tentu saja Manuk Londo special yang tersohor itu. Ada beberapa jenis Malon rupanya. Ada Malon regular, Malon Bakar, Malon Bakar Klaten dan Malon BBQ. Membingungkan memilih Malon yang paling enak. Ingin sih saya memesan semua jenis Malon, masalahnya bagaimana memakannya bila dipesan semuanya. Naluri akhirnya yang berbicara. Pilihan jatuh pada Malon Reguler.
Pesanan saya berikutnya adalah Teh Madu Spesial, Kacang Rebus, Air Mineral, Wedang Uwuh dan Sop Iga. Cukup banyak memang yang saya pesan karena memang ingin berlama-lama di resto ini.
Teh Madu dan Wedang Uwuh datang lebih dulu, kemudian disusul oleh Malon dan pesanan yang lain. Apa yang saya cicipi pertama kali tentu adalah pesanan yang tiba di meja lebih dulu.
Teh Madu mempunyai cita rasa khas, pahit sepat dan tidak manis. Pemanisnya terpisah. Dinikmati dengan cara digigit seperti menikmati biskuit. Teh Madu disajikan tidak panas seperti teh poci. Teh Madu di Cupuwatu disajikan dengan temperatur hangat.
Nah, Manuk Londo, Malon, yang membuat saya penasaran sejak lama akhirnya mendarat di ujung lidah. Malon mempunyai cita rasa yang striking, maknyus. Rasa gurih cenderung manisnya menghentak. Malon berbahan semacam burung gemak, burung yang dagingnya biasanya akan berserat dan alot, namun entah bagaimana resep Malon di Cupuwatu, daging Malon terasa empuk, lunak dan nyaman di gigi. Kenyamanan mengunyah dading Malon ini baru saya sadari setelah saya selesai makan. Saya tidak perlu tusuk gigi karena memang daging-daging tidak ada yang tertinggal di sela-sela gigi.
Menimati Malon sampai habis hampir separohnya membuat saya tertawa-tawa. Kenapa? Ternyata saya lupa dengan nasi yang sudah dari tadi tersaji di meja. Kekuatan rasa Malon membuat saya lupa kalau seharusnya Malon dinikmati dengan nasi. 😀 Tidak apa-apa sebenarnya, karena toh nanti semua makanan akan bertemu di dalam perut. Nasi yang menyertai Malon ini pulen, enak. begitu saja.
Pelayan yang ramah, menu yang enak dan maknyus, satu lagi, tempat yang cozy membuat kami betah berlama-lama di Cupuwatu. Kira-kira jam 14:00 WIB kami mengakhiri makan siang di Cupuwatu.
Harga. Saya tidak ingat harga satuan masing-masing item yang saya pesan. Seingat saya jumlah harga total makanan pesanan kami adalah Rp 109.000,-. Harga ini masih mendapat diskon 25% dari voucher yang saya gunakan. Jadi uang 100 ribuan yang saya bayarkan ke kasir masih mendapatkan kembalian.
Sebelum meninggalkan meja kasir kami bertanya dimana mencari taxi untuk menuju bandara. Bukan dijawab, tetapi salah satu kasir menelpon taxi untuk kami. Keramahan pelayanan yang lengkap pikir saya. Jadi suatu kali nanti kami pengen makan di Cupuwatu lagi. Lagi pula voucher diskon saya juga masih beberapa lembar. 🙂
Foto-foto yang lain bisa dilihat akun Instagram saya di: http://instagram.com/jarwadi
Oo ternyata Malon ini bahannya dari burung puyuh. Sudah kebayang gimana enaknya, hmmm..
kalau mas gie ke klaten, dari bandara adisucipto bisa mampir dulu ke cupuwatu, hehe
Asiiik traktiran yaa
*nodong
sekarang aku traktir di sini ya, tadi sudah pesen malon kan?
haishhhhh curang
Baru pertama kali dengar kata malon .. Mirip daging ayam gitu ya…
lebih tepatnya daging burung 🙂
Hmm.. sepertinya enak nih..
Kapan-kapan coba ah.. 🙂
Inllceigente and simplicity – easy to understand how you think.
I’m impressed you should think of something like that
nambah satu lagi referensi kuliner di Jogja. Hihihi. Meskipun gaktau kapan ke Jogjanya. 😀
kapan saya ditraktir disini mas 😀
ayo, kapan? hehe asal kamu mau njemput dan antar aku pulang ke wonosari, haha
jauhhhhhh wkwk
kalau mau voucer diskon 25ribu saja saya kasih, hehehe. tapi penggunaan voucer itu ada term of agreement nya
Shiver me timbers, them’s some great inanrmftioo.
Asyik juga kayaknya. Mungkin perlu difoto nuansa resto-nya.
namanya unik ya malon,
Sudah pernah nyoba ke sana dan memang benar, menu Malon-nya itu enak 🙂
wah referensi menarik,
btw kemarin pas di jogja makan di jejamuran 🙂
malon = manuk londo, kenapa dinamakan sebagai manuk londo ya…jadi beraroma kolonial, meskipun indonesia sudah lama merdeka,
melihat dari sajian menunya, sangat menggoda iman untuk turut mencicipinya, sayangnya hanya ada fotonya yang tak bisa dirasakan langsung..jadilah saya hanya menelan air liur sahaja….. ,
nice share posting tentang kuliner indonesia yang original…..keep happy blogging always, salam dari Makassar 🙂
wah menarik sekali ya mas malon ini. Kapan-kapan boleh juga nih mampir kalau jalan-jalan ke jogja 🙂
Glad I’ve finally found sontheimg I agree with!
Ping balik: Manuk Londo, Kuliner Khas Jogja | Menuliskan Sebelum Terlupakan
wah jadi lapar ngeliat makanan yang ada cabe hijaunya
salah satu kuliner jogja yang bikin aku tericih icih krn enaknya adalah malon si manuk londo alias burung bule dari cupuwatu resto malon si puyuh perancis yang ditangkar untuk jadi menu spesial restoran di yogyakarta yaitu cupuwatu resto