Kemenangan pasangan Jokowi – Ahok mengalahkan pasangan Foke – Nara pada Pilkada DKI Jakarta yang dilangsungkan kemarin (Kamis, 20 September 2012) sampai saat ini masih mendominasi pemberitaan baik di media mainstream maupun di media sosial. Apa yang ditampilkan media-media tersebut menggambarkan bahwa kemenangan Jokowi – Ahok merupakan kabar baik. Ini tentu saja sepihak, pasangan Foke-Nara tentu menganggapnya sebagai berita duka.
Saya sendiri tidak terlalu mendukung Jokowi, tetapi jelas sangat tidak mendukung Foke. Faizal Biem yang saya jagokan telah jatuh pada Pilkada putaran pertama. Habis saya tidak memiliki KTP Jakarta sih, jadi saya tidak bisa menyoblos Faizal. hehe
Begini; menurut saya, kabar kemenangan Jokowi setidaknya menunjukan bahwa suara partai, elit-elit partai tidak begitu mencerminkan suara rakyat. Ada yang bilang suara partai sama sekali berbeda dengan suara rakyat. Foke – Nara yang didukung secara keroyokan oleh partai-partai gajah pemenang pemilu legislatif di Jakarta tidak mengalahkan Jokowi – Ahok yang hanya didukung oleh PDI P dan Gerindra. Keduanya tidak mendapatkan suara yang sangat signifikan pada pemilu-pemilu legislatif di Jakarta.
Apakah ini berarti suara-suara (elit) partai kelak tidak akan laku lagi dijadikan barang jualan oleh pihak-pihak tertentu? Entahlah, Mau tidak mau, setidaknya saya sendiri makin muak dengan ulah (elit) partai yang makin tidak malu untuk mengambil posisi oportunis. 😀
saya sendiri sebenernya dilema ketika memilih.. Tapi mudah-mudahan pilihan saya kemarin adalah yang terbaik bagi Jakarta
aku gak ikutan milih KTPnya bukan jakarta 🙂
semoga Jakarta menjadi lebih baik dengan pemimpin baru-nya.
Meskipun kalau mau di lihat fakta di lapangan..praktek politik masih saja banyak unsur ‘politisasinya’
tetep arus di buktikan kerjanya apakah pilihan rakyat suda benar 🙂
Kemengan JB, sebagai tanda bahwa orang sdg mual pada partai2 Kang
betul pak, setuju suara partai bukanlah suara RAKYAT, karena secara tegas dapat kita lihat kebanyakan masyarakat sudah muak melihat tingkah laku elit partai terutama partai2Gajah..
berarti ada yang salah dengan sistem demokrasi di Indonesia. saatnya di ganti … 😀
Ping balik: Sosial Media dan Perjuangan Hak di Depan Hukum « Menuliskan Sebelum Terlupakan
Alhamdulillah kemarin saya berhasil mencoblos dua-duanya #eh hehehe
Benar, untuk pilihan suara rakyat tidak bisa disetir oleh partai. Nggak ada jaminan kok rakyat itu setia pada partainya 🙂
semoga rakyatnya semakin cerdas sehingga tidak seenak dewk para elit politik yang oportunis Jar.