Membaca Proposal

Dalam catatan sejarah, bangsa Indonesia secara legal formal telah merdeka lebih dari setengah abad. Pada bulan Agustus 2011, Indonesia telah memasuki usia kemerdekaanya yang ke-66 tahun. Dalam usia tersebut, rupanya kemiskinan masih menjadi permasalahan dan isu terpenting bangsa kepulauan ini. Beraneka program pembangunan, pemberdayaan masyarakat, bantuan-bantuan sosial, dana insentif, hibah, penguatan modal, maupun pinjaman telah digulirkan di negeri ini, tetapi masih saja banyak daerah dan desa yang tertinggal pada berbagai aspek. Pembangunan dan program-program strategis masih terfokus di pulau Jawa, sedangkan pulau-pulau di luar Jawa masih banyak yang belum tersentuh pembangunan dengan ideal dan merata.

***

Seseorang yang ditugasi untuk membaca dan menilai proposal untuk suatu tujuan tertentu mungkin pernah mendapatkan bagian pembukaan proposal yang mirip-mirip antara proposal yang satu dengan yang lain. Seolah para pembuat proposal itu menggunakan template yang terjatuh dari langit. Mungkin template tiban itu juga dipakai untuk bagian-bagian lain sepanjang proposal.

Bila sudah membaca beberapa proposal dengan bab pembukaan yang sangat mirip, apakah umumnya si pembaca masalah akan merasa jemu membaca semua bagian pada proposal dan melompat ke bagian bahasan inti permasalahan? Atau apakah seorang pembaca/penilai proposal yang baik dan bertanggung jawab akan berusaha untuk adil membaca semua proposal dari lembar judul sampai lembar penutup?

Termasuk kreatifitas membuat sampul, pembukaan, inti masalah, tawaran solusi dan penutup semua mempunyai andil untuk menentukan nilai akhir. Ada teman saya yang menghakimi suatu proposal dengan melihat sampul dan kata pendahuluan pengantar. Dari pendahuluan itu teman saya memutuskan untuk terus membaca proposal atau segera menutup kembali proposal itu untuk tidak akan pernah ia baca lagi. 😀

 

Iklan

10 komentar di “Membaca Proposal

  1. pembukaan proposal biasanya berisikan visi-misi utama sebuah kegiatan. tapi saya sih memang malas membaca pembukaan yang bertele-tele, seolah-olah ada permasalahan bangsa yang genting dan kegiatan kita menjadi satu-satunya solusi penyakit bangsa itu. hihihi

  2. betul betul… pembukaan proposal itu kenapa yah beda beda tipis satu dengan yang lainnya… kalo yang pertama kali bikin proposal mendaftarkan tulisannya sebagai hak cipta, pasti dia bakalan banyak dapet royalti kali yah… hahahahaha

  3. hihihii..iiyyaa kak pembukaan biasanya pada mirip2.
    jadi klo baca proposal, yang dibaca langsung agenda acaranya. Soalnya inti kegiatan dan tujuannya biasanya disampaikan lisan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s