5 tahun yang lalu, bila suatu instansi ingin menyelenggarakan pelatihan menggunakan software/program komputer, maka yang pertama kali perlu dipikirkan adalah sebuah lab komputer. Lab komputer itu harus disiapkan terlebih dahulu dengan pengadaan. Bisa pula dengan menyewa di kampus – kampus atau di sekolah – sekolah untuk lebih menghemat anggaran. Yang perlu dicermati kemudian tinggal berapa jumlah lab yang perlu disewa diperhitungkan dari jumlah peserta pelatihan. Kemudian menjadwalkan pelatihan yang akan mereka selenggarakan. Tentu saja hal tetek bengek lain juga harus dipikirkan. 😀
Nampaknya kini jaman sudah berubah dan berkompromi dengan penyelenggara pelatihan. Untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan suatu program/software seperti pada 5 tahun lalu, panitia sudah menganggap tidak lagi perlu memikirkan pentingnya Lab Komputer. Asumsinya saat ini semua orang sudah mempunyai Laptop. Cukup dalam Undangan pelatihan dicantumkan: Peserta Pelatihan Wajib membawa Laptop sendiri dengan spesifikasi bla bla bla …
Aula atau Ruang Rapat pun dalam sekejab sudah bisa disulap jadi Ruang Pelatihan penggunaan software/program. Panitia cukup menyediakan Viewer/Projector dan kabel roll untuk colokan listrik. Banyaknya jumlah peserta pun tidak lagi masalah. Jaman dulu kalau tidak salah maksimal 40 peserta untuk 1 lab komputer. Sekarang satu angkatan pelatihan bisa sama dengan kapasitas maksimal ruang rapat.
Beaya pelatihan bisa dibuat lebih irit dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya.
Tapi barangkali ada satu hal yang lupa tidak terpikirkan oleh panitia bila memaksakan jumlah peserta sebanyak itu. Yaitu Kapasitas Listrik. Taruhlah, jumlah peserta pelatihan sebanyak 140 yang membawa laptop dan perlu suply listrik. Baterai Laptop jarang – jarang yang mampu bertahan selama 8 jam pelatihan. Bisa 3 atau 4 jam saya sudah sangat bagus. Hitungan sederhana daya yang dibutuhkan oleh ke 140 laptop itu bila dikalikan 60 watt saja maka akan ketemu 8,4 kW. Belum dihitung lampu penerangan, sound system, viewer/projector, dan peralatan lain yang dipakai selama pelatihan di dalam gedung.
Jadi untuk batas aman, paling tidak perlu disediakan listrik sebesar 10 kW. Bisa ngga panitia menyediakan listrik sebesar itu di sebuah ruang rapat. Kalau tidak ya listrik hanya akan berulang kali “njeglek” seperti kejadian pada pelatihan di suatu instansi pemerintah beberapa waktu lalu … 😀
Idealnya ga boleh terlalu byk peserta pelatihannya krn bisa tidak fokus…walaupun kapasitas ruangannya cukup
mas Jar, istilah “TETEK BENGEK” sudah diganti menjadi ” PAYUDARA ASMA”
ha….ha..ha…
emang benar kata mas Aan misalnya segala “tetek bengek” telah terpenuhi maka pesertanya juga tidak boleh terlalu banyak jika mengakibatkan nggak fokus dan ilmu yang disampaikan gk maksimal