Ditempat yang ramai, dengan level noise yang tinggi, saya sering ragu ragu untuk menjawab panggilan telepon. Saya merasa telinga saya bekerja kurang optimal di tempat tempat tersebut. Seringkali hal ini mengganggu kenyamanan teman teman saya dan tidak jarang mereka menduga yang tidak tidak. Maaf ya bukan maksud saya untuk sombong atau sok sibuk. Telinga saya kesulitan untuk memilah antara informasi dan noise pada tempat tempat dengan tingkat kebisingan diatas batas ambang kemampuan telinga saya. Yah telinga saya saja, karena ditempat yang sama sering (telinga) orang lain melakukanya dengan baik. Makanya saya sering mencari tempat tempat dimana saya merasa comfort atau menunggu saat yang tepat. Padahal saya sudah menghidupkan fasilitas Speaker Phone pada ponsel. Sekali kagi maaf bahwa saya harus sering menjelaskan ini kepada teman teman via SMS atau e mail
Menurut saya tempat yang “comply” dengan karakter telinga saya yah … ditempat tempat yang sepi, he he he. Mungkin telinga saya tidak bisa beradaptasi dengan baik ketika saya harus keluar dari desa saya yang sepi sunyi senyap ke daerah yang lebih ramai lagi.
Apakah saya tuli ya?
Menurut pemahaman saya tuli adalah lemahnya sensitifitas sensor pada telinga. Yaitu hanya bisa menerima gelombang suara dengan amplituto terkecil yang batas ambangnya harus lebih tingga dari orang kebanyakan. Katakanlah treshold telinga normal itu 10 dB maka orang tuli tidak bisa mendengar yang said it 30 dB atau kurang. Padahal ditempat dengan noise rendah telinga saya masih very well. No Problem. Masalah saya adalah masalah selektifitas. Kemampuan memilah antara sumber bunyi yang dikehendaki dengan ambience ( suara sekitar) atau noise
Saya pernah baca artikelnya Pak Ari Arman, tentang voice recognition. Mirip dengan masalah pada telinga saya. Kelemahan teknologi ini adalah kemampuan membedakan informasi utama dengan noise dan ambience ( suara sekitaran ).
Kok dihubung hubungkan. Bisa nyambung ngga?
Perbedaan sensor pada telinga manusia dan sensor pada voice recognition adalah banyaknya jumlah sensor suara. Teknologi voice recognition berusaha memperbaiki kualitas sensor ( sebentuk microhone ) dan mencoba membuat michrophone array untuk memperbaiki selektivity. Sedang pada manusia sensor suara terdiri dari membrane / gendang suara dan rambut rambut halus yang membentuk array. Susunan dan koordinasi array ini belum diketahui pasti oleh manusia bagaimana bisa bekerja dengan baik. Masih menjadi rahasia Allah he he he …
Kalau telinga tuli mungkin adalah karena membrane suara / gendang telinga buruk permeabilitasnya. Apakah masalah selektifitas pada telinga saya adalah karena jumlah rambut rambut di dalam telinga saya yang tidak cukup. Kurang bisa beradaptasi. Karena dulunya saya tinggal di daerah yang sepi dan damai. ( Sekarangpun masih … walau kadang kadang mobile )
Ada yang bisa membantu / tentang masalah saya ?
ke dokter THT aja pak, saya juga bermasalah dg pendengaran, lalu ke THT & beres.