Tidak jarang saya melihat di televisi, pada acara berita, dalam suatu footage video liputan, melihat ada wartawan yang menggunakan perekam suara kaset (voice cassette recorder) untuk merekam wawancara atau pernyataan nara sumber. Yah, di antara wartawan – wartawati lain yang saya lihat menggunakan perekam digital.
Saya tidak habis pikir, apa sih sebenarnya kelebihan perekam suara bermedia kaset itu. Saya kira biaya operasionalnya pun lebih mahal. Harus membeli lagi kaset baru setelah kaset penuh berisi rekaman. Selain itu saya pikir juga tidak lebih portable di banding perekam bermedia simpan digital.
Itu tadi baru proses pada saat perekaman. Kemudian yang saya bayangkan adalah pasca perekaman, katakanlah bagaimana melakukan transkrip dari kaset tape. Sudah terbayang repotnya misalnya harus menekan tombol Rev untuk mengulang kata atau kalimat yang tidak baik terdengar. Repot sekali. Pengarsipan bukti berita? Misalnya seorang wartawan per hari mengumpulkan materi berita sebanyak satu kaset. Maka ia memerlukan ruangan untuk cukup menampung sejumlah 365 kaset dalam setahun. 😀 Baca lebih lanjut