Memotret dan melukis adalah sama-sama cabang dari seni rupa. Sama-sama menuangkan kreatifitas imajinasi dalam bentuk visual. Banyak orang mengira benda-benda yang terlihat oleh mata adalah obyek foto. Sebenarnya apa yang dipotret oleh seorang fotografer bukanlah apa yang nampak oleh mata setiap orang. Sebenarnya mereka memotret apa yang ada di ruang imaji fotografer. Atau rekaan fotografer untuk menyampaikan suatu pesan tertentu dalam bentuk karya visual. Begitu juga dengan pelukis. Kita sering kali melihat obyek lukisan yang sepintas susah dicerna, nampak sureal. Karena memang apa yang terlukis di atas kanvas adalah buah cipta dan khayal sang pelukis.
Perbedaan memotret dan melukis menurut saya tipis. Melukis itu menggunakan media seperti cat air, acrylic, pastel, pensil dan sejenisnya. Sedangkan bagi saya, memotret adalah melukis dengan cahaya. 😀
Beberapa malam yang lalu, dengan Mas Joko saya menonton suatu pameran yang bertajuk “Cerak Watu Adoh Ratu” di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, Gunungkidul. Suatu pameran yang diselenggarakan oleh Ikatan Perupa Gunungkidul (IPG). Sayangnya malam itu saya datang pada waktu yang kurang tepat. Pada waktu ketika karya-karya yang dipamerkan sudah mulai diturunkan karena malam itu pameran sudah hampir tutup. Sedikit penghiburan untuk saya adalah beberapa karya lukis yang masih terpajang.
Dari lukisan-lukisan yang masih terpajang itu, saya pun mengamati satu per satu sambil memotretnya. Berikut ini adalah lukisan yang saya potret yang paling menarik perhatian saya. Saya pikir lukisan ini bisa ditafsirkan secara luas dalam perspektif kita masing-masing.
Silakan kedua foto di atas Anda nikmati dan tafsirkan.
Foto-foto lukisan yang lain bisa Anda tengok di Album Google+ saya di SINI.