
Lebih dari satu bulan berlalu akhirnya saya baru menulis review untuk lomba half marathon pertama sejak masa pandemi. Bukan karena saya tidak sempat menulis, tetapi saya sengaja, ingin menguji sejauh mana lomba ini membekas di hati sanubari saya.
Pendaftaran Pocari Sweat Run Indonesia 2022 offline dilakukan dengan sistem ballot. Saat itu sebenarnya saya tidak benar-benar serius ingin mendaftar. Saya belum begitu yakin lomba ini akan benar-benar diselenggarakan secara offline karena wabah Covid-19 belum sepenuhnya terkendali. Namun euforia yang luar biasa dari runtizen sepenjuru negeri membuat saya menggerakkan jari untuk turut mendaftar.
Sebuah email mendarat di inbox mengabari kalau saya salah satu yang beruntung mendapatkan ballot berkesempatan mengikuti Pocari Sweat Run Indonesia offline yang diselenggarakan di kota Bandung.
Antara senang dan bimbang campur aduk menjadi satu. Kalau ballot ini tidak saya sambil rasanya saya menyiakan keberuntungan yang tidak semua runtizen mendapatkan. Kalau saya selesaikan pembayarannya, rasanya sayang juga uang pendaftaran yang tidak murah itu. Biaya pendaftaran kategori Half Marathon yang saya pilih adalah Rp 775.000,-.
Saya tetap saja khawatir kalau lomba dibatalkan diselenggarakan secara offline dan diubah menjadi lomba virtual yang mana uang yang saya bayarkan hanya akan mendapatkan paket lomba berupa race jersey, finisher medal, dan swag yang bagi saya tidak penting.
Pun demikian kerinduan dan nafsu saya untuk mengikuti race offline di kota Bandung membuat saya tidak tahan untuk menyelesaikan pembayaran dengan dompet digital Go-Pay. Proses pembayaran sampai terverifikasi dengan Go-Pay berlangsung sangat cepat. Kalau tidak salah ingat hanya berlangsung dalam hitungan detik. Amat berbeda dengan yang dialami teman-teman saya yang menyelesaikan pembayaran dengan metode Bank Transfer, mereka butuh waktu berhari-hari sampai proses pembayarannya terverifikasi.
Meniadakan Race Pack Collection Day, Pocari Sweat Run Indonesia 2022 menjadi berbeda dari event – event lomba lari lain. Saya bisa memahami alasan peniadaan Racepack Collection Day ini, untuk mencegah kerumuman yang berpotensi membahayakan kesehatan ketika virus Corona masih mengintai.
Sebagai gantinya pihak Pocari Sweat Run Indonesia 2022 mengirimkan paket lomba ke alamat masing-masing peserta. Saya sendiri menerima paket lomba Pocari Sweat Run Indonesia sekitar satu pekan sebelum hari perlombaan. Saya termasuk yang beruntung mendapatkan paket lomba datang tepat waktu sementara ada pelari lain yang tidak mendapatkan paket lomba sampai menjelang hari lomba. Menyedihkannya menurut mereka karena jersey lomba sedang dalam proses produksi.

Untuk lomba dengan biaya pendaftaran Rp 775.000,- menurut saya isi paket lomba sangat minimalis. Paket lomba hanya berisi: BIB atau nomor dada, Race Jersey, St. Ives Facial Scrub, Vaseline Sunblock, Brosur Salonpas dan tote bag sederhana. Sangat berbeda dengan isi racepack Merapi Run 10K yang saya ikuti pada awal tahun yang isinya melimpah, padahal biaya pendaftarannya kurang dari Rp 300.000,-
Jangan terkecoh dengan foto di atas. Di foto di atas sengaja saya tambah dengan Soyjoy, Salonpas Gel, dan handuk Pocari Sweat. 😀
Mengenai isi racepack yang minimalis sebenarnya saya masih bisa mentoleransi, yang membuat sedih adalah BIB atau nomer dada yang saya terima dalam keadaan kusut seperti terlipat-lipat saat pengiriman.
Saya berangkat ke kota Bandung pada hari Jum’at malam (22 Juli 2022) dengan perjalanan kereta Taksaka dari stasiun Tugu Yogyakarta. Tiba di Bandung menjelang subuh memberi saya waktu yang leluasa untuk terlebih dulu mengeksplorasi sisi sisi kota kembang itu. Ini alasan pemanis saja. Sebenarnya karena Tebu Hotel pilihan saya menginap tidak bisa early check in sebagaimana yang dijanjikan ketika beberapa bulan lalu kami melakukan booking.
Beruntung saya tahu kalau Runhood mengadakan acara shake out run pada Sabtu pagi (23/07/2022) itu bertempat di Coffe Laswee, jadi saya seketika tidak jadi mati gaya. Saya bisa bercengkrama dengan teman-teman lama seperti Reza, Yaya, Azka, Dede, Mucheep, dan kenalan-kenalan baru saya sambil jogging tipis-tipis sepanjang kurang lebih 5km menyusuri landmark kota Bandung seperti Braga dan Asia Afrika.
H-1 Lomba bagi saya adalah Carboloading day. Itulah kenapa dari acara Runhood Shakeout Run saya segera bergegas mencari sarapan. Sarapan apalagi kalau bukan sarapan full carbo. Saya lupa apa nama tempat kami sarapan pagi itu, yang jelas jarak bisa ditempuh dengan jalan kaki dari Laswee Coffee


Lupa juga apa nama menu pilihan saya yang fotonya saya pajang itu. Sebenarnya saya mencari menu dengan porsi nasi putih yang banyak. Sayangnya tidak mudah mendapatkannya di tempat makan saya kali ini. Kalau porsinya seukuran ini rasanya saya ingin pesan dua. Hanya saja saya sedikit gengsi tidak mau kelihatan rakus.
Menjelang jam 12 siang saya dikabari oleh kawan saya, Netty, kalau saat ini sudah bisa check in ke Tebu Hotel. Saya pun segera bergegas ke Tebu, meletakkan barang-barang sambil istirahat sebentar untuk kemudian mencari makan siang.

Bila pembaca pernah mendengar nama Bebek Kaleyo, Kawan saya, Netty merupakan owner dari Bebek Kaleyo yang saat ini sudah mempunyai beberapa cabang di Kota Bandung. Jadi kapan lagi kalau kali ini tidak loading dengan menikmati menu-menu bebek di Kaleyo.


Kalau saya bilang menu olahan bebek di Kaleyo enak banget siapa coba yang mau protes. Hanya kali ini saya harus menahan diri, agar porsi karbo tetap lebih banyak daripada bebek yang berlemak. Kok malah me-review bebek? Baiklah …
Mulai!

Gear lomba saya persiapkan baik-baik sebelum saya tidur malam sebelum lomba. Gear Utama saya adalah: Racing Shoes Mizuno Wave Duel Neo, COROS Pace 2, Summit Race Short, Adidas Performace angkle shock, ASPRO Elite singlet, Coast to Coast Cap, Goodr Sun Glasses, Masker, dan beberapa printialannya. Saya memasang BIB ke jersey saat itu juga untuk mengurangi kerempongan pagi menjelang race.
Sebagaimana malam-malam sebelum perlombaan lainnya menjelang Pocari Run Indonesia 2022 saya mengalami runsomnia. Mungkin sekitar jam 2 dini hari saya benar-benar sudah tidak bisa tidur. Memanfaatkan waktu saya pun mempersiapkan segala sesuatunya dan memastikan tidak ada yang terluput.
Karena jarak antara race village Gedung Sate dengan Hotel Tebu dimana saya menginap hanya berjarak 300 an meter, mulanya saya berencana berangkat sesudah shalat subuh. Akan tetapi sulit untuk menolak ajakan Netty berangkat dengan berjalan kaki pada pukul 4 menjelang subuh.
Keluar dari hotel saya langsung bertemu dengan para pelari yang berjalan menuju race central. Kami pun bergabung di antara mereka. Tidak perlu waktu lama untuk tiba di pintu belakang Gedung Sate, sayangnya pintu belakang tertutup untuk masuk. Kami pun harus berjalan memutar untuk akses masuk ke race central melalui pintu depan Gedung Sate.
Perlu cek suhu dan check in dengan aplikasi Peduli Lindungi sebelum para peserta lomba dipersilakan masuk ke race central. Sambil berjalan saya mengamati dimana letak toilet, drop bag, akses ke start area dan lain-lain. Saat itu saya bergegas saja mencari musala untuk shalat subuh sampai oleh petugas saya diarahkan untuk menuju Masjid di kompleks Gedung Sate yang luas.

Jamaah Subuh di Masjid ini saya lihat kebanyakan adalah pelari peserta Pocari Sweat Run Indonesia 2022 kategori Marathon dan Half Marathon. Saya bersyukur sambil berharap shalat Subuh dilaksanakan dengan bergegas. Apalagi setelah melihat Coach Agung Gantar mengkomunikasikannya kepada mungkin takmir masjid.
Saya menuju drop bag setelangah mengemasi perlengkapan shalat dan mengenakan kostum lari lengkap. Proses penitipan barang di drop bag berlangsung cepat dan tanpa banyak antrian yang menunggu. Sedikit berbeda dengan toilet dimana saya perlu mengantri sampai sekitar 10 menit.
Dari toilet di dekat dropbag menuju start area menurut saya kurang terpasang tanda-tanda arah yang jelas dan memadahi. Atau entah apakah karena saat itu saya merasa tergesa-gesa.
Mungkin sudah seribuan pelari yang bersiap start di start area ketika saya tiba. Saya pun merangsek untuk bisa menuju Pen B sesuai nomor dada yang saya pakai. Seru sekali. Apalagi ketika saya melihat tidak begitu banyak pelari yang berdiri di Pen A. Saya pun tidak segan untuk merangsek ke sana dan berfoto-foto dengan kawan kawan dan atlit – atliet elit kebanggaan bangsa.


Terus terang saya larut dalam euforia di garis start sampai tidak mendengarkan apa saja yang disampaikan di announcement. Tahu-tahu sudah hitung mundur menjelang flag off. Menjelang flagoff saya tetap berada di Pen A tetapi mengambil posisi sadar diri dengan mundur ke belakang, untuk memberi kesempatan kepada para pelari cepat.
Kota Bandung minggu pagi itu bercuaca sangat sejuk bersanding dengan jalanan kota yang beraspal mulus merupakan sebenarnya godaan untuk langsung berlari gaspol. Saya pun tidak luput dari godaan yang melenakan itu.
Sayangnya pengendara di jalan-jalan di kota Bandung pagi itu kurang begitu ramah dengan pelari. Berselang beberapa menit dari garis start para pelari sudah disambut cheering berupa auman klakson berbagai jenis kendaraan. Apalagi setelah saya mulai menginjak pertengahan rute lomba, di jalan yang sudah dipasang cone – cone pun saya tidak jarang harus beradu siku dengan mobil dan sepeda motor.


Tantangan terbesar bagi pelari half marathon di Pocari Sweat Run Indonesia 2022 tertama yang berharap finish time sub 1.30 berada di sekitar km 17. Setelah km 17 pelari half marathon harus berbagi rute dengan pelari 10K pace lambat. Ini sangat menyulitkan. Saya terpaksa beberapa kali melompati cone pembatas dengan resiko benturan kendaraan pelalu lintas hanya untuk mempertahankan pace.
Saya kira ini PR besar bagi race organizer untuk mensiasati rute pada perlombaan yang akan datang.
Bagaimana dengan water station di sepanjang rute half marathon? Saya rasa tidak ada yang perlu dikomplain terkait water station di sepanjang rute. Baik Pocari Sweat maupun air mineral tersedia melimpah di setiap water station. Masing-masing disajikan dalam cup kertas 150ml. Penyajiannya pun dilakukan dengan cepat dan sigap sehingga pelari tidak perlu mengantri atau berebut dengan pelari lain yang sedang beradu dengan waktu.
Akan tetapi apakah karena lupa atau tidak, di sepanjang rute half marathon saya tidak menemukan fruit station atau gel station. Untuk lomba jarak setengah marathon saya sendiri memang tidak merasa membutuhkan untuk mengkonsumsi buah atau energy gel selama berlari.
Bila saya merasa membutuhkan energi tambahan, maka “energy” yang timbul atas kehadiran fotografer baik yang official maupun yang non official. Setiap melihat ada fotografer atau orang membidikkan lensa kamera segala lelah dan lebih saya sekejab hilang. Saya bisa memeragakan pose apa saja secape apa saya berlari.
Rute Lomba Pocari Sweat Run Indonesia 2022 kategori half marathon

Untuk lebih detil silakan klik link di strava ini: https://www.strava.com/activities/7517958056
Finish line
Menurut saya finish line Pocari Sweat Run Indonesia 2022 biasa-biasa saja. Tidak banyak cheering yang saya rasakan menjelang garis finish. Entah karena saat itu dengan finish time saya sekitar 1 jam 38 menit berbarengan dengan rombongan finish pelari 10K sehingga perhatian terpecah atau memang desain cheering yang kurang baik.
Melintasi garis finish para pelari berjalan menuju tenda refreshment yang cukup berjarak dari finish gate. Menjelang refreshment tend ini para pelari diberikan sebuah finisher medal dan kemudian mendapatkan satu tote bag paket refreshment. Paket refreshment itu terdiri dari kalau saya tidak salah ingat: 1 botol Pocari Sweat, Soy Joy, 1 botol Salonpas Jetspray, dan 1 buah pisang.
Race Area
Apa yang menarik di race central adalah back drop untuk berfoto foto. Saya melihat begitu banyak pelari yang antri berfoto di depan back drop tempat berfoto-foto. Kalau saya sendiri lebih menikmati berfoto foto dan ngobrol ngobrol dengan teman sesama pelari.



Daya tarik berikutnya menurut saya adalah both both sponsor. Ada banyak sekali both sponsor yang bisa dikunjungi di sana. Diantaranya adalah both Salonpas, both Garmin, Both Pocari, dan tidak ketinggalan both dari Mizuno, brand yang selama ini mensponsori latihan saya.
Panggung utama adalah salah satu hal paling menarik. Karena menampilkan pertunjukan GIGI band memang iya, para pelari terpesona dengan penampilan mereka sampai melupakan siang yang semakin terik. Apa yang sebenarnya saya tunggu adalah winner awarding, karena salah satu kawan, Nur Shodiq saya berhasil meraih podium 2 kategori half marathon dengan catatan waktu yang membanggakan: 1 jam 10 menit.
Sayangnya hadiah lomba di Pocari Sweat Run Indonesia 2022 tergolong kecil, kalau boleh saya bilang amat kecil. Hadiah untuk Podium 2 kategori Half Marathon hanya Rp 6.000.000,-. Tekor bila para pelari memperhitungkan biaya perjalanan kami dari daerah, belum lagi kalau kami menghitung biaya latihan persiapan lomba.
Semoga tahun depan pihak Pocari Sweat Run Indonesia mendapatkan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mau memberikan hadiah yang lebih manusiawi bagi para pelari dan atlet-atlet Indonesia.
Jadi secara keseluruhan saya memberi skor 7/10 untuk Pocari Sweat Run Indonesia 2022. Race di kota Pariangan ini sudah mempunyai modal untuk menjadi race yang bagus namun demikian masih banyak ruang untuk mendapatkan perhatian dan perbaikan agar lomba pada tahun 2023 lebih baik dalam memberikan experience bagi para pelari di tanah air.
Perbaikan yang paling urgen menurut saya adalah perbaikan rute lomba agar menjelang garis finish rute tidak campur baur dengan lomba berbagai kategori, prioritas berikutnya adalah sterilisasi rute dari lalu lintas kendaraan dan penambahan marshal di titik titik rawan, kemudian mengenai pendistribusian racepack mungkin ke depan sudah bisa mempersiapkan racepack collection central, dan yang tidak kalah penting adalah hadiah lomba yang lebih masuk akal dan manusiwi.