Senin pagi, 17 September 2018, ribuan pelajar dan para pendampingnya sudah menyesaki gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Para pelajar dan pendamping yang merupakan perwakilan dari propinsi – propinsi dari Aceh sampai Papua itu bersiap mengikuti pembukaan Olimpiade Siswa Nasional XI 2018 yang diselenggarakan di kota pelajar.

Saya dan rekan-rekan blogger dan youtuber di kota ini merasa beruntung mendapat undangan untuk turut hadir memeriahkan dan mendukung event nasional yang digelar setahun sekali. Tentu saja sebagai pegiat media online dukungan yang bisa kami berikan adalah turut memeriahkan dan mengabarkan keseruan kegiatan adik-adik kita ini kepada netizen. Di antaranya dengan menulis blogpost ini, me-live tweet, ig story dan kanal-kanal media sosial lainnya.

Optimisme dan nuansa amat muda terasa memenuhi gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang luas dan megah. Itulah yang kami rasakan ketika memasuki gedung, berbaur bersama ribuan anak bangsa, generasi muda yang kami yakin siap mengibarkan bendera Indonesia di berbagai ajang olah raga.

Suasana semakin pecah ketika di panggung utama ditampilkan pergelaran tari Manggala oleh siswa siswi SMK N 2 Kasihan Bantul menyambut kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Prof Dr Muhajir Effendi bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Olimpiade Siswa Nasional XI 2018 di Yogyakarta yang diikuti oleh diikuti 4.423 orang yang terdiri dari siswa atlet (1.938 orang), offisial (306 orang), pendamping (510 orang), pembina (204 orang), wasit dan asisten wasit (1.057 orang), dan panitia dan fasilitator (408 orang) serta memperebutkan 138 medali emas, 138 medali perak dan 172 medali perunggu ini memang akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhajir Efendi.

Masih dalam euforia Asian Games 2018 yang mana sebagai negara penyelenggara, Indonesia pun turut menorehkan prestasi terbaik sepanjang masa di kancah Asia, Prof. Muhajir menyemangati siswa – siswi yang akan berlaga di ajang O2SN agar senantiasa optimis.

Menurut Pak Muhajir, prestasi para atlet nasional harus bisa memotivasi para peserta O2SN untuk mengukir prestasi. Pada Asian Games 2018 , Indonesia berhasil menempati urutan ke-4 se Asia dengan raihan 32 emas. Padahal pada Asian Games 2014, Indonesia hanya berada di peringkat ke-17 dengan raihan 4 medali emas.

Apa yang menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan lebih membanggakan adalah bahwa beberapa atlet penyumbang raihan medali emas merupakan alumni Olimpiade Olahraga Siswa Nasional pada tahun – tahun sebelumnya.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional kali ini merupakan yang ke-11. Bertemakan “Aktualisasi Potensi, Bakat dan Prestasi Siwa”, Diselenggarakan untuk memberikan wadah bagi siswa siswi SD/ MI, SMP/ Mts, SMA /MA dan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mengasah dan mencetak prestasi terbaik mereka di bidang olahraga.

Pelibatan siswa siswi penyandang difabilitas di Sekolah Luar Biasa merupakan inklusifitas ajang bergengsi tahunan O2SN dimana olahraga dan prestasi seharusnya memang untuk semua. Pengucapan janji atlit dan wasit merupakan bagian yang mengharuskan dalam gempita opening ceremony ini. Kita bersama-sama melihat bahwa pembacaan janji ini pun diwakili salah satunya oleh atlit difable berkursi roda.

Gelaran ini akan berlangsung selama sepekan ke depan, mulai tanggal 16 – 23 September 2018. Masing-masing cabang olah raga akan dipertandingkan di berbagai venue di propinsi DI Yogyarta diantaranya GOR UNY, GOR Lembah UGM, GOR AAU dan lain-lain.

Mengangkat kearifan lokal Yogyakarta, pembukaan Olimpiade Siswa Nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Muhajir Efendi dengan melepaskan panah tradisional atau jemparing. Dan dengan demikian maka ajang O2SN ke-11 di Yogyakarta ini resmi dibuka.

Sementara dari pinggir arena kami siap bertugas menyukseskan O2SN dengan mengabarkan kepada masyarakat dan netizen. 🙂

Foto by Ika Puspita