Bertempat di Hotel Royal Ambarukmo, Selasa sore kemarin ( 21 Juni 2016 ) saya menghadiri undangan gathering dan buka bersama yang diadakan oleh PT Brother International Sales Indonesia.
Bagi yang belum tahu, Brother merupakan perusahaan yang bergerak utamanya di bidang alat-alat perkantoran ( Office Equipment ). Mendengar orang menyebut merk Brother saya sendiri langsung teringat dengan sebuah mesin ketik. Meski entah dimana saya dulu pertama kali melihat mesin ketik ( atau pita mesin ketik ) bermerk Brother.

Esther Ranni Prahesti – Marcoom Digital & PR Brother Indonesia (foto oleh Bagus Gowes)
Sebetulnya saya sendiri belum tahu banyak tentang merk Brother dan apa saja produknya. Sampai dalam acara gathering itu, Esther Ranni Prahesti (Marcomm – Digital & PR PT Brother International Sales Indonesia) menjelaskan sejatinya Brother merupakan Perusahaan Jepang yang sudah berusia ratusan tahun, perusahaan yang memproduksi alat-alat perkantoran sekaligus mempunyai produk mesin jahit yang terkenal.
Serius, Brother juga punya produk mesin jahit yang ternyata banyak dikenal orang. Teman-teman saya gathering yang perempuan ternyata mereka tidak asing dengan mesin jahit merk Brother. Khusus produk mesin jahit ini membuat saya penasaran apa hubungan antara menjahit dengan perkantoran. Ini mungkin ada kaitannya dengan budaya orang-orang kantoran di Jepang?
Baru-baru ini, produk alat perkantoran utama dari Brother adalah Printer. Baik printer inkjet maupun laser, baik yang single function maupun multifuction. Beda Brother dengan beberapa pabrikan printer kebanyakan adalah Brother lebih menyasar pada captive market Office, bukan home printing seperti merk merk tetangga.
Nah, kebetulan saya sendiri saat ini sedang menimang-nimang sebuah printer untuk kantor.
Printer untuk kantor yang saya inginkan adalah Printer yang network ready. Bisa dikoneksikan ke jaringan kantor baik melalui jaringan kabel maupun secara wireless. Tanpa melalui sebuah komputer yang didedikasikan sebagai print server. Bila menggunakan komputer sebagai printer server sebenarnya hampir semua printer bisa. Tetapi masalahnya adalah repot di sisi maintenance. Padahal untuk hal seperti ini di kantor saya biasanya tanggung jawab otomatis melekat pada saya. 😀
Syarat yang kedua adalah Printer yang tidak mudah paper jam. Paper Jam adalah kendala serius ketika saya di kantor memasang Printer yang dibagi pakai melalui Jaringan. Paper Jam membuat kerja sangat efisien.
Bayangkan bila harus beranjak dari tempat duduk untuk mengatasi kertas macet. Kemudian kembali ke meja kerja untuk mengulang proses mencetak. Kalau hal seperti ini sering terjadi maka karyawan akan ogah memakai printer bersama. Mereka akan jadi lebih suka memasang satu printer di setiap meja karyawan.
Penggunaan satu printer di setiap satu meja karyawan jelas tidak efisien di sisi biaya. Selain meja kerja akan menjadi penuh dan tidak rapi.
Syarat saya yang ke-3 adalah printer jaringan yang bisa di setup Multi User. Dengan setup multi user saya menginginkan pada setiap akhir bulan bisa diketahui berapa volume mencetak, siapa paling banyak mencetak, bagaimana membatasi kuota mencetak tiap karyawan, dan pengaturan yang lain.
Membatasi kuota mencetak ini penting. Karena masalah saat ini kebiasaan karyawan adalah sembarangan mencetak. Dokumen yang belum dikerjakan dengan teliti sudah buru-buru dicetak. Mereka mencetak tanpa berpikir dua kali. Dampaknya adalah sampah kertas yang menumpuk. Ini tidak go green. Kantong plastik saja dibatasi kok sembarangan mencetak dibiarkan.

Demo Multi User Managemen Printer Brother (foto oleh Nashirulah Sitam)
Ketika persyaratan printer yang saya kehendaki ini kemarin saya tanyakan ke pihak Brother. Dan oleh David dari Brother saya dijelaskan dan ditunjukan demo setup printer multi user ini. Keren.

Salah Satu Multifunction Printer dari Brother yang mendukung Multi User Setup (foto oleh Bagus Gowes)

Hasil Cetak Direct Printing Printer Brother. Foto dipotret dengan iPhone 6s (foto oleh Bagus Gowes)
Printer-Printer yang network ready dan punya fitur multi user setup ini tertera dalam Brosur yang dibagikan. Saya baru baca belakangan setelah mendapatkan penjelasan dari David. Memang sih, fitur multi user tidak dijelaskan mendetil di brosur.
Hihi, foto brosurnya ternyata miring. Ini saya sengaja. Biar tulisannya tidak terlihat terlalu kecil. Membacanya dengan memelengkan kepala tidak apa-apa. Enaknya ya dibaca pakai iPad. Tinggal miringin iPadnya langsung enak dibaca.
Kalau sudah mantab nimang-nimangnya dan siap dengan bekal anggaran dari pak bos, kelak tinggal berangkat ke Computa (saya kan tinggalnya di Jogja). Secara Computa merupakan dealer resmi produk-produk Brother?
Produk produk Printer Brother juga bisa dikulik di website Brother Indonesia di link: Brother Multifunction Printer
Nyimak mas
Ping balik: Mencuci Helm | Gadget, Running & Travelling Light