
ASUS Zenfone 3 Deluxe
Setelah melewati beragam rumor akan seperti apa spefisikasi, desain dan harga Zenfone 3, ASUS pun membeberkan penerus Zenfone 2 ini di ajang Computex 2016 di Taiwan. Sejumlah rumor tentang si pembawa bendera ASUS ini terbukti ada benarnya. Sebagaimana rumor, kebanyakan salah itu biasa.
Apa yang paling mengejutkan adalah bahwa penerus flagship Zenfone 2 ternyata bukanlah Zenfone 3. Melainkan Zenfone 3 Deluxe. Di ajang Computex 2016 itu ASUS memang mengumumkan 3 varian Zenfone, yaitu Zenfone 3, Zenfone 3 Deluxe dan Zenfone 3 Ultra. Namun menurut saya, yang paling menarik dibahas adalah Zenfone 3 Deluxe. Maka tulisan ini saya beri judul ASUS Zenfone 3 Deluxe.
ASUS Zenfone 3 sendiri oleh ASUS diposisikan sebagai smartphone menengah (mid end). Begitu pula dengan Zenfone 3 Ultra. Saya bisa langsung mengatakan demikian dengan mudah hanya dengan melihat chipset yang digunakan yaitu Snapdragon 615 (untuk Zenfone 3) dan Snapdragon 652 untuk Zenfone 3 Ultra.
Sekarang mari kita mengulik lebih detil apa saja peningkatan Zenfone 3 Deluxe dari si pendahulu ASUS Zenfone 2:
Body dan Desain ASUS Zenfone 3 Deluxe
Desain merupakan bagian yang diberi perhatian lebih oleh ASUS. ASUS menginginkan sebuah desain yang tidak hanya keren dan kekinian. ASUS ingin memberikan penampilan yang kokoh terhadap ASUS Zenfone 3 Deluxe dengan mengusung body bermaterialkan sepenuhnya dari metal.

ASUS Zenfone 3 Deluxe fully metal material
Bandingkan dengan ASUS Zenfone 2 yang menggunakan body berbahan plastik. Dengan body berbahan plastik menurut saya Zenfone 2 yang mengusung desain cekung terasa ringan dan nyaman digenggam. Permasalahannya adalah ketika Zenfone 2 digunakan cukup lama tanpa softcase.

ASUS Zenfone 2 fully plastic material
Sisi pinggir ASUS Zenfone 2 yang lebih tipis mudah sekali tergores, terbaret ketika mungkin beradu dengan barang lain seperti kunci yang sama-sama mengisi tas atau saku. Proteksi Corning Gorilla Glass 3 hanya tangguh melindungi layar 5.5″ Zenfone 2. Bukan dirancang untuk melindungi sekujur tubuh Zenfone 2.
Dengan menggunakan material metal sepenuhnya, mungkin ASUS mengharapkan sisi tepi tergores tidak terjadi lagi untuk Zenfone 3 Deluxe.
ASUS Zenfone 3 Deluxe beralih ke Snapdragon 820
Saya tidak mengira secepat ini ASUS meninggalkan Intel Atom. Saya tidak tahu apakah mulai tahun ini ASUS telah meninggalkan Intel sepenuhnya di semua lini smartphone dan tablet, atau untuk smartphone flagship -nya saja.

Qualcomm Snapdragon 820
Keputusan ASUS menggunakan Snapdragon 820 bisa jadi untuk mengambil posisi aman setelah melihat hampir semua flagship terbaru dari berbagai brand saat ini berbondong-bondong menggunakan chipset termutakhir dari Qualcomn ini.
Penggunakan chipset Intel Atom (Zenfone 2 menggunakan Intel Atom Z3580 dan Z3560) diakui memang bisa menurunkan biaya produksi secara signifikan dengan segala konsekuensi.
Konsekuensi itu mulai dari yang paling mudah dirasakan pengguna yaitu smartphone mudah panas. Game-game yang membutuhkan kemampuan pengolahan grafis secara intens pun banyak yang kurang mulus dijalankan.
Pengalaman saya malah terjadi dalam hal-hal remeh seperti memutar file video. Ada beberapa file video yang tidak lancar diputar di tablet berporcessor Intel. Padahal saya sudah memasang beragam software Video Player.
Kemampuan olah grafis yang terbatas dari smartphone ber-chipset Intel, apabila kita jeli, sampai bisa dirasakan di Camera. Camera jadi tidak mempunyai kemampuan merekam Video 4K, Video Slo-Mo 60 p, 120 p, apalagi 240 p. Fitur foto HDR Image pun biasanya tidak akan bekerja cepat dan maksimal.
Itu tadi apa yang paling mudah dirasakan oleh pengguna. Sedangkan bagi pabrikan, menggunakan chipset Intel sebenarnya tidak kalah repotnya. Chipset Intel seperti Atom Z3580 belum dilengkapi dengan Modem, GPU, fast charging modul dan lain-lain. Artinya pabrikan harus merakitnya dengan komponen-komponen terpisah. Berbeda dengan chipset-chipset buatan Qualcomm yang kesemuanya sudah built-in.
ASUS Zenfone 3 Deluxe: Display AMOLED 5.7″
ASUS Zenfone 3 memutuskan untuk menggunakan ukuran layar yang menurut kebanyakan orang tidak wajar, yaitu 5.7″. Sama-sama mengusung resolusi 1920 x 1080 pixel namun 0.2″ lebih luas dibanding pendahulunya, Zenfone 2.
Kerapatan layarnya memang sedikit berkurang, tapi kali ini ASUS menggunakan jenis layar AMOLED yang jauh lebih baik dibandingkan LCD. ASUS mengklaim display Zenfone 3 Deluxe mempunyai contrast ratio 3000:1, atau setara dengan layar Televisi.
Mengulik layar ASUS Zenfone 3 Deluxe yang lebih luas, saya jadi teringat akan Samsung Galaxy S7 dan beberapa smartphone flagship yang memutuskan untuk mengusung layar yang lebih kecil. Samsung Galaxy S7 menggunakan layar 5.1″ namun menggunakan layar yang lebih rapat, yaitu 1440 x 2560 pixel.
Memang, mengenai berapa ukuran layar smartphone yang paling nyaman, keputusan akhirnya berada di tangan pengguna.
Camera Sony IMX 318
Keputusan ASUS menggunakan sensor Sony IMX 318 adalah bukti keseriusannya untuk membawa pengalaman memotret terbaik ke dalam ASUS Zenfone 3 Deluxe. Sensor berukuran 1/2.6″ ini tidak tanggung-tanggung dilengkapi dengan lasser/phase detection autofocus (hybrid), OIS 4 axis dan dual tone LED flash.
Lagi-lagi keputusan ASUS untuk menggunakan camera dengan resolusi yang jauh lebih tinggi ini berbeda dengan keputusan Apple iPhone dan Samsung Galaxy S7.
Dua kompetitor yang saya sebut ini menggunakan sensor camera 12 MP untuk flagship mereka masing-masing. Hampir setengah resolusi yang digunakan oleh Zenfone 3 Deluxe. Mereka berpendapat ukuran pixel yang lebih besar akan menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik. Sony sendiri sebagai pembuat sensor Camera yang digunakan oleh ketiga brand ini mengatakan bahwa ukuran pixel yang lebih kecil tidak akan menurunkan kualitas foto.
Untuk diketahui IMX 318 yang mengusung resolusi 22.5 MP (mudahnya dibulatkan menjadi 23 MP) dalam sensor seluar 1/2.6″ mempunyai ukuran 1.0 um (micro meter) untuk tiap pixelnya. Sedangkan IMX 260 yang digunakan Samsung Galaxy S7 menempatkan 12MP di dalam sensor yang sama. Berarti tiap pixel berukuran kira-kira 1.4 um (micrometer).
Hasil akhir suatu foto memang ditentukan oleh banyak faktor. Selain sensor, lens kit, Image Signal Processor chip, juga software yang dibenamkan ke dalam smartphone. Mana yang terbaik tentu hanya bisa diketahui setelah kita menjajalnya untuk memotret di medan yang sebenarnya.
Dengan kapasitas memory internalnya yang sampai 256 GB dan sampai 6 GB RAM yang digunakan tentu saya sangat tertarik untuk menjajal ASUS Zenfone 3. Saya ingin menjajalnya untuk menantang Camera Zenfone 3 Deluxe untuk membuat sebuah Vlog/Video Blog.
Ngeri ASUS Zenfone 3 trus melakukan pemutakhiran. Jadi yang punya asus mereka lama, pengen beli yang baru hehe
Semoga lekas ada rejeki untuk meminang Zenfone 3 deluxe mas
Wow…mantab…
https://ninja150ss.wordpress.com/2016/06/07/cara-inrayen-sepeda-motor-baru-yang-benar/
Menurut saya RAM 6 GB itu berlebihan ya? Atau memang karena Android sangat rakus memori?
BTW, Asus banyak sekali bloatware-nya 😦
Apakah Android memang rakus memori? Karena berapa pun besar RAM yg dipunyai smartphone Android yang saya pakai rasanya selalu kurang. Mungkin google perlu melakukan sesuatu untuk OS ini. Biar efisien seperti iPhone.
Bloatware. Semoga Asus mendengar keluhan pengguna. Bloatware agar bisa dihilangkan. Saya juga sebel
maaf sebelumnya oot gan, pengen nanya, kalo hp asus zenfone 2 laser udah di root trus pengen di apgred ke android baru bisa nggak tuh ?
bisa, tapi diflash dulu lagi dengan rom/firmware yang tidak di root, habis itu baru di upgrade 🙂
Sebagai pengguna asus, sejauh ini sih cukup nyaman ya aku makenya
Lalu membaca review ini, kok yo rasanya pengen ganti lagi sama zenfone 3 deluxe hehehehe
menabung dulu mbak, mungkin masih agak cukup lama untuk nyampai di Indonesia nya
Hahaha siaaaaap
Sekarang pake ini dululah
wah asus lagi ya. kalau ada yg gak kepake kirim ke bekasi ya 🙂
Keren dan stylist banget…..kalau ada disc. 50% gt info ya…mau beli 😀
hahaha iya pendar, kalo 50% disc aku juga mau beli wkwkwkwk