Blogger dan Netizen Jogja Berbicara 4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

Beberapa hari yang lalu saya mendaftarkan diri untuk acara ngobrol bareng MPR RI melalui Komunitas Blogger Jogja. Ketika saya mendaftar saya belum mengetahui gambaran utuh kira-kira akan seperti apa acara ngobrol bareng itu diselenggarakan. Gambaran yang muncul pada saat itu, acara pasti berlangsung santai dan ramah. Mengingat ada kata “ngobrol bareng’ dalam tajuk acaranya. Inilah yang sebenarnya mendorong saya untuk mengikuti acara ini untuk mengenal lebih dekat Majelis tertinggi di negara saya.

Acara ini akan diselenggarakan di Hotel East Parc Yogyakarta dan akan berlangsung selama 2 hari 1 malam(18-19 Maret 2016). Artinya saya harus cukup persiapan untuk menghadiri acara yang cukup jauh dari rumah saya di Gunungkidul.

Acara NETIZEN JOGJA NGOBROL bareng MPR RI dibuka sendiri oleh Ketua MPR, Zulkifli Hasan. Beliau pula yang mengisi acara pada sesi pertama siang hari tanggal 18 Maret 2016 itu.

Dari pembukaan dan paparan yang disampaikan oleh Pak Zulkifli Hasan, saya mulai mendapatkan gambaran lebih mengenai acara ngobrol bareng ini. Acara ini bertemakan 4 Pilar MPR untuk netizen. Sebagai bagian dari Sosialisasi 4 Pilar MPR.

Berbicara mengenai 4 Pilar sebenarnya saya bingung. Mengingat beberapa waktu yang lalu 4 Pilar Kebangsaan telah dibatalkan (dihapuskan) oleh Mahkamah Konstitusi. Paparan Pak Zulkifli Hasan terus berlangsung mengantarkan akan pemahaman bahwa 4 Pilar MPR berbeda dengan 4 Pilar Kebangsaan yang dulu pernah disampaikan oleh Taufik Kemas almarhum yang pada saat itu menjabat sebagai ketua MPR.

Kini berbicara Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, UUD 1945 sebagai konstitusi tertinggi, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara, Bhineka Tunggal Ika adalah disebut sebagai 4 Pilar MPR, bukan 4 Pilar Kebangsaan.Dengan gaya yang santai pada acara ini Pak Zulkifli Hasan menjelaskan tentang perbedaan fungsi dan kedudukan MPR antara pra dan pasca reformasi. Jujur ini merupakan peristiwa bersejarah yang luput saya ikuti. Banyak hal baru saya ketahui sekarang dari pemaparan Pak Zulkifli Hasan.
Isu-isu lain yang disampaikan oleh Pak Zulkifli Hasan adalah tentang masalah-masalah ketata negaraan kita yang perlu banyak masukan dan pembenahan, tentang 4 Pilar MPR itu sendiri, tentang wawasan kebangsaan dan nasionalisme.

Poin menarik lain yang saya tangkap dari apa yang disampaikan oleh Zulkifli adalah bagaimana merawat keindonesiaan kita, kebangsaan kita dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia.

Hilangnya GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara) pasca reformasi di sisi yang lalin menimbulkan keprihatinan tersendiri. Keprihatian berupa arah perjalanan bangsa yang dikhawatirkan”makin praktis” melenceng dari cita-cita para founding father/pendiri bangsa kita. (1)

Begitu pula dengan dipandang melunturnya rasa nasionalisme dan kebangsaan di kalangan generasi muda mau tidak mau harus diakui dan segera disikapi secara tepat dan bijak. (2)

Untuk kedua hal ini saya menangkap kehati-hatian yang diambil oleh Pak Zulkifli Hasan. Kehati-hatian yang diambil karena disadari saat ini kepercayaan masyarakat kepada MPR, DPR, Pemerintah dan Partai Politik yang sangat rendah. Saya merasa senang dan lega bahwa hal ini disadari oleh orang yang menduduki kursi tertinggi di majelis rakyat ini.

Karenanya dalam pandangan Zulkifli Hasan, penggodokan “new GBHN” ini hendaknya dilakukan tidak oleh MPR (dan DPR). “New GBHN” harus menyerap secara benar suara-suara masyarakat dan digodog oleh akademisi yang memang dipandang lebih mempunyai kompetensi dibidang itu.

Kemudian bila rumusan “new GBHN” itu berhasil dirumuskan maka akan mulai dilaksanakan oleh MPR masa bakti setelah MPR yang sekarang. Ini bertujuan agar tidak terjadi conflict of interest dan tidak terkesan mengada-ada.

Acara berikutnya dilanjutkan pada malam hari. Diisi oleh Sekjen MPR, bapak Makruf Cahyono. Dalam menyampaikan materinya, beliau mengusung kepribadian yang kalem dan santai.

Sebenarnya apa yang disampaikan oleh Pak Makruf hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh Pak Zulkifli. Perbedaannya Pak Makruf terasa lebih menguasai masalah-masalah ke-MPR-an dengan cerdas. Jadi tidak mengherankan bila Pak Makruf Cahyono diangkat menjadi Sekjen MPR yang termuda sepanjang sejarah.

Mengikuti sesi yang dipandu oleh Pak Makruf, saya tidak bisa tahan untuk tidak mengungkapkan unek-unek kepada teman semeja saya. Begini: Sebenarnya Pak Makruf Cahyono lebih cocok menjadi Ketua MPR. Bila penentuan Ketua MPR berdasarkan kepada kapasitas yang dimilikinya. Sayangnya Ketua MPR merupakan jabatan politik.

Kembali ke Pak Makruf Cahyono dengan gaya santai dan sedikit humornya, Cahyono menyampaikan bahwa acara Netizen gathering dan ngobrol bareng dengan MPR ini bukanlah acara yang diada-adakan atau sengaja mencari-cari pekerjaan. Sosialisasi 4 Pilar MPR merupakan marwah dan amanat Undang Undang. Sekaligus tugas yang diamanatkan kepada MPR yang lain adalah Memasyarakatkan Ketetapan MPR (Tap MPR) dan Menyerap aspirasi masyarakat.

Lebih lanjut dalam kalimat lebih singkat adalah bahwa MPR bercita-cita untuk menjadikan dirinya sebagai: rumah kebangsaan, mengawal Ideologi Pancasila dan menjaga kedaulatan rakyat.

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

Acara ketiga berlangsung pagi ini. Mengangkat topik yang cukup berat. Tentang radikalisme. Memang banyak orang berpendapat bahwa radikalisme erat kaitannya dengan rendahnya wawasan kebangsaan dan menurunnya kadar nasionalisme yang terjadi pasca reformasi. Terlepas dari banyaknya perbaikan yang dibawa oleh gerakan reformasi 1998.

Pengisi materi ini adalah bapak TB Soenmandjaja. Bapak Soenmandjaja menyampaikan materi yang sebenarnya berat ini secara membumi. Mudah diikuti, menyenangkan dan santai. Menurut saya isi materinya sendiri tidak akan jauh berbeda dengan penataran-penataran P4 yang seumur hidup saya pernah mengikuti dua kali. Yaitu pada jaman SMP dan pada jaman masuk SMA. Penataran-penataran P4 yang entah apa manfaat yang saya dapat selain memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah baru saya saat itu. Namun bukan tanpa berbekas sama sekali. Sejujurnya itu semualah bibit bibit nasionalisme yang ada dalam dada saya ada sampai sekarang.

Dari ketiga pemateri itu apa yang saya tangkap sebenarnya ada benang-benang merahnya. Yaitu bagaimana mengembalikan rasa nasionalisme, mengembangkan jiwa kebangsaan demi keutuhan Indonesia kita.

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

Ini bukan semata-mata tanggung jawab MPR itu sendiri (meski yang diamahi oleh Undang Undang memang adalah MPR) melainkan tanggung jawab semua elemen bangsa. MPR, DPR, Pemerintah dan Masyarakat termasuk netizen seperti kita.

Iya termasuk kita!

10274154_10206133581610307_488057732296633831_n

 

Iklan

5 komentar di “Blogger dan Netizen Jogja Berbicara 4 Pilar MPR dan Masa Depan Indonesia

  1. wah sayangnya kemarin tidak bisa ikut karena siaga 1 istri, btw seru pasti mas acaranya..yang jadi prihatin inget khasusnya Saskia Gotik klo inget beginian..sedih

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s