Hidup hemat sudah diajarkan kepada kita sejak kecil. Di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat anjuran untuk berhemat mudah sekali kita temukan. Hemat pangkal kaya adalah salah satu bentuk anjuran hidup hemat dalam bentuk kata-kata mutiara yang banyak tertera di buku-buku tulis dan di tempel di dinding-dinding kelas sekolah dasar. Anjuran hidup hemat dalam bentuk lisan seringkali kita datang sebagai nasihat yang datang secara membosankan dari orang tua kita, terutama dari ibu, hihi. Saking pentingnya hidup hemat dianjurkan, lagu pun digunakan untuk membawa pesan ini. Ada yang ingat ngga, apa judul lagu anak-anak jaman kita yang membawa pesan hidup hemat?
Saya kira ajaran (atau anjuran) untuk hidup hemat berawal dari ide untuk menggunakan apa yang kita punya secara lebih bijak. Hidup hemat berbeda dengan pelit. Hidup hemat berawal dari kesadaran bahwa apa yang kita miliki selalu terbatas, ada batasnya dan bisa habis. Ajaran hidup hemat selalu relevan dimana-mana karena pengetahuan koloni manusia menyakini bahwa luas bumi yang kita huni tidak akan pernah bertambah sedangkan manusia terus beranak pinak.
Sayangnya, meski hidup hemat sudah diajarkan dan dinasihatkan secara turun temurun, manusia seringkali melupakannya, atau mengabaikannya. Keabaian manusia akan ajaran hidup hemat itu mudah sekali ditemukan di lingkungan dimana saya tinggal. Entah di lingkungan dimana Anda tinggal. Berbeda ya?
Tiap hari kira-kira pukul setengah tujuh pagi dalam perjalanan saya meninggalkan rumah, saya sering kali melihat lampu-lampu penerangan di jalan dan di teras-teras rumah warga masih menyala belum dimatikan. Padahal lingkungan dimana saya tinggal adalah di wilayah tropis Indonesia dimana jam enam saja matahari sudah tinggi. Kran-kran pengisi kulah di toilet-toilet umum pun saya dapati sering lupa ditutup dan air meluber mengalir kemana-mana. Padalah ini di Gunungkidul dimana pada musim kering kekurangan air selalu datang menjadi masalah.
Dalam dua yang saya contohkan di atas, saya kira masalahnya adalah kurang bijaknya kebiasaan orang dalam menggunakan listrik dan air. Padahal listrik dan air bukanlah sesuatu yang melimpah. Penggunaannya secara bijak adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan ketika kita sembarangan menggunakannya kemudian kita secara sembarangan pula menyalahkan pemerintah (meski bisa jadi pemerintah ada salahnya) bila kemudian terjadi pemadaman listrik secara bergilir terjadi karena kemampuan pasokan listrik PLN tidak lagi mencukupi. Bukan kita kemudian merengek-rengek minta bantuan air bersih kepada pemerintah dan donator bila ketersediaan air bersih di lingkungan kita kekurangan karena kekeringan atau terjadi pencemaran air. Toh masalah kekurangan air bersih terjadi dimana-mana di Indonesia. Konon prosentasi masyarakat Indonesia yang belum bisa menikmati pasokan air bersih secara cukup masih besar.
Listrik dan air di atas hanya sedikit contoh saja. Melalui tulisan blog ini, saya mengingatkan terutama kepada diri saya sendiri mengenai pentingnya hidup hemat. Mengingatkan saya sendiri bahwa seyogyanya saya tidak meninggalkan sisa air minum di gelas dan mengambil makan secukupnya saja sehingga tidak meninggalkan sisa di piring dan di meja makan, tidak menghamburkan bensin untuk bepergian yang tidak penting, dan lain-lain.
Ngomong-ngomong, bagaimana sih cara menghidupkan kesadaran hidup hemat yang lebih menggebrak begitu, sehingga sikap dan perilaku hidup hemat terjadi secara masal?
terima kasih juga sudah diingatkan untuk hidup hemat
Mungkin dengan meminta public Figur atau orang terkenal buat melakukan contoh sehingga para fansnya, atau masyarakat yg suka dia ikut melakukan gerakan hidup hemat. Khan byk org suka ikut ikut ya, terutama kalau orang ngetop yg melakukan 🙂
Selain bijak menggunakan sumber daya, hemat bisa berarti membeli berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan atau gengsi.
Salam
mungkin ajakan kampanye serentak di tivi-tivi
dan menggunakan aktris yang lagi di gandrungi tapi rekam jejaknya bagus 🙂
diajarkan aja kadang gak cukup. Butuh praktek dan dilakukan terus-menerus biar terbiasa
Org bsa hemat atau gak tuh ada faktor pndukungnya. Bisa dr keluarga, tetangga arau org lain.
Ya dihidupkannya mulai dr keluarga sndiri ya. Mipil.
harus bijak aja dalam membeli sesuatu 🙂 pikir2 dulu kalau mau beli.. hemat itu gampang ko hehhe
Sejak kecil saya juga selalu diajarkan hemat sama orang tua. Mulai dari air, listrik, sabun. Makanya sekarang juga begitu, anak diajarkan hemat air.
Juga para asisten. Sukaaa aja gitu lupa matikan lampu sampai siang…
kayanya harus dimulai dari lingkungan rumah dulu ya, dengan konsekwensi yang konsisten, 🙂
Saya selalu hemat loh…karena memang gak ada yg untuk di hambur2kan hehehehe
Sebuah sindiran yang tepat mas. Meskipun untuk air dan listrik sudah berhemat, tapi untuk masalah lainnya saya masih kurang bisa berhemat
Aku sempet berkunjung ke sumbawa, ada sebuah daerah yg di support oleh perusahaan tambang. Listrik dan aliran airnya gratis, nah lampu nya ngak perna di matikan, udah berkali2 di edukasi tapi tetep aja ngak di hiraukan #tragisss padahal kan ……
karena saya dari keluarga yang pas-pasan dan ayah saya selalu mengajarkan hidup hemat, jadi hidup saya terpola untuk berhemat. Hemat itu adalah hal positif, apapun yang berkaitan dengan hemat adalah sesuatu yang sederhana dan baik adanya. salut dengan tulisan-tulisannya pak